Ketiga temanku menoleh kekanan dan kekiri. Kedepan dan kebelakang mencari apa yang kumaksud. Namun mereka tidak tau.
"Ihh.. Mana sih gak ada kok!". Bantah Ayuk. "Iya nih. Lagian mana ada hantu disiang bolong". Ujar Gilang.
Lalu mereka pun menertawakanku dengan terbahak-bahak.
"Bismillahirohmanirrohim".
Tak lupa aku membaca bismillah beserta sholawat memohon agar diberikan keselamatan seperti yang diajarkan Bu Ustadzah.Alhamdulillah aku dan teman-teman melewati makhluk tersebut dengan selamat.
Bahkan dia meminggirkan kaki besarnya saat kami lewat. Sesudah kami lewat dia kembali menselonjorkan kakinya kejalan raya. Sesampai dirumah Ibu menyambutku, Menyiapkan aku makan siang. Lalu aku menceritakan apa yang aku lihat barusan kepada Ibu. Ibu pun menjawab.
"Nak. Ibu percaya kamu berkata jujur. Tapi tidak semua yang kamu lihat bisa langsung kamu ceritakan pada oranglain. Karena mereka belum tentu melihat hal yang sama seperti kamu. Jadi kalau mereka menertawakanmu ya jangan salahkan mereka. Lainkali daripada menceritakan apa yang kamu lihat kepada orang yang tidak tahu alangkah lebih baik kamu ajak saja mereka berdoa bersama. Inshaallah biarpun tidak melihat secara tak kasat mata kalau berdoa sama Allah pasti diberi keselamatan".
"Baik bu, Aku paham." Kataku puas dengan jawaban Ibu.
Setelah makan aku segera sholat Dzuhur berjamaah dimasjid. Sepulang dari masjid, Kudengar mobil ambulan melaju kencang
"Astagfirlohaladzim.Astagfirlohaladzim.
Ibu-ibu dijalan raya depan pabrik pinggir kantor kecamatan ada kecelakan maut. Korban meninggal dunia ditempat." Kata Bu Salamah dengan nafas ngos-ngosan.Â