Memahami Krisis Identitas yang Terjadi Pada Masa Dewasa Awal
Murhima A. Kau, Nurhayati Napu, Intan Dwi Nugroho, Reinalisa Paputungan
Apakah kamu memiliki orang tua ataupun orang disekitarmu yang telah berusia 45 sampai 65 tahun? Jika ada, apakah kamu memperhatikan kondisi apa saja yang terjadi pada mereka? Usia 45 sampai 65 tahun sering juga disebut sebagai masa dewasa pertengahan atau dikenal dengan dewasa madya. Pada umumnya seseorang yang telah berada pada masa dewasa ini telah sampai pada tahap yang "tenang" dalam terminology psikososial dikarenakan telah mengharmonisasikan diri dengan pengalaman hidup yang telah mereka lalui sebelumnya. Menurut Carl. G. Jung melalui hal tersebut orang-orang akan mencari makna dan tujuan hidup dari pengalaman mereka sendiri serta dituntut untuk meninggalkan citra "kemudaan" dan mengakui mortalitas untuk memahami adanya ketidakabadian serta pada masa ini orang-orang akan meletakkan perhatian terhadap dunia batin dengan menjadi lebih religius. Usia ini juga secara tidak langsung membuat orang-orang dengan usia ini memiliki peran dalam generativitas, yaitu sifat mereka yang meletakkan perhatian dengan membimbing kepada para generasi muda karena pengaruh yang mereka miliki terhadap peran generasi baru, mereka akan merasa meninggalkan warisan yang akan berpartisipasi terhadap keberlangsungan hidup selanjutnya.
 Namun, tidak semua orang melawati tugas dan peran dengan sukses ternyata terdapat perbedaan kondisi psikososial bagi beberapa orang pada usia ini. Hal ini biasanya dikenal dengan istilah "puber kedua" loh atau kondisi sebenarnya adalah krisis identitas, krisis ini dapat terjadi pada masa paruh baya dikarenakan kesadaran mereka terhadap kenyataan bahwa mereka tidak dapat memenuhi mimpi masa muda mereka atau pemenuhan mimpi mereka tidak memberikan kepuasan sebagaimana yang mereka inginkan membuat mereka tidak melakukan beberapa peran yang seharusnya menjadi tugas pada masa dewasa pertengahan ini. Dorongan  tersebut dapat terjadi tergantung pada kondisi mental individu dan sumber daya personal masing-masing dan tidak berganutung dengan seiring bertambahnya usia. Tetapi, kejadian ini bisa diatasi dengan melakukan peninjauan kembali kepada kehidupan yang telah dilalui sebelumnya pada kondisi mental seseorang dengan menerima kenyataan terhadap kondisi mereka pada masa kini yang sedang dijalani. Orang-orang pada usia ini yang memiliki kelenturan ego berupa cerdas secara sosial terhadap isyarat interpersonal akan memiliki kemampuan lebih mudah untuk beradaptasi terhadap segala hal yang dapat menumbuhkan stress seperti cenderung untuk mengingat-ingat keinginan masa lalu yang tidak tercapai untuk bisa berfokus pada potensi diri yang ada pada usia tersebut.Â
Menurut Susan Krauss Whitbourne tahapan pada usia ini adalah sebuah proses dimana individu akan memahami karakter diri sendiri secara fisik (seperti mereka sudah tidak muda lagi), kognitif dan persepsi mengenai diri sendiri sebagai sebuah respon dari informasi yang didapatkan dalam memiliki relasi dengan situasi yang sedang berlangsung. Dalam aspek kognitif atau berpikirpun pada usia ini terbagi menjadi dua yaitu asimilasi dan akomodasi. Asimilasi merupakan usaha untuk menyesuaikan pengalaman baru mereka dengan kondisi yang sebenarnya yang tengah dijalani untuk belajar memainkan peran penting tentang dunia disekitar mereka adapun akomodasi adalah penyesuaian dalam mengubah ide-ide yang dimiliki terhadap informasi baru. Â Ini akan menjadi sebuah naratif baru dalam memandang perkembangan diri yang telah dilakukan sebagai proses yang berkesinambungan dalam menyusun perjalanan kisah hidup mereka. Pada masa dewasa pertengahan ini juga terdapatnya pertukaran gender dimana antara pria dan wanita. Biasanya mereka memiliki pembawaan peran yang berbeda dibanding sebelumnya seperti pria yang lebih memiliki sifat pasif yaitu lebih mengayomi terhadap keluarganya dan wanita yang cenderung lebih dominan dan independent.
Kesehatan Psikologis dan Kesehatan Mental Positif
Kesehatan mental bukan hanya ketiadaan penyakit mental, tetapi mencakup perasaan kenyamanan psikologis yang berhubungan dengan keberadaan diri yang sehat (Ryff & Singer, 1998). Perasaan subjektif akan kebahagiaan merupakan evaluasi seseorang atas kehidupannya (Diener, 2000). Kebanyakan orang merasa puas dengan hidup mereka, terlepas dari peristiwa menekan yang terjadi (Myers & Diener, 1995, 1996).
Dimensi Kesejahteraan Menurut Carol Ryff
Penerimaan Diri : Sikap positif terhadap diri sendiri dan masa lalu.
Relasi Positif dengan Orang Lain : Hubungan yang hangat dan memuaskan.
Otonomi : Kemandirian dalam mengambil keputusan dan menolak tekanan sosial.