Generasi Alpha dikenal sebagai generasi yang cepat beradaptasi dengan teknologi, namun mereka juga menghadapi tantangan yang signifikan, terutama dalam memahami batasan antara dunia nyata dan dunia digital. Ketika guru mereka dosok yang seharusnya menjadi panutan terlalu sibuk menciptakan konten, nilai-nilai yang mereka ajarkan bisa tergeser oleh obsesi terhadap popularitas di media sosial.Salah satu dampak yang paling mengkhawatirkan adalah pergeseran nilai. Anak-anak dapat melihat bahwa perhatian dan pengakuan di media sosial lebih penting dibandingkan nilai akademik atau kerja keras. Hal ini bisa membentuk pola pikir yang keliru tentang kesuksesan.
Etika dalam Digitalisasi Pendidikan
Peran guru sebagai pendidik utama harus tetap dijaga, bahkan dalam era digital yang serba cepat ini. Ada beberapa prinsip etika yang perlu diperhatikan, antara lain:
Setiap konten yang melibatkan siswa harus mendapat izin dari orang tua, baik secara tertulis maupun lisan, dengan penjelasan yang jelas mengenai tujuan dan dampaknya.
 "Saya menghargai kreativitas guru, tapi anak-anak seharusnya punya ruang untuk belajar tanpa tekanan kamera." , Ujar ortu kelas B.(20/12/2024)
Oleh karena itu Pembuatan konten harus dilakukan di luar jam belajar, sehingga tidak mengganggu proses pembelajaran di kelas.
Guru perlu memastikan bahwa konten yang dibuat memiliki nilai edukasi yang relevan dengan kurikulum dan pembelajaran siswa.
Tantangan dan solusiÂ
Guru yang ingin menjadi konten kreator harus mampu menyeimbangkan perannya sebagai pendidik dan kreator. Mereka harus sadar bahwa prioritas utama adalah pendidikan siswa.
Guru dan siswa perlu dilatih untuk memahami etika digital dan hak privasi, terutama dalam penggunaan media sosial.