Dampak Hustle Culture pada Kesehatan Fisik Pelajar
Selain mental, fenomena ini juga berdampak pada kesehatan fisik mereka, seperti:
1. Kurang Tidur
Padatnya jadwal kegiatan pada anak sekolah membuat waktu tidur mereka berkurang secara drastis. Hal tersebut dapat menyebabkan kekebalan tubuh menjadi lebih lemah sehingga berpotensi meningkatkan resiko penyakit dan menghambat proses pemulihan tubuh.
2. Kelelahan Fisik
Kegiatan akademik dan non-akademik yang tidak ada hentinya dapat menguras energi anak. Kondisi ini sering menyebabkan masalah kesehatan seperti sakit kepala, gangguan tidur dan penurunan daya tahan tubuh.
Analisis Hustle Culture pada Pelajar Berdasarkan Perspektif Sosiologi Kesehatan
Dalam Sosiologi Kesehatan, Perspektif Interaksionisme Simbolik dapat digunakan untuk menganalisis hustle culture di kalangan pelajar dengan menyoroti bagaimana interaksi sosial membentuk persepsi mereka tentang kesuksesan. Teori Interaksionisme Simbolik yang diperkenalkan oleh George Herbert Mead menunjukkan bagaimana identitas seseorang dibentuk melalui interaksi sosial, termasuk melalui simbol-simbol tertentu yang dipahami bersama (Octavina, Harianto dan Jacky, 2024). Dalam konteks ini, simbol-simbol seperti nilai rapor, medali, atau jumlah "like" di media sosial dapat dianggap sebagai representasi dari keberhasilan. Pelajar seringkali menginternalisasikan simbol tersebut melalui interaksi dengan orang tua, guru, dan teman sebaya. Akibatnya, kebutuhan dasar pelajar seperti tidur, kesehatan fisik dan hubungan sosial sering diabaikan, sehingga mereka merasa nilai diri mereka bergantung pada pencapaian yang diakui secara sosial.
Fenomena ini berdampak pada kesehatan pelajar. Dalam Sosiologi Kesehatan, kondisi ini menunjukkan ketidakseimbangan antara kebutuhan sosial dan biologis. Hal ini tentunya dapat menyebabkan masalah fisik seperti kelelahan atau gangguan imun, serta masalah mental seperti kecemasan berlebihan hingga burnout. Redefinisi simbol keberhasilan diperlukan untuk mengatasi dampak ini. Menanamkan nilai-nilai yang lebih humanis seperti pentingnya menjaga kesehatan, menjalani kehidupan yang seimbang dan membangun hubungan sosial yang positif dapat membantu untuk mengubah persepsi anak-anak. Selain itu, sangat penting bagi orang tua dan institusi pendidikan untuk membantu menciptakan lingkungan yang menghargai kesejahteraan pelajar, bukan hanya tentang produktivitas mereka.
Referensi:
Metris, D., Sulaeman, M., & Wakhidah, E. N. (2024). Hustle Culture: Mencermati Tren Perilaku yang Mendorong Kesuksesan Tanpa Henti. Jurnal Komunikasi Bisnis dan Manajemen, 11(1), 111-131.