Negara yang memiliki kualitas Pendidikan maju : Finlandia
        Mengapa Finlandia terkenal sebagai negara yang memiliki kualitas Pendidikan yang baik :
- Tata Kelola yang Jelas
Sistem pendidikan di Finlandia memiliki tata kelola dan sinergisitas antar lembaga yang sangat jelas. Dalam praktiknya model pengajaran dibuat sangat terencana. Baik dari pemerintah, sekolah, dan masyarakat saling terintegrasi sehingga bisa menciptakan model pendidikan yang optimal bagi siswa. Misalnya siswa SMA tidak hanya diarahkan untuk berpikir 5 tahun ke depan akan menjadi apa, melainkan juga difasilitasi secara konkret untuk menyelesaikan tahun pertama. Kemudian tahun kedua dilanjutkan dengan apa yang akan dilakukan dan seterusnya hingga siswa semakin yakin untuk mewujudkan cita-citanya.
- Goals Pendidikan Finlandia Sangat Jelas
Finlandia juga memiliki goals pendidikan yang jelas yakni pendidikan untuk semua. Meskipun sudah memiliki keahlian khusus bukan berarti tidak bisa belajar yang lain. Siapapun tetap punya hak yang sama untuk belajar seperti apa yang diinginkan. Hal ini sekaligus sudah dipertimbangkan dalam sistem pendidikan Finlandia, bahwa apa yang akan dipelajari nanti juga memiliki standar, jadi hasilnya juga bisa dipertanggungjawabkan.
- Profesi Guru sangat Dihormati
Guru-guru di Finlandia sangat dihormati dan sering diperlakukan setara layaknya profesor di universitas. Jam kerja para guru hanya sedikit dan lebih banyak waktu digunakan untuk perencanaan pelajaran. Para guru di Finlandia juga didorong untuk membuat laboratorium mini sendiri untuk gaya mengajar. Hal ini juga untuk meningkatkan apa yang berhasil dan menghilangkan apa yang tidak. Pola pikir eksperimental ini telah memungkinakan guru berpikir dan menemukan solusi "out of the box" yang bisa untuk meningkatkan kualitas guru.
- Rasa Trustworthy yang Tinggi
Di Finlandia rasa trustworthy dibangun dari semua elemen, baik sesama guru, orang tua, elemen pendidik yang lain dan siswa. Rasa trustworthy ini bisa dilihat dari bagaimana orangtua siswa sangat menghargai para guru. Para orang tua di sana menganggap guru telah memenuhi sebagian besar dari apa yang siswa butuhkan di sekolah. Guru pun juga demikian, guru yakin siswa dapat lebih leluasa mengerjakan hal lainnya bersama orang tua, misalnya, bermain, istirahat, atau mempelajari hal lain yang menjadi hobinya. Hal ini selanjutnya juga menjadi pertimbangan sekolah untuk tidak memberikan PR pada siswa. Selain itu, pemerintah Finlandia juga mendukung bahwa waktu belajar siswa di sekolah sudah cukup baik.
- Ujian Nasional Hanya Ada Saat SMA dan Ketika Siswa Siap
Kemudian, di Finlandia tidak ada ujian bernilai atau ujian nasional bagi siswa pendidikan dasar, ujian nasional hanya ada ketika sekolah menengah pada akhir tingkat pendidikan. Sistem ujian nasional pun boleh memilih, ujian dilaksanakan tergantung siswa tersebut, siswa bisa mengajukan ujian kalau sudah siap. Selanjutnya hasil kelulusan SMA inilah yang kemudian dapat dijadikan bekal untuk bekerja atau masuk perguruan tinggi.
- Tidak Ada "Pengkotak-kotakan" Kelas
Sistem pendidikan SMA di FInlandia mirip seperti kuliah jadi mereka bebas memilih sendiri mata pelajaran yang mereka inginkan. Misal, kelas 1 mengambil materi dasar semua, kelas 2 sudah bisa mengambil psikologi atau ilmu lainnya. Sekolah tidak membuat "pengkotak-kotakan" kelas IPA atau kelas IPS, mereka tetep boleh bebas memilih. Kalau siswa ingin mengambil ilmu alam, di saat yang sama ia juga bisa mengambil ilmu sosial lain yang short level maupun long level. Semua mata pelajaran itu juga sudah tertera dalam silabus yang ada, sehingga mempermudah siswa untuk memillihnya.
- Kemampuan Siswa Sangat Dihargai
Ralph Waldo Emerson pernah menulis The secret in education lies in respecting the students. Kurang lebih inilah yang diterapkan juga dalam pendidikan di Finlandia yakni kemampuaan siswa dihargai. Sistem pendidikan Finlandia dirancang untuk memastikan siswa dapat mencapai kemampuan terbaiknya secara akademis maupun keterampilan hidup. Sehingga pada implementasinya kegiatan siswa di rumah seperti merawat kuda, merawat tanaman, membuat makanan, dll. dipandang sebagai siswa memiliki kemampuan yang perlu dihargai.
Dari aktivitas itu siswa dilihat dapat mengetahui lebih banyak dengan mengamati langsung dan bereksperimen. Sekolah juga tidak melakukan stereotipe atau penggolongan melainkan sekolah terus berusaha membantu untuk mencari cara belajar terbaik untuk masing-masing siswa. Di Finlandia guru memang dipandang sebagai orang yang tahu lebih banyak, tetapi sekaligus guru belum tentu tahu semua, sehingga tidak apa-apa bagi guru untuk mengakui hal itu, dan menunjukkan sikap menghargai kemampuan siswa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H