Mohon tunggu...
Intan Sulystyaningrum
Intan Sulystyaningrum Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa FH UNEJ

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Digital Marketing sebagai Media untuk Meningkatkan Potensi Penjualan Sambal Pecel Mbah'e di Desa Bandaralim

31 Agustus 2021   19:26 Diperbarui: 31 Agustus 2021   19:32 342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

KKN BTV III UNEJ: DIGITAL MARKETING SEBAGAI MEDIA UNTUK MENINGKATKAN POTENSI PENJUALAN SAMBAL PECEL MBAH'E DI DESA BANDARALIM 

Melalui KKN Back To Village III UNEJ ini, saya selaku penulis sekaligus pelaksana melangsungkan pelaksanaan program kerja yang telah tersusun bersama sasaran yakni ibu Susi Herawati, salah satu penjual dan pemilik home industry (industri rumahan) sambal pecel Mbah'e di Desa Bandaralim. 

Kegiatan demi kegiatan kami lalui dengan penuh semangat agar tujuan pemberdayaan yang kami inginkan dapat tercapai dan memberikan hasil yang maximal. Mengingat bahwa akibat adanya pandemi Covid-19 yang tak kunjung berlalu ini memberikan kerugian kepada semua kalangan masyarakat. Terlebih lagi, akibat pandemi ini UMKM yang berada di desa Bandaralim sulit sekali berkembang. 

Hal ini disebabkan karena pada masa pandemi daya beli masyarakat relatif menurun, pelaku UMKM juga kesulitan berkembang akibat kurangnya modal. 

Selain itu, para pembeli juga kesulitan membeli barang akibat pelaku UMKM yang belum beralih ke dunia digitalisasi. Maka dari itu, program kerja pembuatan akun social media berupa instagram untuk penjualan sambal pecel secara online diharap dapat membantu berkembangnya penjualan sambal pecel tersebut.

Sebelum melangsungkan pembuatan akun social media, kami terlebih dahulu memastikan kelayakan daya jual produk agar pantas untuk memasuki ranah penjualan online melalui instagram. 

Program kerja yang dilakukan untuk menyongsong terciptanya hal tersebut, pertama adalah dengan melakukan pendampingan memilih bahan baku pembuatan sambal pecel. 

Selain itu, dalam kegiatan tersebut saya juga memastikan bahwa bahan baku yang dipakai dalam pembuatan sambal pecel haruslah aman dan halal untuk dikonsumsi oleh masyarakat. 

Selanjutnya masuk pada pendampingan proses pembuatan sambal pecel, proses tersebut dimulai dengan menggoreng bahan baku (kacang tanah, bawang putih, kencur, cabai, daun jeruk) setelah itu semua bahan baku dicampur menjadi satu dan kemudian dihaluskan dengan menggunakan mesin giling milik sasaran, setelah itu dilanjutkan dengan proses perebusan bahan yang sudah digiling dan diakhiri dengan kegiatan pengemasan.

Gambar 2. Pengemasan sambal pecel bersama sasaran
Gambar 2. Pengemasan sambal pecel bersama sasaran

Untuk kegiatan selanjutnya saya juga melakukan pelatihan pembuatan logo, logo yang sudah dibuat tersebut dicetak dan ditempelkan pada kemasan sambal pecel sebagai tanda pengenal bahwa produk tersebut halal, asli diproduksi oleh ibu Susi sendiri, dan juga dicantumkan pula nomor telepon agar pembeli bisa melakukan pemesanan online jamu sewaktu-waktu. 

Tidak hanya pendampingan dan pelatihan pembuatan logo saja, dalam KKN ini saya juga mengadakan kelas sosialisasi tentang pentingnya memahami hak serta kewajiban konsumen dan pelaku usaha bersama dengan sasaran dan juga masyarakat desa Bandaralim. 

Tujuan diadakannya kelas ini supaya masyarakat mengetahui mengenai pentingnya memahami hukum perlindungan konsumen agar terhindar dari konflik antara konsumen dengan pelaku usaha.

Gambar 3. Kelas sosialisasi bersama warga Desa Bandaralim
Gambar 3. Kelas sosialisasi bersama warga Desa Bandaralim

Setelah melakukan beberapa kegiatan diatas, akhirnya tujuan utama program kerja saya terkait pembuatan akun social media untuk sambal pecel tersebut dilaksanakan pada minggu ketiga. 

Pembuatan social media kami laksanakan mulai dari pembuatan e-mail terlebih dahulu dan dilanjutkan pembuatan akun instagram sambal pecel yang dinamai dengan "Sambal Pecel Mbah'e". Tidak hanya membuat akun instagram saja, kami juga melakukan sesi foto produk untuk pengisian feed instagram sambal pecel tersebut. 

Dengan alat dan bahan yang sederhana dan tentunya murah, serta menggunakan handphone milik saya, akhirnya sesi foto produk jamu tersebut terselesaikan dan kemudian kami edit terlebih dahulu menggunakan aplikasi lightroom sebelum kemudian kami upload pada akun instagram.

Tidak berhenti pada pembuatan akun instagram saja, saya lanjutkan pada pelaksanaan pendampingan penjualan sambal pecel secara online. 

Pada akun instagram sambal pecel, selain foto produk, kami juga mencantumkan ketentuan-ketentuan pada caption instagram seperti minimal pemesanan agar bisa diantarkan, biaya ongkir, lalu harga sambal pecel per gram nya, sehingga dapat memberikan informasi pada masyarakat ketika akan memesan sambal pecel tersebut. 

Dalam kurun waktu seminggu saya melakukan pendampingan, penjualan sambal pecel secara online, kami sudah mendapat orderan baik pemesan yang berdomisili di Desa Bandaralim maupun di luar desa. Beberapa kali saya ikut mendampingi mulai dari packing sampai pengantaran. Walaupun percobaan penjualan sambal pecel secara online tersebut belum meningkat secara drastis, namun Ibu Susi yakin penjualan sambal pecel secara online tersebut akan lebih stabil jika dipelajari sambil ditekuni lebih giat lagi. 

Selain itu, metode penjualan sambal pecel dengan cara dititipkan di toko kelontong terdekat juga kami lakukan karena banyak juga warga Desa Bandaralim khususnya yang sudah berusia lanjut memiliki keterbatasan dalam mengoperasikan sosial media. Metode penjualan ini kami lakukan dengan menitipkan produk sambal pecel ke toko kelontong milik Bapak Kaseni dan Ibu Tatik di Desa Bandaralim.

Memang kegiatan KKN ini dirasa telah memberi banyak manfaat dan dampak baik kepada saya maupun kepada sasaran. Sedikit demi sedeikit dapat meningkatkan penghasilan sasaran karena pada akhirnya penjualan sambal pecel milik Ibu Susi lebih diminati lagi di masa pandemi Covid-19 kali ini. 

Sambal Pecel yang biasanya hanya dititipkan ke toko-toko di Desa Bandaralim kini sudah bisa dijualkan secara online dan bahkan bisa diantar pula sampai rumah pembeli. Selain itu, sambal pecel juga sudah memiliki akun social media instagram sendiri sehingga informasi penjualannya bisa diakses oleh banyak orang. 

Pemberian logo pada kemasan Sambal Pecel Mbah'e milik sasaran tersebut bisa menjadi lebih dikenal oleh banyak orang, baik masyarakat dalam desa maupun luar desa. (Intan Sulystyaningrum_180710101068_KKN BTV III UNEJ KELOMPOK 62_Sambal Pecel Mbah'e_DPL : Eddy Mulyono, S.H., M.Hum.)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun