Mohon tunggu...
Intan Rimbe Raaina
Intan Rimbe Raaina Mohon Tunggu... Guru - Tenaga Bimbingan Belajar dan pengajar privat untuk semua mata pelajaran, tingkat TK hingga SMA

Lulusan S1 Teknik Informatika, spesialisasi Teknik Animasi Grafis Komputer, hobbi desain animasi dan mengajar anak anak dri tahun 2000 hingga sekarang.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Keindahan yang Sempurna untuk Dihancurkan

21 Juli 2022   21:46 Diperbarui: 21 Juli 2022   21:54 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tak ada ucapan apapun lagi dari dia, setelah aku memaksa untuk pulang ke papa.

Dia segera mengambil kunci motornya, aku pun menutup pintu rumahku. "Inilah terakhir kali aku melihat rumah ini. Karena aku tak kan kembali lagi ke rumah ini" Desahku pelan dalam hati.

Aku segera naik ke motor, aku berusaha tenang dan tak lagi menangis. Aku sudah tak mau dengar lagi apapun pembelaan Mas Bam saat itu.

Motor terasa sangat kencang. Mas Bam memacu motor ini seperti pembalap. Aku tau, dia pun kacau hatinya. "Mas, jangan ngebut, aku ngga pegangan"..

Inilah ucapan terakhirku padanya.

Karena setelah itu, kami mengalami kecelakaan hebat. Aku tewas di tempat.

Iya..kondisi kepala ku pecah dan kaki kanan ku patah.

 

Kejadian kecelakaan itu di Jl. Perusahaan Desa Karanglo Kecamatan Singosari Malang.

Kamis, 20 Desember 2007. Pukul 18.45 wib.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun