Mohon tunggu...
Intan Nur Azizah
Intan Nur Azizah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Review Artikel Pernikahan Dini di Lereng Merapi dan Sumbing

24 Oktober 2023   20:47 Diperbarui: 24 Oktober 2023   21:34 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Nama                          : Intan Nur Azizah

NIM                             : 222111361/HES 5G

Dosen Pengampu  : Muhammad Julijanto, S.Ag., M.Ag.

Judul Jurnal                       : Pernikahan Dini di Lereng Merapi dan Sumbing

Nama Jurnal                      : Jurnal Al-Ahwal

Volume dan Halaman   : Vol. 13, No. 1, Halaman 1 - 9

Tahun                                   : 2020

Penulis                                 : Julijanto, M.

Link Download                : https://ejournal.uinsuka.ac.id/syariah/Ahwal/article/viewFile/1866/1654

Reviewer                             : Intan Nur Azizah

Tanggal Reviewer           : 24 Oktober 2023

Latar Belakang                : Fenomena pernikahan dini masih terjadi di masyarakat. Penelitian Taufiq Hanafi menunjukkan bahwa upaya pencegahan pernikahan dini telah dilakukan, namun fenomena tersebut masih ada. Seperti fenomena yang terjadi di Gunung Sumbing, Kecamatan Kaliangkrik, Kabupaten Magelang, hal ini menunjukkan angka pernikahan di bawah 20 tahun di Kantor  Agama (KUA) Kaliangkrik  cukup tinggi.

Permasalahan                  : Masyarakat malu memiliki anak perempuan yang belum menikah, itulah sebabnya mengapa terjadi pernikahan dini. Baik di Selo Boyolali maupun Kaliangkrik Magelang, psikologi sosial erat kaitannya dengan masyarakat. Maka menikah dini adalah salah satu cara untuk melepaskan diri dari rasa malu tersebut. Apalagi bagi penduduk lereng Merapi, pendidikan tidak terlalu penting. Mereka berpandangan bahwa dengan tersedia lahan pertanian  dan produksi  cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari warga lereng Merapi.

Tujuan penelitian           : Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor penyebab pernikahan dini dan upaya pemerintah daerah dalam menurunkan angka pernikahan dini di lereng Merapi.

Sumber data                      : Sumber datanya berdasarkan pengungkapaan data yang  diungkapkan  responden dan data yang disampaikan dalam kata verbal.

Metode penelitian           : Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan sosiologis.

Objek penelitian               : Masyarakat yang ada di lereng Merapi dan Sumbing

Hasil penelitian                : Hasil penelitian empiris menunjukkan bahwa terdapat dua faktor penting penyebab pernikahan dini di kedua kecamatan tersebut, yaitu tradisi atau kebiasaan keluarga yang diturunkan dari generasi ke generasi dan kehamilan di luar nikah. Untuk menurunkan angka pernikahan dini, pemerintah daerah telah melakukan banyak upaya antara lain dengan meningkatkan kualitas keluarga, mencegah pernikahan dini, meningkatkan kualitas pendidikan,pendampingan permasalahan pernikahan dan meningkatkan keterampilan. Dalam upaya ini, tokoh masyarakat berperan penting dalam mempengaruhi pengurangan praktik pernikahan dini. Hal ini dibuktikan dengan dikeluarkannya surat edaran larangan pernikahan dini oleh KUA setempat. Surat edaran ini mampu menurunkan angka pernikahan dini di kedua kecamatan tersebut.

Kelebihan penelitian      : Kelebihan artikel ini terletak pada pembahasan mendalam mengenai praktik pernikahan dini di wilayah Selo dan Kaliangkrik Indonesia. Artikel tersebut juga menyebutkan penyebab pernikahan dini dan upaya tokoh masyarakat untuk mencegahnya. Artikel ini juga menekankan pentingnya partisipasi masyarakat dalam upaya pencegahan perkawinan anak. Sebagai penelitian kualitatif dengan pendekatan sosiologis, artikel ini memberikan gambaran yang baik tentang suatu permasalahan sosial yang kompleks dan memberikan informasi yang berguna bagi pembaca yang tertarik dengan topik tersebut.

Kekurangan penelitian   : Artikel ini hanya mengangkat isu pernikahan dini di dua wilayah dan hanya mengumpulkan sedikit data responden. Oleh karena itu, artikel ini belum dapat memberikan gambaran utuh mengenai praktik pernikahan dini di Indonesia secara umum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun