Tahukah kalian aku kini merasakan kesenangan yang tiada tara, mungkin inilah yang ibu rasakan saat menyusuri jalan panjang bak peragawati.
"Lastri gila, lastri gila, lastri miring, lastri miring!"
"Peragawati, peragawati, huuuu!!!"
Ah, anak-anak itu gak tau saja betapa senangnya jadi peragawati, sekarang aku tau alasan kenapa ibu begitu suka berjalan sejauh ini, mungkin inilah yang disebut catwalk, hanya memang sedikit panjang.
Hanya sayang ketika aku pulang tak ada yang menyambutku, tak ada yang memandikanku. Kang Jenal dan  selingkuhannya mengunci rapat-rapat rumahku. Aku sering kedinginan dan tidur di emperan rumah.
Tapi aku masih sedikit ada keinginan, aku ingin masuk ke rumahku untuk terakhir kalinya. Subuh itu aku bersembunyi sehingga mungkin mereka mengira aku sudah pergi. Saat mereka bangun pagi dan membuka pintu belakang aku menyelinap masuk dan bersembunyi di kolong tempat tidurku. Aku sabar menunggu sampai malam, aku tutup telinga saat mereka asyik masyuk di atas tempat tidurku. Sampai tiba saatnya mereka terlelap, aku keluar, aku sudah menyiapkan sesuatu untuk mereka.
Crash! Crash!!!, darah segar menyegarkan pandangan mata.
Hihihiii, sempurnalah kenikmatanku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H