Mohon tunggu...
Intan AyuFamilia
Intan AyuFamilia Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya adalah mahasiswi ppg prajab di Universitas Wijaya Kusuma Surabaya 2023

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Aksi Nyata: Perspektif Sosio-Kultural Pendidikan Indonesia

8 Oktober 2023   07:37 Diperbarui: 8 Oktober 2023   07:42 781
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://gurubelajar.id/mengenal-psikologi-pendidikan-anak-sekolah-dasar/

Topik 1

Aksi Nyata

Perspektif Sosio-Kultural dalam Pendidikan Indonesia

Pada mata kuliah ini kita mempelajari banyak hal mulai dari konteks sosial, budaya, ekonomi, dan politik yang berkaitan dengan penyelenggaraan pendidikan di Indonesia. Dalam proses belajar mengajar kita tidak terlepas dengan peserta didik. Dalam prosesnya mereka tidak hanya berperan sebagai individu melainkan berinteaksi dengan makhluk sosial lainnya. Hal  ini menunjukkan bahwa pembelajaran tidak hanya melulu tentang kecerdasan kognitif melainkan peran aktif peserta didik dalam lingkungan sosial untuk berinteaksi dan berbudaya juga dibutuhkan untuk mendukung pembelajaran mereka.

Layaknya mata kuliah lain dalam program PPG Prajab 2023 ini, perspektif sosiokultural juga  memiliki alur belajar MERDEKA yang diawali dari Mulai dari Diri, Eksplorasi Konsep, Ruang Kolaborasi, Demonstrasi Kontekstual, dan Aksi Nyata. Seluruh alur ini diselesaikan secara bertahap dan bermakna sehingga harapannya  guru bisa merefleksikannya dalam pembelajaran sesungguhnya dalam kelas.

Pada elemen ‘Mulai dari Diri’ ini saya diberi pemantik untuk berpikir kritis dari kasus dalam kelas yang bermasalah akademiknya bahwa hal ini ditampilkan agar pengetahuan dan pengalaman dasar saya menjadi semakin banyak. Hal tersebut memacu saya untuk mencari solusi bagaimana cara menghadapi peserta didik dengan latar belakang sosial, budaya, ekonomi, dan politik yang berbeda. Mengingat masalah dalam diri peserta didik apabila tidak diselesikan secara tepat akan menghambat proses belajarnya di kelas maupun di lingkungan masyarakatnya. 

Dari mengetahui latarbelakang mereka, saya dapat menyiapkan dan merancang perencanaan pembelajaran yang efektif dan efisien serta dapat memenuhi kebutuhan mereka agar potensi dan minat mereka semakin berkembang.

Pada elemen ‘Eksplorasi Konsep’ ini saya mendapatkan banyak pengetahuan dan wawasan mengenai penyelenggaraan pendidikan di Indonesia sejak zaman penjajahan Belanda dan Jepang yang menanamkan doktrin dan propaganda pada rakyat pribumi. Hingga gambaran penyelenggaraan pendidikan di Indonesia sekarang ini dari berbagai daerah yang memiliki keanekaragaman budaya yang multikultural. 

Saya juga mempelajari bahwa pertama kali peletak pondasi sistem pendidikan yang tidak memihak pada satu golongan digerakkan oleh Ki hajar Dewantara dalam berbagai aksi radikalnya mulai dari berjuang melalui media jurnalistik, bidang politik dengan membentuk golongan tiga serangkai, mendirikan Taman Siswa, dsb. 

Perjalanan pendidikan di Indonesia tidak terlepas dengan faktor-faktor sosial, ekonomi, politik, budaya yang melatari kondisi dan situasi pada masa itu. Saya juga mempelajari perbedaan serta pengaruh faktor sosial, budaya, ekonomi dan politik yang sangat besar terhadap penyelenggaraan pendidikan di Indonesia baik sebelum kemerdekaan maupun sesudah kemerdekaan sehingga mempengaruhi praktik pendidikan pada masyarakat. 

Dalam mata kuliah perspektif sosiokultural ini saya mempelajari arti pentingnya memahami perspektif peserta didik dari segi sosial, budaya, ekonomi, dan politik sehinggaa diharapkan pendidik bisa merancang pembelajaran yang relevan dan efektif dengan kebutuhan peserta didik sehingga tujuan pembelajaran bisa tercapai secara optimal.

Pada elemen ‘Ruang Kolaborasi’ ini saya benar-benar diberikan kesempatan dan ruang untuk berdiskusi dengan teman-teman mengenai permasalahan ketidakemerataan penyelenggaraan pendidikan di Indonesia dari berbagai daerah terpencil. Saya jadi mengetahui bahwa guru merupakan manusia tangguh yang cakap dalam berbagai bidang, saya melihat perjuangan guru dari berbagai daerah dalam mengupayakan pemerataan pendidikan dengan media dan fasilitas yang cukup minim. Beliau berupaya semaksimal mungkin untuk memasukkan unsur budaya dalam pendidikan agar anak-anak bisa memahami pembelajaran dengan rasa gembira. Saya juga melihat bagaimana upaya pemerintah melakukan pemerataan pendidikan dengan menugaskan beberapa relawan pengajar muda untuk menilik dan memberikan wawasan yang banyak serta motivasi pada anak-anak.

Pada elemen ‘Demonstrasi Kontekstual’ banyak hal yang saya pelajari dengan menampilkan berbagai pandangan dan hasil olah pikir serta urun rembug yang digagas oleh rekan-rekan dalam diskusi untuk dipresentasikan. Saya belajar bahwa setiap pendidik memiliki caranya masing-masing dalam memandang dan cara mengatasi permasalahan yang diakibatkan oleh ketidakmerataan fasilitas dan tenaga pendidik di sekolah-sekolah terpencil. Dalam ruang demonstrasi ini kami belajar untuk saling menghargai dan memberi masukan yang membangun dan membuka pola pikir kami mengenai penyelenggaraan pendidikan di Indonesia.

Pada elemen ‘Elaborasi Pemahaman’ saya menjadi memahami dengan cukup baik bahwa perspektif sosiokultural berupaya merangkul dan memenuhi kebutuhan pendidikan yang terintegrasi dengan latar belakang dan budaya mereka tanpa ada tekanan dan paksaan dari guru karna pada kenyataannya budaya sudah menanamkan nilai moral yang bisa memacu peningkatan kecerdasan kognitif mereka. Saya jadi paham pentingnya mengerti kebutuhan peserta didik dan memahami latar belakang mereka sebelum merancang pembelajaran karna hal itu akan berdampak pada pemahaman mereka yang sebelumnya saya mengira bahwa mengetahui latar belakang peserta didik merupakan hal yang tabu, ternyata hal tersebut menjadi keharusan bagi pendidik di masa merdeka belajar. 

Hal baru yang saya pelajari dalam konsep Vygotsky bahwa sosiokultural sebagai alat mediasi yang menghubungkan alat psikologis dengan lingkungan di mana anak-anak berkembang sehingga muncul multikulturalisme, potensi belajar, konten yang netral untuk memenuhi kebutuhan peserta didik. Sejauh ini saya ingin mempelajari lebih lanjut tentang cara mengimplementasikan konsep-konsep ini dalam perancangan dan pelaksanaan strategi pembelajaran yang dapat mendukung keberagaman dalam proses pembelajaran.

Pada elemen ‘Koneksi antar Materi’ saya mengetahui dan memahami bahwa matakuliah perspektiif sosiokultural terhubung dengan mata kuliah lain dan saling mendukung satu sama lain seperti mata kuliah pemahaman peserta didik dalam pembelajaran, prinsip pengajaran dan asesmen. Kesemua itu dirancang untuk dapat menyiapkan dan merencanakan pembelajaran yang bermakna dan berpihak pada peserta didik agar kemampuan kognitif serta psikososial mereka berkembang dengan baik sesuai lingkup usianya.

Pada elemen akhir ‘Aksi Nyata’ saya diberi ruang untuk merefleksi dan melihat kembali hal baik dan positif yang saya peroleh selama mempelajari mata kuliah ini serta kemungkinan impelementasinya dalam pengajaran di kelas. Sebagai calon guru yang berkompeten saya menjadi tahu banyak hal yang dapat mempengaruhi peserta didik dalam pembelajaran dari memahami konsep-konsep sosiokultural itu juga dapat menunjang dan mengantisipasi apabila terdapat permasalahan peserta didik dengan berbagai kasus dan faktor yang berbeda. 

Sejauh ini saya menilai kesiapan saya dalam skalal 1-10 dengan nilai 7 karena pada tahap ini hanya sebagian kecil dari konsep sosiokultural yang sudah mulai yang sama pahami. Dan saya harus mempersiapkan diri dan kompetensi sesuai dengan konsep-konsep baik dalam perspektif sosiokultural. Saya akan berupaya menambah wawasan terkait pembelajaran yang berpihak pada peserta didik serta saya menjadi terpacu untuk memperbanyak membaca dan memahami berbagai referensi yang berkaitan agar saya dapat dengan optimal melakukan perancangan dan pembelajaran di kelas bersama peserta didik dengan antusias.  

Penulis: Intan Ayu Familia Nur Janah_PPG PRAJAB UWKS 2023

 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun