Bencana kelaparan kembali melanda suku Mausu Ane, di pedalaman Pulau Seram, kecamatan Seram Utara Timur Kobi, kabupaten Maluku Tengah, yang dilanda kelaparan. Setidaknya tiga orang-di antaranya dua balita dan anggota komunitas adat terpencil Mause Ane yang tinggal di wilayah itu meninggal dunia akibat kekurangan makanan karena gagal panen.Â
Kelaparan yang dialami oleh sekitar 170 warga komunitas adat terpencil itu dilaporkan terjadi sejak awal Juli lalu, tetapi baru diketahui oleh pemerintah setempat kira-kira dua minggu kemudian. karena pemerintah yang sibuk pencitraan sehingga membuat rakyat mati kelaparan. Ini harus diperhatikan betul oleh pemerintah. jangan sibuk memoles diri dengan pencitraan.Â
Jangan sampai saat rakyat sedang tertimpa musibah kelaparan, pemerintah malah sibuk menjamu rekan koalisi di istana dan para menteri sibuk berkampanye dengan memanfaatkan fasilitas negara. pemerintah bisa belajar dari kasus gizi buruk yang pernah menyerang suku Asmat pada akhir tahun 2017. Jangan sampai kejadian luar biasa semacam itu terus terulang dlm berbagai varian.
"Pemerintah daerah yang wilayahnya memiliki komunitas adat harus punya mekanisme kontrol dan mekanisme tanggap darurat untuk mengantisipasi kejadian-kejadian luar biasa yang terjadi di pedalaman semacam itu. Jadi, ini harus diperhatikan betul oleh pemerintah, jangan sibuk memoles diri dengan pencitraan." Wakil Ketua DPR RI, Fadli Zon mengingatkan, Jumat (27/7/2018), di akun Twitter pribadi miliknya.Pemerintah juga diingatkan olehnya agar tidak terlalu sibuk dengan hal-hal terbaru seperti obrolan koalisi di Pilpres sehingga melupakan ada rakyatnya yang kelaparan.
( SUMBER/ Pribumi news.co.id ) , ( SUMBER/ BBC News Indonesia ) , (Sumber/voa-islam.com)
Pemimpin mempunyai kedudukan paling penting dalam sebuah komunitas, kelompok masyarakat, berbangsa dan bernegara. Hal ini tidak akan aman, maju, terarah jika tidak adanya seorang pemimpin, maka kata kunci keberhasilan suatu bangsa dan negara adalah terletak pada seorang pemimpin.Â
Sebagai bangsa yang mayoritas dengan keberagaman agama, budaya, suku, dan ras kemudian melahirkan bermacam pemikiran pola tingkah laku dan sifat, sebagai pemimpin harus dapat menselaraskan kebergaman ini sehingga tidak ada yang merasa di kucilkan, inilah salah satu tantangan yang berada dalam kondisi serba modrenisasi.Â
Pada saat ini telah banyak terjadi penyalahgunaan wewenang dan kekuasaan sehingga masyarakat telah di intimidasi oleh pemimpin-pemimpin yang tidak bertanggung jawab, segala persoalan yang dihadapi oleh kebanyakan bangsa dan negara adalah tentang masalah pemimpin. Contoh yang dapat di jadikan sari tauladan adalah sosok pemimpin seperti Rasulullah berangkat dari tema "kepemimpinan Rasulullah sebagai format yang ideal kepemimpinan yang universal" tentunya kita mengharapkan sifat kepemimpinan Rasulullah yang menjadi pemimpin kita baik untuk memimpin diri sendiri maupun memimpin sebuah komunitas bahkan suatu negara.
Walaupun pada zaman yang serba modern ini sangat sedikit pemimpin yang mendekati sosok kepemimpinan Rasulullah setidaknya kita menginginkan seorang pemimpin yang benar-benar mampu untuk menjadi seorang pemimpin, karna disadari atau tidak pemimpin menjadi tolak ukur seberapa besar kemakmuran yang akan dirasakan oleh masyarakat.Â
Segala bentuk permasalahan yang sering terjadi terhadap pemikiran masyarakat adalah kurangnya pemahaman tentang dasar-dasar untuk memilih seorang pemimpin, jika kita lihat kepemimpinan Rasulullah pada saat memimpin di kota mekah dan madinah banyak dinamika yang terjadi dan mengubah cara pandang orang-orang terhadap kepemimpinan Rasulullah walaupun di kota Mekah Rasulullah tidak mendapat respon, sehingga menimbulkan bermacam cara untuk kita terapkan pada kehidupan kita saat ini, dan dapat mengantisipasi pola pemilihan pemimpin pada saat ini.Â
Dalam dunia globalisasi saat ini dimana rakyat sangat mengharapkan pemimpin yang peduli masyarakat kecil dan kaum yang terisolir sehingga mereka dapat merasakan tentang keberadaan pemimpinya.Â
Untuk mendapatkan pemimpin yang diharapkan maka perlunya analisa yang berkesinambungan dan berkelanjutan dalam hal ini akan mempertimbangkan segala aspek secara keseluruhan. Pada saat ini demokrasi sudah dijadikan ladang bisnis oleh orang-orang elit sehingga hanya mementingkan sebahagian pihak saja dan akibat yang dilakukan tindakan ini demokrasi bukan lagi untuk rakyat tetapi hanya untuk segelintiran atau sebahagian orang saja.
Hadits Tentang Kewajiban dan Tanggung jawab PemimpinÂ
73.14/6617. Telah menceritakan kepada kami Abu Nu'aim telah menceritakan kepada kami Abul Asyhab dari Al Hasan, bahwasanya Abdullah bin Ziyad mengunjungi Ma'qil bin yasar ketika sakitnya yang menjadikan kematiannya, lantas Ma'qil mengatakan kepadanya; 'Saya sampaikan hadist kepadamu yang aku dengar dari Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam, aku mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda; "Tidaklah seorang hamba yang Allah beri amanat kepemimpinan, namun dia tidak menindaklanjutinya dengan baik, selain tak bakalan mendapat bau surga." (HR. BUKHARI)
73.15/6618. Telah menceritakan kepada kami Ishaq bin Manshur Telah mengabarkan kepada kami Husain Al Ju'fi, Zaidah mengatakan, bahwa ia menyebutkannya dari Hisyam dari Al Hasan mengatakan, kami mendatangi Ma'qil bin Yasar, lantas Ubaidullah menemui kami, lantas Ma'qil berujar kepadanya; Saya ceritakan hadist kepadamu yang aku mendengarnya dari Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam, beliau bersabda; "Tidaklah seorang pemimpin memimpin masyarakat muslimin, lantas dia meninggal dalam keadaan menipu mereka, selain Allah mengharamkan surge baginya." (HR. BUKHARI DAN MUSLIM 34.21/3409).
34.22/3410. Dan telah menceritakan kepada kami Abu Ghassan Al Misma'i dan Ishaq bin Ibrahim dan Muhammad bin Mutsanna, Ishaq berkata; telah mengabarkan kepada kami, sedangkan yang dua mengatakan; telah menceritakan kepada kami Mu'adz bin Hisyam telah menceritakan kepadaku ayahku dari Qatadah dari Abu Al Malih, bahwa Ubaidullah bin Yizad menjenguk Ma'qil bin Yasar ketika sakit, Ma'qil lalu berkata kepadanya, Sungguh saya akan menceritakan kepadamu suatu hadits, sekiranya saya tidak diambang kematian niscaya saya tidak akan menceritakannya kepadamu.Â
Saya pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Tidaklah seorang pemimpin yang mengurusi perkara kaum Muslimin sedang dia tidak bersungguh-sungguh dan tidak jujur, melainkan ia tidak akan dimasukkan bersama mereka ke dalam surga. Dan telah menceritakan kepada kami 'Uqbah bin Mukram Al 'Ammi telah menceritakan kepada kami Ya'qub bin Ishaq telah mengabarkan kepadaku Sawadah bin Abu Al Aswad telah menceritakan kepadaku ayahku bahwa Ma'qil bin Yasar jatuh sakit, lantas Ubaidullah bin Ziyad datang menjenguknya seperti haditsnya Hasan dari Ma'qil. (HR.MUSLIM).
Tujuan kepemimpinan ada dua yaitu tujuan secara umum dan khusus. Adapun tujuan secara umum adalah untuk mewujudkan kehidupan bermasyarakat yang adil, makmur, sejahtera lahir dan batin. Serta mendapatkan perlindungan dan memperoleh ampunan dan ridho Allah. Adapun tujuan kepemimpinan secara khusus adalah :
Melanjutkan kepemimpinan agama islam setelah Nabi Muhammad saw. Wafat, maksudnya bukan berarti menggantikan kedudukannya sebagai Nabi tetapi sebagai pemimpin dan melanjutkan risalad yang telah diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW.
Berupaya untuk memelihara keamanan dan ketahanan negara dan agama.
Mengupayakan kesejahteraan lahir dan batin bagi seluruh lapisan masyarakat dalam rangka memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat.
Mewujudkan dasar-dasar pemerintahan yang adil dalam seluruh aspek kehidupan umat islam.
Hadits Nabi yang lain yaitu: Abdullah bin umar r.a berkata : Rasulullah SAW bersabda : Kalian semuanya pemimpin (pemelihara) dan bertannggungjawab terhadap rakyatnya. Seorang Amir (raja) memelihara rakyat dan akan ditanya tentang pemeliharaannya. Seorang suami memimpin keluarganya dan akan ditanya tentang pimpinannya. Seorang Ibu memimpin rumah suaminya, dan anak-anaknya dan akan ditanya tentang pimpinannya. Seorang hamba (buruh) memelihara harta milik majikannya dan akan ditanya tentang pemeliharaannya. (Bukhari dan Muslim)Â
Hadits ini jelas bahwa setiap manusia adalah pemimpin yang akan dimintai pertanggungjawaban. Baik secara pribadi atau masyarakat, inilah amanat yang akan dimintai pertanggungjawaban baik dalam masyarakat atau di hadapan Allah kelak. Tak seorangpun mampu melepaskan diri dari tanggungjawabnya. Dia harus benar-benar waspada dan hati-hati, bersikap adil, bijaksana dalam bertugas.
Salah satu yang membedakan pemimpin dan yang bukan pemimpin adalah tanggung jawab.
Pemimpin yang tak bertanggung jawab bisa dikategorikan sebagai pemimpin tidak kompeten peristiwa kematian karena kelaparan sangat ironis. Padahal, anggaran untuk bantuan sosial sebenarnya sangat besar. Semestinya anggaran tersebut bisa mengatasi, bahkan mencegah, masalah kelaparan yang berujung kematian. Seharusnya pemerintah tidak mengecilkan peristiwa ini. Apalagi, kelaparan yang dialami sekitar 170 warga komunitas adat Suku Mausu Ane di Maluku Tengah itu sebenarnya telah dilaporkan sejak awal Juli lalu. Pemerintah seharusnya sudah memiliki peta karateristik warganya, baik di perkotaan maupun di pelosok sekali pun.
Dari wacana di atas dapat kita pahami bahwa menjadi pemimpin bukan sekadar untuk hidup enak, dihormati, dikenal banyak orang, tinggal memerintah, dan berpenghasilan besar. Seorang pemimpin harus memiliki tanggung jawab, berkarakter negarawan, dan visioner. Memiliki aktivitas kerja yang tidak termotivasi oleh kehormatan, kemuliaan atau otoritas pribadi, tetapi oleh kesediaannya melayani rakyat. Dan seharusnya pemerintah bisa belajar dari kasus gizi buruk yang pernah menyerang suku Asmat pada akhir tahun 2017 lalu, Terakhir bahwa pemimpin akan dimintai pertanggungjawabannya di akhirat.
HR. BUKHARI bersabda:
73.14/6617. Telah menceritakan kepada kami Abu Nu'aim telah menceritakan kepada kami Abul Asyhab dari Al Hasan, bahwasanya Abdullah bin Ziyad mengunjungi Ma'qil bin yasar ketika sakitnya yang menjadikan kematiannya, lantas Ma'qil mengatakan kepadanya; 'Saya sampaikan hadist kepadamu yang aku dengar dari Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam, aku mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda; "Tidaklah seorang hamba yang Allah beri amanat kepemimpinan, namun dia tidak menindaklanjutinya dengan baik, selain tak bakalan mendapat bau surga." (HR. BUKHARI)
Terima kasih
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI