8. Penghargaan Satya Lencana Kebudayaan Republik Indonesia (1997)
9. Penghargan dari Penerbit Mizan Award (1998)
10. Penghargaan Kalyanakretya Utama untuk Teknologi Sastra dari Menristek (1999)
11. Penghargaan SEA Write Award dari Kerajaan Thailand (1999)
12. Penghargaan Sastra dari Pusat Bahasa (2005)
C. ANALISIS
1. Unsur Fisik Dan Unsur Batin
Puisi karya kuntowijoyo yang berjudul “Gelas” memiliki tipografi yang terdiri dari dua bait, pada bait pertama terdiri dari sembilan larik dan baik ke dua terdiri dari lima larik. Keseluruhan lariknya membentuk sebuah bayangan gelas, hal ini dapat dilihat pada setiap ujung larik pada puisi tersebut dibuat seolah tidak rata. Pada puisi “gelas” juga terdapat gaya bahasa seperti ironi “hati ku tak sejelek ini. Engkau tahu, pasti.” Maksud dari larik tersebut bertentangan dengan penjelasan pada larik dan bait sebelumnya yang menggambarkan bahwa “Aku” adalah seorang yang pesimis yang berprasangka buruk terhadap suatu hal, tetapi larik itu menyatakan bahwa “hati ku tak sejelek ini. Engkau tahu, pasti.”. jadi Ironi tersebut yaitu gaya bahasa yang menyatakan makna yang bertentangan dengan maksud untuk mengolok-olok orang-orang yang menjalanin kehidupannya dengan pesimis. Pengimajinasian puisinya dapat dilihat dari lariknya yang seperti “Kacanya melunak dan mengambur bersama bayang- bayang. Ia selalu menolakku.” Larik tersebut memiliki daya imajinasi seolah-olah kaca gelasnya terlihat melunak dan menghambur bersama bayang-bayang. Puisi gelas ini cukup sulit saya mengerti karna kata-katanya yang memiliki banyak makna, yang memiliki bahasa figuratif seperti “Kapankah kau perkenankan aku duduk di meja. ... hati ku tak sejelek ini. Engkau tahu, pasti.” Maksud dari kata-kata tersebut bisa bermakna banyak tergantung dari setiap pembacanya. Kalau menururt saya mungkin makna dari larik tersebut bukan makna sebenarnya tetapi banyak makna yg tersirat dari kata-katanya tersebut.
Puisi tersebut memiliki citraan penghlihatan yang terlihat pada larik sebagai berikut:
“bibir ku. Aneh! Gelas itu selalu menghilang.