Mohon tunggu...
intannia Ani Sagita
intannia Ani Sagita Mohon Tunggu... Mahasiswa - -

Mahasiswa STIKES Mitra keluarga

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Pengaruh Senam Lansia terhadap Tekanan Darah

20 Januari 2023   19:53 Diperbarui: 20 Januari 2023   20:26 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menurut (Ika Ramadhani and Dyah Puspita Santik, 2022) Lanjut usia/lansia adalah seseorang  yang telah mencapai usia 60 tahum ke atas . Lansia adalah proses normal menjadi tua tanpa suatu kriteria usia tertentu dimana pada usia itu mengalami berbagai macam perubahan baik peruahan molekul, sel dan perubahan kemampuan fungsi organ. 

Menurut laporan Badan Kesehatan Dunia atau WHO, hipertensi merupakan penyebab nomor 1 kematian di dunia dan dan diperkirakan, jumlah penderita hipertensi akan terus meningkat seiring dengan jumlah penduduk yang membesar. Hipertensi di Indonesia pada usia lebih dari 18 tahun sebesar 34,1 % dan tertinggi di Kalimantan Selatan sebesar 44,1%. Prevalensi hipertensi pada umur 18 tahun ke atas di Provinsi NTB yakni mencapai 24,3% (Riskesdas, 2018). 

Hipertensi merupakan penyebab paling umum terjadinya penyakit kardiovaskular dan merupakan msaah utama di negara maju maupun berkembang termasuk Indonesia (Infodatin, 2018). Kelompok lansia merupakan kelompok umur yang rentan terkena hipertensi. Walaupun peningkatan tekanan darah merupakan bagian normal dari proses penuaan, namun kondisi ini tetap harus mendapatkan pengelolaan dengan baik agar tidak mengarah kepada penyakit lain yang lebih serius atau terjadinya kerusakan organ vital yang lain.

Wanita menopause memiliki tekanan darah yang lebih tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa hormon pada ovarium dapat memodulasi tekanan darah. Dilaporkan bahwa tekanan darah sistolik dan diastolik berkaitan erat dengan usia menopause. Berdasarkan riset yang dilakukan oleh Megan Coylewright dan koleganya menemukan bahwa wanita dalam masa menopause lebih tinggi tekanan darahnya ketimbang wanita pre-menopause. 

Hal dihubungkan dengan pengurangan pada estradiol dan penurunan perbandingan rasio estrogen dan testosteron yang mengakibatkan disfungsi endothelial dan menambah BMI yang menyebabkan kenaikan pada aktivasi saraf simpatetik. Aktivasi saraf simpatetik ini akan mengeluarkan stimulan renin dan angiotensin II. Kenaikan angiotensin and endhotelin dapat menyebabkan stres oksidatif yang berujung pada hipertensi atau darah tinggi (Yantina and Saputri, 2019). 

Pengelolaan hipertensi pada lansia dapat menurunkan mordibitas dan mortalitas akibat penyakit kadiovaskular. pengendalian hipertensi dilakukan dengan perubahan perilaku antara lain menghindari asap rokok, diet sehat, rajin aktifitas fisik dan tidak mengkonsumsi alkohol. Sedangkan aktivitas fisik dapat dilakukan dalam berbagai hal salah satunya yaitu berolahraga (Dinkes Provinsi Jawa Tengah, 2017). Olahraga bukan merupakan pengobatan untuk hipertensi, akan tetapi dapat digunakan sebagai terapi tambahan untuk penderita-penderita hipertensi. olahraga yang dapat dilakukan lansia adalah Senam lansia yang memiliki pengaruh dalam tekanan darah lansia. 

Senam lansia merupakan suatu bentuk olahraga aerobic yang bermanfaat bagi para  lanjut usia. Senam lansia yang teratur dapat membantu menjaga keseimbangan tekanan darah. Tujuan dari senam lansia antara lain unuk meningkatkan daya tahan, kekuatan, koordinasi tubuh, memelihara kesehatan. Selain itu senam lansia juga dapat menunda perubahan fisiologis yang biasanya terjadi pada proses penuaan. Senam lansia dapat menurunkan tekanan darah terhadap lansia jika dilakukan 30 menit treatment selama 2 kali dalam 4 minggu (Ika Ramadhani and Dyah Puspita Santik, 2022). 

Senam Lansia sebagai salah satu bentuk aktifitas fisik dapat menurunkan tekanan darah, dimana senam sebagai bentuk olah raga dapat mempengaruhi curah jantung. Gerakan-gerakan senam kansia akan berdampak tubuh mengeluarkan panas, menghasilkan asam laktat dan karbondioksida dari otot sehingga darah yang mengalir ke dalam otot semakin besar dan akan menambah jumlah oksigen ke dalam otot untuk proses pembakaran.

Hal ini yang menyebabkan semakin besarnya aliran darah pada otot maka darah kapiler akan mengalami vasodilatasi dan relaksasi dan dapat menyebabkan penurunan tekanan darah setelah selesai senam Lansia (Yantina and Saputri, 2019). 

Olahraga secara teratur bersifat protektif dan baik bagi kesehatan. Oleh karena itu, penderita hipertensi dianjurkan untuk berolahraga secara teratur dan intensitas dan frekuensi sedang. Berolahraga secara teratur akan menyehatkan tubuh, menurunkan berat badan, dan menurunkan kadar trigliserida. Olahraga yang dilakukan secara teratur dan disesuaikan dengan kemampuan pasien berguna untuk meningkatkan HDL, juga bermanfaat bagi penderita diabetes dan hipertensi (Iskandar, 2021).

 Penurunan tekanan darah juga dapat terjadi akibat aktivitas memompa jantung berkurang. Otot jantung pada orang yang rutin berolahraga sangat kuat, maka otot jantung pada individu tersebut berkontraksi lebih sedikit daripada otot jantung individu yang jarang berolahraga. Senam juga menstimulasi pengeluaran hormon endorfin. Hormon ini dapat berfungsi sebagai obat penenang alami yang diproduksi otak yang melahirkan rasa nyaman dan meningkatkan kadar endorphin dalam tubuh untuk mengurangi tekanan darah tinggi (Yantina and Saputri, 2019).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun