Mohon tunggu...
Intan FebrinaRachmawati
Intan FebrinaRachmawati Mohon Tunggu... mahasiswa

Instagram : @intan.fbr Youtube : Intan FR

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Apa itu Keloid ? Berbahayakah ? yuk kenali.

16 November 2020   21:44 Diperbarui: 17 November 2020   06:58 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

 

 Di kutip dari AloDokter ,  Keloid adalah bekas luka yang tumbuh secara abnormal. Keloid tumbuh di luar batas kulit yang cedera, sehingga tampak melebar dan seperti tonjolan pada kulit. Ada banyak cara untuk mengobati keloid, tetapi mencegah keloid tentu lebih baik daripada mengobatinya.

Bekas luka atau scar pada kulit akibat cedera atau setelah operasi adalah bagian dari proses normal penyembuhan luka. Seiring berjalannya waktu, bekas luka ini akan memudar hingga menghilang.

Pada keloid, bekas luka ini menimbulkan keluhan gatal atau nyeri serta mengganggu penampilan, bahkan hingga memengaruhi kondisi mental dan emosi. Hal-hal tersebut akhirnya dapat menurunkan kualitas hidup penderitanya.

Cara Mengenali Keloid

Keloid dapat dikenali sebagai tonjolan jaringan parut pada bekas luka yang tumbuh berlebihan, melebihi ukuran luka yang ada sebelumnya. Keloid akan tumbuh secara perlahan, yaitu dalam waktu 3-12 bulan, bahkan hingga bertahun-tahun.

Keloid awalnya muncul sebagai tonjolan jaringan parut dengan warna merah muda, merah, atau keunguan. Seiring berjalannya waktu, keloid dapat berubah warna menjadi lebih gelap.

Bila disentuh, keloid akan terasa lebih lembut dan licin dibanding kulit di sekitarnya. Keloid juga terasa padat dan posisinya tidak berpindah-pindah, serta dapat menimbulkan rasa gatal dan nyeri.

Penyebab Kemunculan Keloid

kelompok etnis tertentu dan orang yang anggota keluarganya juga memiliki keloid

Selain itu, terdapat beberapa area tubuh yang lebih rentan mengalami keloid, yaitu pundak, lengan atas, punggung atas, dada bagian tengah, telinga, serta leher bagian belakang.

Cara Mengobati Keloid

Keloid dapat diatasi dengan kombinasi beberapa terapi. Terapi yang diberikan tergantung pada lokasi, ukuran, dan kedalaman keloid, usia pasien, serta hasil terapi keloid sebelumnya. Berikut ini adalah beberapa jenis terapi untuk mengatasi keloid:

1. Suntik keloid

Pada prosedur ini, obat kortikosteroid berisi triamcinolone acetonide akan disuntikkan langsung ke jaringan keloid, menggunakan jarum yang sangat kecil. Suntik keloid dapat diulang dengan interval waktu 4-6 minggu.
Penyuntikan kortikosteroid ini dapat membuat kulit menjadi tipis dan berwarna lebih merah. Pengobatan keloid dapat dikombinasikan dengan terapi laser untuk memudarkan warna keloid.

2. Krioterapi

Terapi ini menggunakan zat nitrogen cair yang disemprotkan ke keloid selama 10-30 detik, hingga tiga kali berturut-turut. Pengobatan ini dapat diulang setiap bulan, sampai keloid mengecil.

Krioterapi dapat dikombinasikan dengan suntik keloid, untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Akan tetapi, krioterapi hanya efektif untuk mengatasi keloid yang berukuran kecil.

3. Laser

Terapi laser cukup efektif untuk meratakan keloid dan membuat warna keloid memudar. Terapi ini aman dan tidak terlalu menyakitkan, tetapi memerlukan beberapa kali sesi terapi dengan biaya yang relatif mahal. Terapi laser akan lebih efektif bila digabungkan dengan suntik keloid.

4. Operasi pengangkatan keloid

Mengobati keloid dengan operasi merupakan tindakan yang berisiko, karena mengangkat keloid dapat memicu pembentukan keloid baru yang bahkan bisa lebih besar.

Operasi biasanya akan dikombinasikan dengan penyuntikan keloid atau pemberian tekanan (kompresi) pada luka dengan alat khusus, selama beberapa bulan setelah operasi. Operasi juga sering kali dikombinasikan dengan radioterapi untuk mencegah keloid tumbuh kembali.

5. Radioterapi

Radioterapi atau terapi radiasi dilakukan dengan menembakkan sinar-X ke keloid. Terapi ini biasanya dilakukan segera setelah operasi, keesokan harinya, atau satu minggu setelah operasi.
Radioterapi bermanfaat untuk mencegah keloid tumbuh kembali. Akan tetapi, terapi radiasi memiliki risiko, yaitu dapat memicu munculnya kanker.

Cara Mencegah Keloid

Bila Anda memiliki keloid di wajah yang berasal dari jerawat, kemudian muncul jerawat lagi, segeralah berobat untuk mencegah terbentuknya keloid. Hindari juga mencukur kumis dan jenggot dengan pisau cukur. Gunakanlah gunting untuk bercukur dengan hati-hati, agar tidak melukai kulit atau jerawat.

Jika Anda rentan mengalami keloid, sebaiknya jangan menindik atau membuat tato di tubuh dan wajah, serta jangan lupa memberitahukan kondisi ini ke dokter sebelum menjalani operasi. Bila mengalami luka, jagalah kebersihan luka selama penyembuhan, dan jangan sampai luka terpapar sinar matahari selama kurang lebih 3 bulan. Meski tidak berbahaya, keloid dapat menimbulkan masalah hingga memengaruhi kualitas hidup penderitanya. Oleh karena itu, kondisi ini perlu dicegah dan ditangani. Jika Anda rentan atau berisiko mengalami keloid, berkonsultasilah dengan dokter atau dokter bedah saat mengalami cedera yang menimbulkan luka di kulit.

 Ditulis oleh:

dr. Sonny Seputra, M.Ked.Klin, Sp.B, FINACS
(Dokter Spesialis Bedah)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun