Aku bersepatu baru hari itu, sedikit lebih besar dari ukuran kakiku. Karena tangisanku, ibu penjual sepatu merelakan dagangannya. Aku tidak jadi bolos, dan hari-hari berikutnya tidak lagi harus menutup sepatuku di angkot. Sepatuku bertahan agak lama, aku senang karena tidak harus mengguntung-gunting kainnya, karena saat sudah bolong kini aku bisa menambalnya dengan h***plast, si pembalut luka ;)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!