Mohon tunggu...
intan milenia
intan milenia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Intan milenia

Berusaha adalah satu2nya cara untuk menggapai cita

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Puisi sebagai Bentuk Ungkapan Rasa

13 Juli 2021   07:25 Diperbarui: 13 Juli 2021   07:27 906
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Oleh : Intan milenia
Email: mileniaintan@gmail.com


Sastra merupakan sebuah karya mengandung seni, yang mana sastra ini lahir dari perenungan penciptaanya tentang kehidupan. Sementara puisi adalah hasil bentuk karya sastra yang memiliki ungkapan pikiran bahkan bahasa perasaan yang penyair tuangkan dalam bentuk kata. 

Hadirnya sebuah puisi tak lain merupakan pernyataan seorang penyair dimana pernyataannya itu berisi pengalaman batinnya sebagai bentuk proses kreatif terhadap objek seni.

Dalam teorinya puisi itu terbagi dalam dua jenis, yakni puisi lama dan puisi baru/modern. Di dalam puisi lama ada beberapa ciri yang terikat antara lain jumlah tiap bait, rima, persamaan bunyi atau irama dan lain-lain. 

Beberapa yang termasuk dalam puisi lama ini yakni ada mantera, pantun, talibun, syair dan gurindam. Sementara pada posisi puisi modern dimana puisi ini tidak lagi terikat oleh aturan-aturan seperti yang ada dalam puisi lama.

Puisi menjadi jalan paling menyenangkan tatkala seseorang dapat meluapkan isi hati entah hal itu terkait kegundahannya, kekhawatirannya, kegalauan atau kegirangan tertentu. Dari puisi pula seseorang dapat menyampaikan pesan yang simbolik untuk tujuan tertentu, tanpa mengurangi kesucian puisi itu sendiri. 

Dalam perjalanannya sampai saat ini, puisi sama sekali tak pernah mati  akan tetapi puisi itu akan tetap abadi.
Bagaimana mungkin? Tentu mungkin.

Kita bisa lihat buktinya, banyak sekali masyarakat Indonesia bahkan dunia yang menyukai puisi sebagai bagian dari kehidupan mereka, sekalipun mereka bukan sebagai penulis atau penyair, yang mana hanya sebagai penikmat kata-kata yang terhimpun dalam puisi penuh makna. 

Puisi bisa menjadi sarana untuk menuangkan segala bentuk perasaan yang sedang dirasakan, sebagai contoh puisi karya penyair terkenal yakni Sapardi Djoko Damono yang berjudul "Aku Ingin":

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana

Dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana

Dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada.

Dari puisi diatas seseorang bisa menunjukkan perasaannya kepada orang yang dicintainya tatkala ketika bibirnya tak sanggup mengungkapkan isi hatinya secara langsung, dan dengan puisilah ia mencoba untuk menyampaikannya. 

Puisi karya Sapardi Djoko Damono diatas itu mencerminkan makna puisi yang bertema cinta atau roamantika yang tentunya sampai saat ini masih banyak digemari dikalangan masyarakat kita.

Adapun puisi yang bertema patah hati atau yang sering dijadikan objek gambaran kegalauan kita, salah satunya yakni puisi karya WS. Rendra yang berjudul 

"Kangen" :

Kau tak akan mengerti bagaimana kesepianku menghadapi kemerdekaan tanpa cinta

Kau tak akan mengerti segala lukaku karena cinta telah sembunyikan pisaunya

Membayang wajahmu adalah siksa

Kesepian adalah kekuatan dalam kelumpuhan

Engkau telah menjadi racun bagi darahku

Apabila aku dalam kangen dan sepi

Itulah berarti

Aku tungku tanpa api.

Pada puisi diatas karya WS. Rendra ini secara sederhananya memiliki makna yang menunjukkan rasa kegalauan seseorang, dimana dia itu merasa dirinya merdeka akan tetapi kemerdekaan yang dirasakannya itu tidaklah sempurna sebab ternyata ada sesuatu yang dirasa hilang dan membuat dirinya merasa hampa , dan sesuatu itu yang mungkin selama ini ia tunggu atau rindukan yakni adalah cinta.

Maka dari beberapa puisi diatas bisa kita lihat bahwa sejatinya baik puisi bertema romantika ataupun kegalauan keduanya ada karena lahir dari sebuah cinta para penulisnya. 

Seperti yang sebelumnya sudah dijelaskan, bahwa puisi yang merupakan karya sastra itu dijelaskan sebagai perenungan penciptanya tentang kehidupan, dan kehidupan itu sendiri diliputi dan ada diciptakan dari sebuah cinta, cinta siapa? 

Cinta Tuhan kepada kita. Maka tak ayal bahwa puisi memang menjadi salah satu karya sastra yang banyak dicintai oleh banyak orang, entah itu penyairnya sendiri atau mereka para pembaca yang menikmati puisi.

Ada salah satu penyair Indonesia yang kita kenal dengan nama Jokpin atau lengkapnya Joko Pinurbo, menurutnya arti puisi bagi dirinya yakni "sebagai kegembiraan hidup yang mana juga sebagai cara untuk berbagi". 

Selain itu Sapardi Djoko Damono puisi adalah bunyi dimana penting sekali bunyi itu di dalam puisi yang ditulis, sebab pada saat kita membaca puisi, huruf-hurufnya yang tercetak dalam kertas berubah bunyi terlebih dahulu dalam pikiran kita, sebelum puisi itu berubah menjelma makna. 

Menurutnya pun ketika berbicara puisi tidak terlepas dari tema cinta, hingga penyair manapun dari mulai puisi klasik sampai sekarang seringkali menciptakan puisi tema cinta. 

Dan pula puisi bisa digunakan oleh penyair untuk menunjukkan sikap hidupnya, baik dengan teknik gaya ungkap prosa liris atau juga dengan puisi tentang peristiwa.

Maka pada kesimpulan sederhananya bahwa puisi yang baik adalah puisi yang tidak mengandung SARA atau hal negatif, akan tetapi justru puisi yang baik itu tercipta dari mereka yang tulus menyayangi kata.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun