Mohon tunggu...
Noorintan
Noorintan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Hi Hello!!!!

Love, trust, and hope

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Catatan Mimpi #03 - Parau

1 April 2024   11:59 Diperbarui: 1 April 2024   12:43 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Mandi dulu ahh" Ucapku setelah hampir empat jam berhadapan dengan layar terpaku

Sedikit menggeliat dan meregangkan otot, kuraih gawai yang terlihat notifnya ada seseorang yang baru saja telepon tanpa nama. Tidak aku hiraukan karena pikirku "Palingan cuma salah sambung atau palingan nnti telepon lagi kalau memang penting" kembali aku letakkan gawainya tepat di sebelah laptop.

Kulangkahkan kaki keluar kamar dengan mengkalungkan handuk dan membawa sabun perlengkapan mandi lainnya, sambil memeriksa kembali apakah ada yang tertinggal atau tidak. Karena kalau sampai ada yang tertinggal, aku tidak bisa teriak minta tolong untuk sekedar mengambilkan perlengkapan mandi yang kurang, karena yang di rumah hanya ada aku dan mama saja. Sedangkan mama sedang memasak di pawon yang jaraknya jauh.

Tiba-tiba aku sudah menginjak lantainya yang basah, lantas aku letakkan peralatan mandiku dan melepas sehelai demi sehelai pakaian yang aku kenakan belum sampai telanjang hingga aku terhenti karena menyadari aku tidak berada di kamar mandi.....................

 Lantai kamar mandinya juga bukan kamar mandi yang ada di rumahku. Aku bingung, aku tidak berani mengangkat kepalaku, aku kebingungan dan terus mempertanyakan keadaan keramik lantai yang berbeda. Kondisi air yang tingginya tepat di atas mata kaki, membuatku menyibak-nyibakkan kakiku untuk memeriksa apakah ini sungguhan atau hanya mimpi.

Kupejamkan mataku sejenak, mencoba untuk tetap tenang, berulang kali aku menarik dan menghembuskan napasku. Jantungku tak karuan iramanya, aku terus mengepalkan tangan dengan kuat hingga akhirnya aku beranikan diri untuk meluruskan pandanganku dan kubuka perlahan mataku.

Betapa terkejutnya aku ketika menyadari ternyata aku ada di dalam kolam renang yang luasnya seperti kolam renang kompetisi nasional, tingginya melebihi tinggi badanku yang hanya 160cm ini. Aku berada tepat di pojok kolam renang. Aku terus mencari tangga kolam renang, tapi polos tak ada apa-apa. Belum lagi sekitarnya menjadi gelap remang-remang, aku memperhatikan sekitar, aku takut, aku meringkuk sesenggukan karena menangis ketakutan. Belum lagi aku melihat di tengah kolam seperti black hole yang mungkin jikalau aku berpindah tempat mungkin aku sudah pindah ke dimensi lainnya. Aku kembali meringkuk dan memanggil "mama" berulang kali. Aku lelah. Pasrah.

"Ya Tuhan, semoga ini hanya mimpi" kataku dalam hati.

Suara televisi terdengar riuh dan sedikit menenangkan. Hawa dingin dan lembab yang aku rasakan sudah hilang. Aku masih sesenggukan dan masih dalam posisi duduk meringkuk. Berulang kali aku menarik dan menghembuskan napasku. Jantungku tak karuan iramanya, aku terus mengepalkan tangan dengan kuat hingga akhirnya aku beranikan diri untuk meluruskan pandanganku dan kubuka perlahan mataku.

Aku berada di ruang tv.

Baca juga: Pasung

Aku diam bingung, memperhatikan sekitar dan membangkitkan diri dari posisi sebelumnya. Lantas aku bergegas untuk kembali lagi ke kamar.

Belum, ini belum usai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun