Mohon tunggu...
Intan suci adefera
Intan suci adefera Mohon Tunggu... -

Mahasiswi

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Mengapa Benci Jokowi?

10 Desember 2018   20:40 Diperbarui: 10 Desember 2018   20:49 584
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sejak pak jokowi memenangi pemilihan presiden, masih banyak saja orang yang membenci jokowi, apalagi ketika rupiah terpuruk dan ekonomi memburuk seperti sekarang ini, cacimaki oleh orang yang membencinya makin menjadi-jadi, begitupun yang mencibir wong deso kok jadi presiden , salah satu faktor yang  membuat masyarakat ingin joko widodo selaku presiden di ganti pada pilpres 2019 yaitu permasalahan ekonomi. Survei menunjukkan masyarakat menginginkan jokowi diganti oleh tokoh lain pada pilpres 2019. Dari survei itu, sebanyak 46,4 persen responden ingin jokowi diganti tokoh lain. Jumlah tersebut sedikit lebih banyak ketimbang responden yang memilih jokowi memimpin kembali, yakni sebesar 45,22persen. Ada 8,41 persen responden yang memilih untuk tidak menjawab pertanyaan itu.

(SUMBER: TEMPO.CO)

Dari berita diatas dapat dikaitkan dengan hadis dibawah ini:

Hadis tentang anjuran taat kepada pemimpin dan larangan merebut kekuasaannya

 Dan telah menceritakan kepada kami Sa'id bin Manshur dan Qutaibah bin Sa'id keduanya dari Ya'qub, Sa'id mengatakan; telah menceritakan kepada kami Ya'qub bin Abdurrahman dari Abu Hazim dari Abu Shalih As Samman dari Abu Hurairah dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Wajib bagi kalian untuk mendengar dan taat baik dalam keadaan susah maupun senang, dalam perkara yang disukai dan dibenci dan biarpun merugikan kepentinganmu." (HR.MUSLIM)

Telah menceritakan kepada kami Ismail telah menceritakan kepadaku Malik dari Yahya bin Sa'id mengatakan, telah mengabarkan kepadaku 'Ubadah bin Al Walid telah mengabarkan kepadaku Ayahku dari Ubadah bin Ash Shamit mengatakan; 'kami berbai'at kepada Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam untuk mendengar dan taat, baik ketika giat (semangat) maupun malas, dan untuk tidak menggulingkan kekuasaan dari orang yang berwenang terhadapnya, dan mendirikan serta mengucapkan kebenaran dimana saja kami berada, kami tidak khawatir dijalan Allah terhadap celaan orang yag mencela.' (HR. BUKHARI)

 Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Yusuf Telah mengabarkan kepada kami Malik dari Abdullah bin Dinar dari Abdullah bin Umar radliallahu 'anhuma mengatakan; kami ketika berbai'at kepada Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam untuk mendengar dan taat, beliau mengatakan kepada kami; Semaksimal kemampuan kalian. (HR. BUKHARI)

{ }

 Telah menceritakan kepada kami Zuhair bin Harb dan Harun bin Abdullah keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami Hajjaj bin Muhahammad dia berkata; Ibnu Juraij berkata (Ayat): '(Hai orang-orang yang beriman, ta'atilah Allah dan ta'atilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu ...) ' (Qs. An Nisaa': 59), turun berkenaan dengan Abdullah bin Hudzafah bin Qais bin 'Adiy As Sahmiy, ketika Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengutusnya dalam sebuah ekspedisi militer. Ya'la bin Muslimmemberitahukanhaditsinikepadaku, dariSa'id bin JubairdariIbnu Abbas. (HR.MUSLIM)

Hadis di atas menerangkan bahwa 'kami berbai'at kepada Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam untuk mendengar dan taat, baik ketika giat (semangat) maupun malas, dan untuk tidak menggulingkan kekuasaan dari orang yang berwenang terhadapnya, dan mendirikan serta mengucapkan kebenaran dimana saja kami berada, kami tidak khawatir dijalan Allah terhadap celaan orang yag mencela.' (HR. BUKHARI)

Islam lewat lisan Nabinya telah mengajarkan bagaimana sikap terbaik yang menjadi akidah seorang muslim adalah tetap menasehati penguasanya dengan baik terkala mereka mulai tergelincir. Penyampaian nasehat ini pula disalurkan dengan cara yang baik, bukan cara  menebarkan aib mereka di depan umum. Juga prinsip penting dengan penguasa adalah tetap mentaati mereka selama mereka masih muslim , walaupun mereka berbuat zholim.

Rasulullah SAW. Bersabda "saya memberi wasiat kepada kalian agar tetap bertaqwa kepada allah 'azza wa jalla, tetap mendengar dan taat walaupun yang memerintah kalian seorang hamba sahaya (budak)". (HR. Abu Daud dan At Tirmidzi, Hadist Hasan Shahih)

Hukum mentaati pemimpin itu adalah wajib, walaupun mereka berbuat zholim (kepada kita). Jika kita keluar dari mentaati mereka maka akaan timbul kerusakan yang lebih besar dari ke zholiman yang mereka perbuat . bahkan bersabar terhadap kezholiman mereka dapat melebur dosa-dosa dan akan melipat gandakan pahala. 

Jadi walaupun pak  jokowi kurang baik dan kurang bagus di masa kepemimpinannya tapi setidaknya kita harus menghargai yang sudah dia lakukan untuk rakyatnya karena sesungguhnya manusia itu tidak ada yang sempurna.

Karena pemimpin mempunyai kedudukan paling pentingdalam sebuah komunitas, kelompok masyarakat, berbangsa dan bernegara. Hal ini tidak akan aman dan terarah jika tidak adanya seorang pemimpin. Maka seburuk apapun pemimpin kita sekarang kita harus selalu taat walaupun di zaman yang serba modern ini sangat sedikit pemimpin yang mendekati kepemimpinan rasulullah tetapi setidaknya kita harus menghargai para pemimpin kita sekarang. Karena bagaimanapun merekalah pemimpin kita yang mengatur bgaimana jalannya pemerintahan di negara kita ini. 

Pemimpinn dalam islam bukan penguasa yang terjaga dari kesalahan.  Tapi dia adalah manusia biasa yang bisa salah dan benar, bisa adil dan bisa pilih kasih. Menjadi hak kaum muslimin untuk meluruskan pemimpin yang berbuat salah dan menyimpangan. 

 Telah menceritakan kepada kami Zuhair bin Harb dan Harun bin Abdullah keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami Hajjaj bin Muhahammad dia berkata; Ibnu Juraij berkata (Ayat): '(Hai orang-orang yang beriman, ta'atilah Allah dan ta'atilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu ...) ' (Qs. An Nisaa': 59). Hadis di sini menjelaaskan bahwa sanya kita diwajibkan untuk mentaati ulil amri(pemimpin) hal iini di wajibkan karena taat kepada pemimpin merupakan cerminan dari ketaatan kita kepada nabi muhammad dan kepada Allah SWT. Tanpa ketaatan dann kepercayaan kepada pemimpin, kepemimpinan dan pemerintahan tidak mungkin tegak dan berjalan sebagaimana mestinya.

 Jika rakyat tidak lagi taat kepada pemimpin ,maka roda pemerintahan akan lumpuh dan akan muncul fitnah dimana mana atas dasar itu, ketaatan kepada pemimpin keniscayaan tegaknya dan keutuhan suatu negara. 

Dan untuk menjaga persatuan di tengah-tengah masyarakat yang cenderung makin memanas menjelang pilpres, kita harus sama sama menahan diri dengan tidak melakukan kegiatan yang dapat memancing emosi.

Dari wacana di atasdapatkitapahamibahwaNegara ini harus tetap berjalan ,siapapun nanti presiden yang terpillih sehingga pihak pihak yang akan merusak keutuhan negara harus ditindak tegas. Dan juga kita memilih pemimpin jangan asal asal agar negara kita di pimpin dengan baik bukan hanya sekedar untuk mendapat harta, tahta dan jabatan saja, tetapi juga yang memikirkan kesejahteraan rakyat nya.

Syudah syelesai...

******

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun