Krisis harga bahan pokok yang melanda para penjual bakso, khususnya Pak Mat yang berjualan bakso di area kota pasuruan, tidak hanya mempengaruhi aspek ekonomi, tetapi juga dapat dihubungkan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Sebagai dasar negara Indonesia, Pancasila memuat nilai-nilai yang dapat membantu masyarakat menghadapi berbagai tantangan, termasuk krisis harga bahan pokok yang mempengaruhi usaha kuliner seperti bakso.Â
Sila Pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa
Pada sila pertama ini, nilai spiritualitas mengajarkan bahwa dalam setiap usaha, kita harus berserah diri kepada Tuhan Yang Maha Esa. Pak Mat sering kali mengandalkan doa dan usaha keras untuk tetap bertahan dalam situasi sulit. Dalam menghadapi krisis harga bahan pokok, Pak Mat tidak hanya bergantung pada kemampuan bisnis semata, tetapi juga mengandalkan keimanannya untuk tetap kuat, berdoa, dan berusaha sebaik mungkin. Sila ini mengingatkan kita untuk selalu bersyukur dan bersabar dalam menghadapi cobaan, serta tetap yakin bahwa setiap usaha yang dilakukan dengan niat baik akan membuahkan hasil.
Sila Kedua: Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Sila kedua mengajarkan bahwa setiap orang berhak mendapatkan perlakuan yang adil dan beradab. Dalam konteks penjual bakso Pak Mat di Pasuruan, hal ini tercermin dalam upaya mereka untuk menjaga hubungan baik dengan pelanggan, meskipun harga bahan baku terus naik. Penjual bakso berusaha menjaga kualitas makanannya dengan harga yang masih terjangkau, meskipun harus berjuang untuk mencapainya. Pak Mat juga tidak membeda-bedakan pelanggan, entah itu dari kelas menengah keatas ataupun menengah kebawah. Dalam menghadapi krisis, nilai kemanusiaan ini mendorong Pak Mat untuk tidak hanya mengejar keuntungan pribadi, tetapi juga memperhatikan kesejahteraan orang lain.
Sila Ketiga: Persatuan Indonesia
Sila ketiga menekankan pentingnya persatuan dan kesatuan dalam menghadapi tantangan bersama. Penjual bakso di Pasuruan, meskipun menghadapi krisis harga bahan pokok, tetap menunjukkan semangat gotong royong dan solidaritas. Mereka saling membantu dalam mencari solusi, berbagi informasi mengenai pemasok bahan baku yang lebih murah, atau bahkan mengadakan kerjasama untuk mengurangi biaya operasional. Mereka juga tetap mempertahankan hubungan yang baik dengan pelanggan setia, yang merupakan bagian penting dari komunitas mereka. Dalam menghadapi krisis ini, nilai persatuan mengajarkan bahwa bersama-sama, kita dapat mengatasi kesulitan yang ada.
Sila Keempat: Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan
Penjual bakso di Pasuruan juga menunjukkan nilai kerakyatan dengan cara mencari solusi melalui musyawarah dan mufakat, baik dengan sesama pedagang maupun dengan pelanggan. Dalam menghadapi kenaikan harga bahan pokok, mereka berdiskusi dengan pemasok untuk mencari kesepakatan harga yang lebih baik atau mencoba bekerja sama untuk mendapatkan bahan baku dengan harga lebih terjangkau. Mereka juga menerima masukan dari pelanggan, misalnya tentang perubahan harga atau inovasi produk, sehingga tetap dapat memenuhi kebutuhan konsumen tanpa mengorbankan kualitas. Proses musyawarah ini mencerminkan prinsip demokrasi yang mengedepankan kebijaksanaan dan saling pengertian dalam mengambil keputusan.
Sila Kelima: Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia