Mohon tunggu...
Intan Cahya
Intan Cahya Mohon Tunggu... Penulis - Seorang wanita biasa yang ingin menulis

Hobi cuma suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kisah Misteri Anak Indigo dan Tumbal Pesugihan

22 Juni 2022   14:42 Diperbarui: 22 Juni 2022   14:48 4137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Innalihaiwainnailaihi roziun." Ucapku dan juga warga yang lain. "Kira-kira korbannya orang mana bu Salamah?" Tanya Ibuku. "Wah kalau itu masih dalam penyidikan polisi." Jawab Bu Salamah. "Bagaimana kalau kita ketempat lokasi, Siapa tahu kenal sama korbannya." Ujar Bu Diyah. "Hayuk. Kita kesana sama-sama".

Aku pun berjalan tertatih-tatih mengikuti langkah kaki ibu-ibu yang melaju kencang. Ditengah perjalanan aku mampir buang hajat di WC umum sebelum melanjutkan menyusul ibu-ibu tadi. Setelah buang air. Aku melihat Kak Pipit (kakak pembina pramuka) menangis. Aku menghampirinya dan menanyakan kenapa ia menangis.

"Dik. Tolong aku. Tolong aku!" kata Kak Pipit. 

"Iya kak. Ada apa? Tenang dulu, Aku pasti bantu." Kataku sambil merangkul bahunya.

Kak Pipit tidak menjawab. Dia malah menggandengku dan membawaku berjalan. Tanpa basa-basi aku mengikutinya saja karena diantara kami sudah begitu akrab.

Namun kali ini ada yang berbeda dari Kak pipit. Wajahnya sangat pucat, Tangannya begitu dingin. Ternyata Kak Pipit mengajakku ke jalanraya depan pabrik tepat kecelakaan yang barusan terjadi. Banyak orang yang mengerumuni korban. Beberapa polisi sudah ada di TKP.

Korban sudah ditutupi kardus terkapar dijalan raya. Kak Pipit menunjuk kearah sana. Hatiku merasa sangat tidak enak. Aku segera berlari ingin mencari tahu siapa korban tersebut. Apakah korban saudara Kak Pipit.

"Berdasarkan data yang ditemukan yaitu Kartu pelajar dari SMA Ranu Rejo atasnama Pipit Anggraini, Alamat Perumahan Bumi Asri Ranu Rejo Blok A. Jenis kelamin perempuan. Kelahiran 2005 berarti sekarang berusia tujuhbelas tahun." Terang salahsatu Polisi.

Degg!. Aku terkejut bukan main.

Aku tau betul identitas tersebut adalah Kak Pipit. Kakak pembinaku yang barusan bertemu denganku. Tapi bagaimana mungkin. Kak Pipit masih bersamaku saat aku melihat korban sudah meninggal dunia.

Tanpa basa-basi aku segera membuka kardus yang menutupi korban. Degg!! Kak pipit. Ini benar-benar fisik Kak Pipit. Seketika airmataku tumpah. Aku benar-benar tidak percaya. Lalu Pak Polisi meminta aku menepi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun