Kesenian wayang golek cepak Tegal menjadi kesenian kebanggaan masyarakat Tegal dan sebagai identitas budaya masyarakat setempat yang masih dilestarikan oleh generasi penerus Ki Enthus Susmono bahkan kesenian wayang golek ini mampu mengikuti perkembangan zaman dengan memadukan penggunaan teknologi sebagai unsur pendukung dalam kesenian wayang golek cepak Tegal.
Tingkat Kesadaran Generasi Milenial di Tegal terhadap Kesenian Wayang Golek Cepak ditengah Globalisasi
Arus globalisasi berjalan dengan cepat identik dengan perkembangan pola hidup dan kemajuan teknologi dalam masyarakat yang membawa perubahan-perubahan baru dikalangan masyarakat dan mengubah kehidupan sosial masyarakat.Â
Tidak bisa dipungkiri era globalisasi merupakan tantangan besar bagi para masyarakat untuk mempertahankan kesenian lokal ditengah pesatnya kemajuan zaman, usaha mempertahankan kesenian lokal ini perlu adanya dukungan dari berbagai pihak dalam upaya memperkuat kembali penanaman nilai-nilai tradisional. Adanya kemajuan teknologi yang telah menyatu dengan kehidupan masyarakat mempengaruhi segala aspek seperti perubahan sikap dan perilaku.Â
Pada kenyataannya kemajuan teknologi membuka peluang bagi budaya luar untuk dengan mudahnya masuk ke dalam negeri dan dapat menjadi penyebab setiap individu melupakan nilai-nilai tradisional. Hal tersebut juga terjadi pada generasi milenial di Tegal yang kurang memiliki kesadaran terhadap kesenian lokal yaitu seni wayang golek cepak sebagai identitas masyarakat Tegal.Â
Tingkat kesadaran yang rendah pada generasi milenial terhadap kesenian lokal dapat dipengaruhi akibat kemajuan teknologi, pasalnya teknologi memberikan kemudahan dalam memperoleh segala informasi tidak hanya dari dalam negeri tetapi juga luar negeri.
Kemajuan teknologi yang sangat pesat mengakibatkan kesenian wayang kurang dilirik para generasi milenial sehingga kesenian wayang ini sudah mulai ditinggalkan, tidak sedikit para generasi milenial kurang menaruh kesadarannya pada kesenian wayang dikarenakan kurangnya wawasan tentang kesenian lokal tersebut.Â
Meskipun tingkat kesadaran cenderung rendah tetapi bukan berarti kesenian wayang di Tegal dibiarkan hilang begitu saja, faktanya masih terdapat sekumpulan generasi milenial yang peduli akan kelestarian dan eksistensi wayang golek cepak ini melalui sebuah sanggar yang bernama sanggar Putra Satria Laras sebagai upaya menjaga identitas kesenian Tegal agar dapat terus berkembang dan hidup ditengah masyarakat sehingga mampu dikenal lebih luas lagi oleh masyarakat luar Tegal.Â
Bersama dalang milenial Ki Haryo Enthus Susmono, sanggar ini mengembangkan berbagai inovasi dan kreasi wayang golek cepak yang disesuaikan dengan perkembangan zaman.Â
Dengan didirikannya sanggar tersebut diharapkan para generasi milenial lebih meningkatkan kesadarannya terhadap kesenian wayang golek cepak serta mengajak milenial lainnya untuk ikut serta aktif dalam sanggar ini bersama-sama melestarikan kesenian wayang santri Tegal.Â
Sanggar wayang ini juga dapat dijadikan sebagai wisata bagi sekolah-sekolah untuk menjelajahi rumah wayang sehingga dapat menambah wawasan bagi para generasi milenial.Â