Zaman sekarang ini, banyak para orang tua yang melakukan hal sangat keji terhadap anaknya. Yaitu melakukan tindak kekerasan. Â
Contohnya pemerkosaan terhadap anak kandung apalagi dibawah umur, alhasil, anak tersebut mengalami gangguan mental akibat perbuatan orang tuanya.
Selain itu, ada juga para orang tua yang tak segan-segan memukuli anaknya dengan benda tumpul atau tajam dengan alasan bahwa anak itu susah diatur.
Hingga terdengar kasus kekerasan muncul terhadap anak dibawah umur hingga tewas.
Sungguh miris bukan? Padahal, anak adalah suatu titipan dari Tuhan kepada orang tuanya yang sangat berpengaruh untuk masa depan yang cerah.
Belakangan ini, penulis mendengar sebuah kasus kekerasan terhadap seorang anak di Cimahi hingga tewas. Pelakunya adalah ayah kandungnya sendiri.
Kasus kekerasan terhadap anak-anaknya berlokasi di sebuah kontrakan kawasan Cimahi.
Ade Nanda alias Ade Bogel (37) pelaku yang tega menyiksa dua anak kandungnya sendiri di Cimahi. Kini ia ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus kekerasan tersebut.
Pelaku pembunuhan itu dengan teganya menyiksa anak perempuannya bernama AH (10) hingga meninggal dunia.
Sementara anak laki-lakinya bernama AMN (12) mengalami luka yang cukup parah, sehingga ia harus mendapatkan perawatan khusus. Saat ini ia dirawat di Rumah Sakit.
Polisi mengungkap sebuah fakta terbaru, bahwa dalam kasus kekerasan terhadap dua anak terjadi di sebuah kontrakan Jalan Pesantren, Kelurahan Cibabat, Kecamatan Cimahi Utara, Cimahi.
Akibat aksi kekerasan dalam kasus ini, Ade Bogel harus kehilangan salah satu anak perempuannya berinisial AH (10) setelah dipukul dan ditendang sebanyak 15 kali.
Sementara, anak laki-lakinya bernama AMN mengalami luka lebam karena dipukuli dan ditendang sebanyak 7 kali.
Sungguh jahat sekali ayah nya ini yang tega menganiaya anaknya, bahkan hingga tewas ditempat.
Yang lebih ironisnya lagi, selain menyiksa ternyata kedua anaknya tidak disekolahkan.
Hal tersebut disampaikan oleh Kapolres AKBP Aldi Subartono.
"Jadi untuk anak-anak ini tidak sekolah, sehingga ini yang sangat ironis ya, karena ayahnya hanya bekerja sebagai pengamen," dikutip dari TribunJabar.id.
Sebelum kejadian penyiksaan itu terjadi, Ade menanyakan kepada kedua anaknya soal alasan mereka mengambil uang hasil ngamennya itu.
Kemudian, sang ayah Ade sangat kesal dengan perbuatan kedua anaknya yang telah mengambil uang tanpa izin. Sehingga ia langsung tersulut emosi dan melakukan kekerasan.
Terkait motif aksi penganiayaan terhadap korban karena mengambil uang baru sebatas keterangan dari pelaku saja dan belum mendapat saksi dari korban yang selamat.Â
Lalu, bagaimana pendapat dari para pembaca setelah mendengar kasus ini?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H