Untuk mendapatkan pemimpin yang diharapkan maka perlunya analisa yang berkesinambungan dan berkelanjutan dalam hal ini akan mempertimbangkan segala aspek secara keseluruhan. Pada saat ini demokrasi sudah dijadikan ladang bisnis oleh orang-orang elit sehingga hanya mementingkan sebahagian pihak saja dan akibat yang dilakukan tindakan ini demokrasi bukan lagi untuk rakyat tetapi hanya untuk segelintiran atau sebahagian orang saja.
Hadits Tentang Kewajiban dan Tanggung jawab PemimpinÂ
73.14/6617. Telah menceritakan kepada kami Abu Nu'aim telah menceritakan kepada kami Abul Asyhab dari Al Hasan, bahwasanya Abdullah bin Ziyad mengunjungi Ma'qil bin yasar ketika sakitnya yang menjadikan kematiannya, lantas Ma'qil mengatakan kepadanya; 'Saya sampaikan hadist kepadamu yang aku dengar dari Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam, aku mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda; "Tidaklah seorang hamba yang Allah beri amanat kepemimpinan, namun dia tidak menindaklanjutinya dengan baik, selain tak bakalan mendapat bau surga." (HR. BUKHARI)
73.15/6618. Telah menceritakan kepada kami Ishaq bin Manshur Telah mengabarkan kepada kami Husain Al Ju'fi, Zaidah mengatakan, bahwa ia menyebutkannya dari Hisyam dari Al Hasan mengatakan, kami mendatangi Ma'qil bin Yasar, lantas Ubaidullah menemui kami, lantas Ma'qil berujar kepadanya; Saya ceritakan hadist kepadamu yang aku mendengarnya dari Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam, beliau bersabda; "Tidaklah seorang pemimpin memimpin masyarakat muslimin, lantas dia meninggal dalam keadaan menipu mereka, selain Allah mengharamkan surge baginya." (HR. BUKHARI DAN MUSLIM 34.21/3409).
34.22/3410. Dan telah menceritakan kepada kami Abu Ghassan Al Misma'i dan Ishaq bin Ibrahim dan Muhammad bin Mutsanna, Ishaq berkata; telah mengabarkan kepada kami, sedangkan yang dua mengatakan; telah menceritakan kepada kami Mu'adz bin Hisyam telah menceritakan kepadaku ayahku dari Qatadah dari Abu Al Malih, bahwa Ubaidullah bin Yizad menjenguk Ma'qil bin Yasar ketika sakit, Ma'qil lalu berkata kepadanya, Sungguh saya akan menceritakan kepadamu suatu hadits, sekiranya saya tidak diambang kematian niscaya saya tidak akan menceritakannya kepadamu.Â
Saya pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Tidaklah seorang pemimpin yang mengurusi perkara kaum Muslimin sedang dia tidak bersungguh-sungguh dan tidak jujur, melainkan ia tidak akan dimasukkan bersama mereka ke dalam surga. Dan telah menceritakan kepada kami 'Uqbah bin Mukram Al 'Ammi telah menceritakan kepada kami Ya'qub bin Ishaq telah mengabarkan kepadaku Sawadah bin Abu Al Aswad telah menceritakan kepadaku ayahku bahwa Ma'qil bin Yasar jatuh sakit, lantas Ubaidullah bin Ziyad datang menjenguknya seperti haditsnya Hasan dari Ma'qil. (HR.MUSLIM).
Tujuan kepemimpinan ada dua yaitu tujuan secara umum dan khusus. Adapun tujuan secara umum adalah untuk mewujudkan kehidupan bermasyarakat yang adil, makmur, sejahtera lahir dan batin. Serta mendapatkan perlindungan dan memperoleh ampunan dan ridho Allah. Adapun tujuan kepemimpinan secara khusus adalah :
Melanjutkan kepemimpinan agama islam setelah Nabi Muhammad saw. Wafat, maksudnya bukan berarti menggantikan kedudukannya sebagai Nabi tetapi sebagai pemimpin dan melanjutkan risalad yang telah diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW.
Berupaya untuk memelihara keamanan dan ketahanan negara dan agama.
Mengupayakan kesejahteraan lahir dan batin bagi seluruh lapisan masyarakat dalam rangka memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat.
Mewujudkan dasar-dasar pemerintahan yang adil dalam seluruh aspek kehidupan umat islam.