Mohon tunggu...
Intan Farhani
Intan Farhani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Halo everyone! semoga hari-hari mu bahagia ya :)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mengenal Kopolimer Kevlar sebagai Material Rompi Anti Peluru-Materi Ajaib yang Melindungi Jiwa

4 Juni 2023   14:07 Diperbarui: 4 Juni 2023   14:14 1792
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cuplikan adegan The Point Men. (Twitter/withhyunbin)

Kevlar adalah sebuah jenis polimer yang memiliki sifat unik dan sangat diakui dalam berbagai industri. Polimer ini pertama kali dikembangkan oleh ilmuwan Stephanie Kwolek pada tahun 1965 di perusahaan DuPont. Kevlar menjadi sangat terkenal karena kekuatan dan kekakuan yang luar biasa, serta ketahanannya terhadap panas, api, dan bahan kimia.

Kevlar adalah merek dagang untuk poli(p-fenilen tereftalamida) atau PPTA. Polimer ini terdiri dari unit monomer p-fenilendiamina (PPD) dan asam tereftalat (TAP), yang dihubungkan melalui ikatan amida (-CONH-). Struktur kimia yang khas ini memberikan Kevlar sifat-sifat yang istimewa, termasuk kekuatan tarik yang tinggi, ketahanan terhadap retakan dan abrasi, serta ketahanan terhadap suhu tinggi dan bahan kimia.

Kevlar telah digunakan dalam berbagai aplikasi yang membutuhkan kekuatan, kekakuan, dan ketahanan. Di bidang militer dan perlindungan diri, Kevlar digunakan dalam pembuatan baju antipeluru, helm, dan perlengkapan perlindungan lainnya. Di industri otomotif, Kevlar digunakan dalam komponen struktural yang ringan dan kuat. Selain itu, Kevlar juga digunakan dalam peralatan olahraga, perlengkapan industri, perlengkapan pelayanan darurat, dan masih banyak lagi.

Pada artikel ini, kita akan menjelaskan secara lebih detail tentang struktur, sifat, sintesis, proses pemrosesan, dan aplikasi kevlar. Melalui pemahaman yang lebih mendalam tentang bahan ini, kita dapat menghargai nilai dan kegunaan kevlar dalam berbagai aspek kehidupan kita.

Struktur

Kevlar merupakan sebuah kopolimer, yaitu jenis polimer yang terbentuk dari dua atau lebih monomer yang berbeda yang digabungkan secara kovalen dalam rantai polimer yang sama. Monomer adalah unit molekul kecil yang dapat berikatan secara kovalen dengan monomer lain untuk membentuk rantai polimer yang lebih besar. Monomer merupakan "bangunan dasar" yang membentuk struktur polimer. Dalam kopolimer, monomer-monomer yang berbeda tersebut dapat bergantian atau terhubung secara acak dalam struktur rantai polimer. Kedua monomernya adalah Terephthalic acid and P-phenylenediamine. berikut struktur dari kevlar.

https://nigerianscholars.com/tutorials/organic-chemistry/kevlar/
https://nigerianscholars.com/tutorials/organic-chemistry/kevlar/

Kopolimer Kevlar terbuat dari dua monomer utama - unit molekul kecil yang dapat bergabung dengan monomer lain untuk membentuk polimer - yaitu p-fenilendiamina (PPD) dan asam tereftalat (TAP). PPD mengandung dua gugus amina (-NH2) dan dua gugus fenil (-C6H5). TAP memiliki dua gugus karboksilat (-COOH) dan dua gugus benzene. Proses penggabungan monomer untuk membentuk polimer disebut polimerisasi.

Reaksi amidasi antara gugus amina pada PPD dan gugus karboksilat pada TAP membentuk ikatan amida yang kuat (-CONH-) antara unit monomer. Ikatan amida memberikan kekuatan pada rantai polimer Kevlar. Kevlar memiliki struktur kristal yang teratur. Kristalinitas terbentuk melalui interaksi antara rantai polimer yang terjalin melalui gaya van der Waals dan interaksi hidrofobik. Struktur kristal memberikan kekuatan dan kekakuan pada Kevlar.

Kevlar dikenal sebagai poli-parafenilena tereftalamida, terdiri dari rantai panjang polimer yang terbuat dari unit monomer yang terhubung secara berulang. Struktur ini memberikan Kevlar kekakuan dan kekuatan yang tinggi. Setiap unit monomer Kevlar memiliki gugus aromatik yang kuat, yang terdiri dari cincin benzena. Gugus aromatik ini memberikan kekuatan dan stabilitas ekstra pada molekul Kevlar. Kevlar juga memiliki ikatan hidrogen antar molekul yang kuat. Ikatan hidrogen terbentuk antara atom nitrogen pada satu rantai polimer dengan atom hidrogen pada rantai polimer lainnya. Ikatan hidrogen ini membantu menjaga serat Kevlar tetap teratur dan terhubung secara kuat, yang pada gilirannya meningkatkan kekakuan material secara signifikan. Serat Kevlar ditenun secara teratur, dengan serat-serat yang sejajar dan teratur satu sama lain. Susunan serat ini memberikan kekakuan dan kekuatan yang tinggi pada material Kevlar. Selain itu, serat-serat Kevlar memiliki kecenderungan untuk berorientasi sejajar dengan gaya yang diterapkan pada material, yang memperkuat kekakuan dan kekuatan material dalam arah tertentu.

Sifat

Struktur suatu senyawa, molekul, dan lainnya akan mempengaruhi sifat fisik dan kimianya. Kevlar yang memiliki struktur sedemikian rupa, seperti yang sudah dijelaskan pada poin sebelumnya tentunya memiliki sifat-sifat atas dampak dari struktur yang dimilikinya tersebut, sifat-sifat yang menjadi ciri khas kevlar adalah sebagai berikut:

  1. Kevlar memiliki kekuatan mekanik yang sangat tinggi. Serat Kevlar memiliki kekuatan tarik yang lebih tinggi dari baja dengan berat yang jauh lebih ringan. Kekuatan ini membuatnya sangat tahan terhadap tekanan, tarikan, dan lenturan. 

  2. Kevlar memiliki kekakuan yang tinggi, yaitu kemampuan untuk mempertahankan bentuknya dan menahan deformasi. Sifat ini membuatnya cocok untuk digunakan dalam aplikasi yang membutuhkan kekakuan struktural yang tinggi. .

  3. Kevlar memiliki ketangguhan yang tinggi, yaitu kemampuan untuk menyerap energi benturan dan menahan retakan. Hal ini menjadikannya pilihan yang baik untuk digunakan dalam perlindungan pribadi dan aplikasi keamanan yang memerlukan perlindungan terhadap benturan atau proyektil.

  4. Kevlar memiliki ketahanan yang tinggi terhadap berbagai bahan kimia, termasuk asam, basa, dan pelarut organik. Ini menjadikannya bahan yang cocok untuk digunakan dalam lingkungan yang korosif atau terpapar bahan kimia.

  5. Kevlar tahan terhadap radiasi ultraviolet (UV) dan tidak mudah terdegradasi oleh sinar matahari. Ini membuatnya cocok untuk digunakan dalam aplikasi luar ruangan yang terpapar sinar matahari, seperti layar kapal, perlindungan terhadap sinar UV, dan produk tahan cuaca.

  6. Kevlar memiliki kekuatan tarik yang sangat tinggi. Serat Kevlar yang ditarik secara langsung memiliki kekuatan yang melebihi baja dengan berat yang sama. Hal ini menjadikannya bahan yang ideal untuk aplikasi yang membutuhkan kekuatan tinggi, seperti peralatan perlindungan diri dan material komposit. berikut adalah hasil eksperimen terhadap lead dan kevlar yang dipublikasikan pada channel youtube milik Science Channel. Eksperimen Daya tarik "lead" dan "kevlar
  7. Kevlar memiliki ketahanan yang sangat baik terhadap kerusakan mekanis, termasuk resistensi terhadap retakan dan abrasi. Sifat ini menjadikannya bahan yang cocok untuk digunakan dalam perlindungan kecelakaan, seperti helm dan pelindung tubuh.
  8. Kevlar memiliki ketahanan yang tinggi terhadap suhu tinggi dan tidak mudah terbakar. Pada suhu tinggi, Kevlar mempertahankan kekuatannya dengan baik dan tidak meleleh. Oleh karena itu, Kevlar sering digunakan dalam aplikasi yang membutuhkan ketahanan panas, seperti pakaian pemadam kebakaran dan perlengkapan industri.

  9. Meskipun memiliki kekuatan tinggi, Kevlar juga ringan dan fleksibel. Hal ini memudahkan penggunaannya dalam berbagai aplikasi yang membutuhkan mobilitas, seperti perlengkapan olahraga dan peralatan luar ruangan.

Nah, apakah kevlar ini hanya memiliki sifat baik atau dapat dikatakan kevlar ini hanya memiliki kelebihan saja? tentunya tidak, kevlar memiliki beberapa kelemahan atau kekurangan, apa saja si, simak penjelasannya di bawah ini.

Adapun kekurangan dari kevlar sendiri, yaitu

  1. Kevlar diproduksi oleh perusahaan DuPont dengan proses yang rumit dan memerlukan teknologi khusus. Biaya produksi Kevlar yang tinggi, termasuk biaya bahan baku dan biaya proses manufaktur yang kompleks, berkontribusi pada harga yang lebih tinggi untuk produk-produk yang menggunakan Kevlar

  2. Kevlar memiliki sifat menyerap kelembaban, terutama dalam keadaan lingkungan yang lembap. Penyerapan kelembaban dapat menyebabkan penurunan sifat mekanik dan kekuatan Kevlar. Kelembaban yang diserap oleh Kevlar juga dapat mempengaruhi stabilitas dimensi dan menyebabkan perubahan dalam kinerja material.

  3. Kevlar dikenal memiliki kekuatan tarik yang sangat tinggi, namun kekuatan tekan (compressive strength) yang relatif rendah. Ini berarti Kevlar lebih rentan terhadap tekanan atau gaya kompresi daripada gaya tarik. Karena itu, Kevlar mungkin kurang cocok untuk aplikasi yang membutuhkan kekuatan tekan yang tinggi, seperti struktur yang mengalami tekanan besar.

  4. Kevlar memiliki sifat yang sulit untuk dipotong dan dikerjakan dengan alat pemotong dan pengeboran biasa. Serat Kevlar yang kuat dan tahan terhadap deformasi membuatnya sulit untuk dipotong dengan pisau atau dipaku dengan bor standar. Ini membutuhkan peralatan khusus atau teknik pemotongan yang lebih canggih untuk bekerja dengan Kevlar secara efisien.

Namun, penting untuk dicatat bahwa kekurangan-kekurangan ini harus dinilai dalam konteks penggunaan dan kebutuhan spesifik. Meskipun Kevlar memiliki kekurangan tertentu, keunggulannya dalam kekuatan, ketangguhan, dan ringan membuatnya tetap menjadi pilihan yang baik dalam berbagai aplikasi yang membutuhkan sifat-sifat tersebut.

Sintesis

Pada tahun 1965 Stephanie Kwolek menciptakan yang pertama dari keluarga serat sintetis dengan kekuatan dan kekakuan yang luar biasa. Anggota yang paling terkenal adalah Kevlar, bahan yang digunakan dalam rompi pelindung serta di kapal, pesawat terbang, tali, kabel, dan banyak lagi — dengan total sekitar 200 aplikasi.

Sintesis Kevlar melibatkan reaksi polimerisasi kondensasi (bertahap) antara monomer p-fenilendiamina (PPD) dan asam tereftalat (TAP). cara sintesis kondensasi ini diterapkan pada kevlar karena kevlar tersusun lebih dari satu monomer, kemudian pada reaksi kondensasi ini ini umumnya diikuti dengan pelepasan molekul kecil, seperti H2O dan HCL, lalu, karena adanya pelepasan atau molekul yang hilang, maka akan dihasilkan rumus empirik (rumus molekul) yang berbeda dari monomernya. Berikut adalah penjelasan sintesis Kevlar secara umum:

  • Persiapan Monomer: p-fenilendiamina dan asam tereftalat adalah monomer utama dalam sintesis Kevlar. p-fenilendiamina dapat disiapkan melalui reaksi antara anilin dengan formaldehida dan amonia, sedangkan asam tereftalat dapat disiapkan melalui reaksi antara asam tereftalat dengan alkohol, seperti etanol.

  • Reaksi Polimerisasi: Polimerisasi Kevlar terjadi melalui reaksi kondensasi antara p-fenilendiamina dan asam tereftalat. Dalam reaksi ini, gugus amina pada p-fenilendiamina bereaksi dengan gugus karboksilat pada asam tereftalat, membentuk ikatan amida (-CONH-). Reaksi ini biasanya dilakukan dalam pelarut polar aprotik, yaitu jenis pelarut yang memiliki polaritas tinggi tetapi tidak memiliki ikatan hidrogen yang mudah terbentuk dengan air atau senyawa lain. Istilah "aprotik" merujuk pada ketiadaan kemampuan pelarut ini untuk berperan sebagai donor atau akseptor proton (H+). Contoh pelarut polar aprotik termasuk dimetilsulfoksida (DMSO), dimetilformamida (DMF), asetonitril, aseton, dan asam asetat glasial. Pelarut-pelarut ini sering digunakan dalam berbagai reaksi kimia dan proses industri, termasuk sintesis organik, pemurnian senyawa, dan ekstraksi. Mekanisme reaksi di atas adalah sebagai berikut (Baltimore, 2012):

    Baltimore, 2012
    Baltimore, 2012
    Produk sampingannya adalah HCl. Pelarut polimerisasi adalah hexamethylphosphoramide (HMPA). Polimerisasi kondensasi menghasilkan cross-linked dan polimer jaringan seperti Kevlar. Serat diperoleh melalui gambar mekanis yang disebut pemintalan. Penggunaan asam sulfat pekat menjaga polimer di dalam larutan selama sintesis dan pemintalan (Callister, 2000)
  • Pemurnian dan Pengeringan: Setelah reaksi polimerisasi, polimer Kevlar yang terbentuk perlu dimurnikan dan dikeringkan untuk menghilangkan sisa pelarut dan air. Proses pemurnian melibatkan pemisahan polimer dari larutan menggunakan metode seperti pengendapan, filtrasi (memisahkan partikel padat yang lebih besar dari medium filtrasi, sehingga cairan atau gas dapat melewati dan partikel-partikel padat tersebut tertahan), atau evaporasi (metode pemurnian yang melibatkan penguapan pelarut dari larutan untuk meninggalkan zat yang diinginkan dalam bentuk padat atau konsentrat). Kemudian, polimer dikeringkan untuk menghilangkan kelembapan yang tersisa.

  • Pengolahan Lebih Lanjut: Setelah sintesis, polimer Kevlar dapat diolah lebih lanjut menjadi bentuk yang diinginkan, seperti serat, lembaran, atau bagian-bagian yang lebih kompleks. tahapn lebih lanjut akan dijelaskan pada poin berikutnya.

Pemrosesan

Proses pemrosesan Kevlar melibatkan beberapa langkah untuk mengubahnya dari bahan polimer menjadi bentuk yang sesuai dengan aplikasi tertentu. Berikut adalah beberapa metode pemrosesan yang umum digunakan untuk Kevlar:

  • Pemintalan Serat: Salah satu metode utama untuk menghasilkan Kevlar adalah dengan memintal seratnya. Serat Kevlar diproduksi melalui proses yang disebut "wet spinning". Dalam proses ini, larutan polimer Kevlar yang dilarutkan dalam asam kuat dipanaskan dan dipintal melalui cetakan ke dalam air yang bersuhu rendah. Langkah-langkah selanjutnya termasuk pengeringan dan peregangan serat untuk menghasilkan serat Kevlar yang kuat dan tahan lama.

  • Ekstrusi: Metode ekstrusi digunakan untuk mengubah Kevlar dalam bentuk granul atau pelet menjadi serat atau lembaran. Bahan polimer dipanaskan hingga suhu yang cukup tinggi, lalu didorong melalui cetakan dengan menggunakan tekanan. Proses ini menghasilkan produk dalam bentuk yang diinginkan.

  • Pelapisan dan Laminasi: Kevlar sering digunakan sebagai pelapis atau lapisan dalam aplikasi yang membutuhkan kekuatan dan ketahanan terhadap benturan. Proses ini melibatkan menempelkan lembaran atau serat Kevlar pada substrat menggunakan lem atau metode lainnya. Kemudian, bahan lain seperti resin atau logam dapat diterapkan di atasnya untuk membentuk laminat yang kuat.

  • Pengecoran dan Injeksi: Kevlar juga dapat diproses melalui teknik pengecoran atau injeksi dalam bentuk lembaran atau bagian-bagian yang lebih kompleks. Polimer Kevlar dilelehkan dan disuntikkan ke dalam cetakan atau ditempatkan di atas permukaan cetakan, kemudian didinginkan untuk membentuk bentuk yang diinginkan.

  • Proses Komposit: Kevlar juga digunakan sebagai penguat dalam material komposit. Serat Kevlar dapat dicampur dengan matriks polimer atau logam untuk membentuk material yang memiliki kekuatan dan kekakuan yang tinggi. Proses ini melibatkan pengaturan serat Kevlar dalam matriks dan pengikatan mereka secara kohesif menggunakan metode seperti penyemprotan, laminasi, atau penggunaan teknik pembungkus.

  • Pencelupan: Pencelupan adalah metode pemrosesan di mana serat Kevlar direndam dalam larutan polimer dan kemudian diangkat dan dikeringkan untuk membentuk lapisan pelindung. Metode ini digunakan dalam pembuatan kain yang tahan terhadap api atau bahan kimia.

  • Filament Winding: Filament winding adalah proses pembentukan produk berbentuk tabung atau silinder dengan melilitkan serat Kevlar pada cetakan yang berputar. Metode ini sering digunakan dalam pembuatan tangki dan tabung yang kuat dan ringan.

Kegunaan

Jenis Kevlar yang paling umum adalah Kevlar® 49 atau dikenal juga sebagai kelas komposit dan kelas Kevlar® 29 atau balistik. Kevlar® 49 digunakan dengan resin epoksi, vinil ester atau poliester, pembentukan laminasi ridigd yang paling umum digunakan di kayak, tinggi speed boat, panel pesawat dan banyak lagi. Mereka kaku dan digunakan dalam aplikasi basah untuk memaksimalkan sifat fisiknya (Smith et al., 1998). Kevlar® 29 untuk perlindungan balistik atau pelindung keras aplikasi seperti rompi pelindung, sarung tangan, helm pelindung dan masih banyak lagi. Itu terbuat dari benang keras dan tingkat balistiknya diuji berdasarkan jenis senjata, kaliber, jenis peluru, pengujian jangkauan dan kecepatan proyektil. Ini digunakan dalam aplikasi kering (Smith et al., 1998).

  • Industri Militer dan Perlindungan Diri: Kevlar digunakan secara luas dalam industri militer untuk perlindungan diri dan peralatan militer. Kevlar digunakan dalam pembuatan rompi antipeluru, helm, perisai pelindung,  bala bantuan untuk kendaraan militer dan dalam pembuatan perlengkapan militer ringan lainnya yang menawarkan perlindungan terhadap proyektil dan serangan fisik.

  • Industri Otomotif: Kevlar digunakan dalam industri otomotif untuk mengurangi berat kendaraan dan meningkatkan keamanan. Kevlar digunakan dalam pembuatan komponen struktural seperti panel bodi, bagian interior, dan komponen suspensi yang kuat dan ringan.

  • Olahraga dan Rekreasi: Kevlar digunakan dalam industri olahraga dan rekreasi untuk perlindungan dan performa karena ringan dan kuat. Kevlar digunakan dalam pembuatan helm, peralatan pelindung, sarung tangan tahan tusukan, ban sepeda, suku cadang mobil balap, dan bodi, sepatu olahraga, papan salju, papan skate, papan selancar, sarung tangan, raket, helm motor sport, dan perlengkapan lainnya yang membutuhkan kekuatan dan ketahanan tinggi.

  • Industri Penerbangan dan Dirgantara: Kevlar digunakan dalam industri penerbangan dan dirgantara karena sifatnya yang ringan dan kuat. Kevlar digunakan dalam pembuatan struktur pesawat terbang, sayap, baling-baling, dan komponen lainnya yang membutuhkan kekuatan tinggi dan kekakuan struktural.
  • Industri Perlindungan Bencana dan Pelayanan Darurat: Kevlar digunakan dalam industri perlindungan bencana dan pelayanan darurat untuk membangun perlengkapan yang dapat melindungi dan membantu penyelamatan manusia. Kevlar digunakan dalam pakaian pemadam kebakaran, tali penyelamatan, peralatan penyelamatan, dan perlengkapan evakuasi yang kuat dan tahan lama.

  • Aplikasi Industri: Kevlar digunakan dalam berbagai aplikasi industri yang membutuhkan bahan yang tahan terhadap suhu tinggi, ketahanan kimia, dan kekuatan tinggi. Contohnya termasuk kabel serat optik, bantalan mesin, penghalang suhu tinggi, dan pelindung kabel.
  • Perlindungan Kebakaran: Kevlar digunakan dalam pakaian, selimut tahan api, dan perlengkapan perlindungan kebakaran lainnya. Kevlar memiliki ketahanan terhadap suhu tinggi dan tidak mudah terbakar, sehingga memberikan perlindungan yang baik terhadap panas dan api.

Sumber

Bhuiyan, M. N. H., & Al Mahmud, K. A. M. (2020). Ballistic Impact Analysis of Kevlar and Polyethylene Based Soft Body Armor Panels. IOP Conference Series: Materials Science and Engineering, 864(1), 012039.

Gupta, V. B. (2015). Manufacturing Processes. New Delhi: S. Chand Publishing.

Helfenstein-Didier, C., Zolfagharian, A., & Kannan, M. B. (2020). Natural Fiber Composites and Their Applications in Automotive Sector. In Green Composites for Automotive Applications (pp. 205-226). Cham: Springer.

Athavale, S., & Chatterjee, A. (2019). A Review on Design, Manufacturing, and Applications of Bicycle Helmet. Materials Today: Proceedings, 18, 2-11.

Kattimani, V. S., & Madhav, M. R. (2020). Aircraft Landing Gear System—A Review. In Proceedings of the 4th International Conference on Mechanical Engineering and Renewable Energy (pp. 435-448). Singapore: Springer.

Mishra, A. K., Gohel, M. D., & Mathur, A. (2019). Design and Development of Firefighter's Safety Suit: A Review. In Proceedings of the International Conference on Industrial Engineering and Operations Management (pp. 3017-3030). Bangkok: IEOM Society International.

Horrocks, A. R., & Anand, S. C. (2000). Handbook of Technical Textiles. Cambridge: Woodhead Publishing.

Xue, D., Ma, P., Yang, Z., & Yang, W. (2014). Chemical and Physical Behavior of Human Hair. New York: Springer.

Horrocks, A. R., & Anand, S. C. (2000). Handbook of Technical Textiles. Cambridge: Woodhead Publishing.

Fitzer, E., & Koschella, A. (2006). Polymers: Fibers and Textiles: A Compendium. Weinheim: Wiley-VCH.

Menczel, J., & Prime, R. B. (2014). Thermal Analysis of Polymers: Fundamentals and Applications. Hoboken: John Wiley & Sons.

Fitzer, E., & Koschella, A. (2006). Polymers: Fibers and Textiles: A Compendium. Weinheim: Wiley-VCH.

Cambridge Polymer Group. (2021). Polymers of the Aromatic Polyamide Type. Diakses dari https://www.campoly.com/blog/polymer-knowledge-blog/polymers-aromatic-polyamide-type

Bhattacharyya, D. (2017). Materials Science and Engineering: Concepts, Methodologies, Tools, and Applications. Hershey: IGI Global.

Kalpana, G., & Bala Murugan, P. (2017). Evaluation of Mechanical Properties of Kevlar Fiber Reinforced Polymer Composites. IOP Conference Series: Materials Science and Engineering, 263(1), 012148.

Bharti, A., & Singha, N. K. (2016). Characterization of Mechanical Properties of Kevlar/Epoxy Composites. Procedia Technology, 23, 154-161

Suwanmala, P., & Rangsunvigit, P. (2012). Synthesis of Poly(p-phenylene terephthalamide) (PPTA) Using High-Temperature Solution Polymerization. Asian Journal of Chemistry, 24(4), 1651-1655.

Clegg, D. W., & Porter, R. S. (1998). Poly(p-phenylene terephthalamide). In Encyclopedia of Polymer Science and Technology (pp. 173-204). John Wiley & Sons.

Morton, M. (2005). Kevlar® Aramid Fiber: Material and Process Development for Commercial Applications. In Chemical Fibers International (pp. 297-304). Springer.

Fitzer, E., & Koschella, A. (2006). Polymers: Fibers and Textiles: A Compendium. Weinheim: Wiley-VCH.

Smith, W. L. (2013). Structural Adhesives: Chemistry and Technology. New York: Springer Science & Business Media.

Horrocks, A. R., & Anand, S. C. (2000). Handbook of Technical Textiles. Cambridge: Woodhead Publishing.

Fitzer, E., & Koschella, A. (2006). Polymers: Fibers and Textiles: A Compendium. Weinheim: Wiley-VCH.

Bhattacharyya, D. (2017). Materials Science and Engineering: Concepts, Methodologies, Tools, and Applications. Hershey: IGI Global.

Fitzer, E., & Koschella, A. (2006). Polymers: Fibers and Textiles: A Compendium. Weinheim: Wiley-VCH.

Hosur, M. V., Jeelani, S., & Kuhtreiber, K. (2015). Textile Structural Composites: Fundamentals, Advances and Applications. Amsterdam: Elsevier.

Broughton, W. R., & Rhys, P. J. (2009). Essential Principles of Manufacturing for Engineers. Boca Raton: CRC Press.

Gibson, R. F. (2012). Principles of Composite Material Mechanics. Boca Raton: CRC Press.

Xu, L., & Yang, Z. (2013). Thermal Stability and Decomposition Kinetics of Kevlar Fabric. Journal of Thermal Analysis and Calorimetry, 111(3), 2175-2183.

Gupta, M., & Singh, A. (2014). Energy Absorption Characteristics of Kevlar/Epoxy Composite Laminate. Materials Today: Proceedings, 1(1), 238-245.

Li, X., et al. (2017). Chemical Resistance of Kevlar Fiber Composites under Various Environments. Journal of Applied Polymer Science, 134(25), 45024.

Senthilkumar, T., et al. (2018). Study on the Ultraviolet Stability of Kevlar Fiber Reinforced Composites. Polymer Composites, 39(9), 3147-3153.

Smith, W. L. (2013). Structural Adhesives: Chemistry and Technology. New York: Springer Science & Business Media.

Xue, D., Ma, P., Yang, Z., & Yang, W. (2014). Chemical and Physical Behavior of Human Hair. New York: Springer.

Horrocks, A. R., & Anand, S. C. (2000). Handbook of Technical Textiles. Cambridge: Woodhead Publishing.

Menczel, J., & Prime, R. B. (2014). Thermal Analysis of Polymers: Fundamentals and Applications. Hoboken: John Wiley & Sons.

W. S. Chae dan J. H. Kim, "An experimental study on the tensile properties of aramid fibers under impact loading," Journal of Composite Materials, vol. 34, no. 2, hal. 122-136, 2000.

Sumber: A. Ghosh, A. Chatterjee, dan S. Chatterjee, "Strength and Microstructure of Thermomechanically Treated Structural Steel," Journal of Materials Engineering and Performance, vol. 17, no. 6, hal. 867-873, 2008.

Kekuatan Kevlar:

Bhattacharyya, D., & Maity, D. (2016). Kevlar Fiber Reinforced Polymer Composites: A Review. International Journal of Composite Materials, 6(2), 41-46.

Oyama, H. T., & Yamada, T. (2016). Polymeric Materials Encyclopedia. CRC Press.

BALTIMORE, E. 2012.Kevlar Synthesis.Park School of Baltimore.CALLISTER, W.D. 2000.Materials Science and Engineering: An Introduction. 5  th  Ed. New York: John Wileyand Sons, Inc.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun