Pasti jarang orang yang tidak suka jika sudah menyangkut soal kuliner. Kuliner bagi sebagian besar orang mampu menjadi pelipur lara atau istilah kekiniannya yakni “pelarian” saat mengalami suatu masalah.
Zaman modern ini, banyak sekali ide-ide kreatif yang memunculkan suatu inovasi di bidang kuliner, baik itu bisnis kuliner berskala kecil maupun skala besar.
Banyaknya inovasi dan ketertarikan orang-orang untuk berkecimpung dan mendalami bisnis ini, membuat tantangan yang ada semakin kompleks. Bahayanya, jika pebisnis pemula hanya asal tertarik dan tidak mempertimbangkan risiko yang akan muncul kedepannya
Buku Bisnis Resto Minim Risiko dapat menjadi salah satu rujukan yang tepat bagi para pebisnis pemula atau yang tertarik di dunia bisnis kuliner, khususnya restoran. Buku ini mengupas 5W 1H seputar bisnis restoran.
Di awal buku ini dijelaskan bahwa bisnis restoran adalah bisnis yang memiliki peluang sekaligus tantangan yang tinggi, serta terdapat banyak faktor yang berperan penting dalam bisnis restoran (hlm 1).
Banyak orang yang ingin memulai berbisnis, tetapi bingung bagaimana menciptakan suatu ide/ inovasi untuk restorannya. Padahal, nyatanya ide dapat diperoleh dengan memodifikasi makanan apa saja yang sudah ada menjadi makanan yang memiliki nilai berbeda.
Justru, yang menjadi kunci/ inti dari bisnis ini bukanlah ide mengenai makananan apa yang akan dibuat, melainkan bagaimana cara pebisnis melakukan pemasaran produknya agar dikenal banyak orang dan laku dijual.
Membangun bisnis restoran harus memperhatikan pula jasa, layanan, fasilitas, selain memperhatikan makanan dan minuman yang dijual. Empat aspek tersebut sangat penting dalam sebuah bisnis restoran. Keempat-empatnya memiliki hubungan yang saling berkesinambungan yang berperan untuk menarik perhatian dan rasa suka dari konsumen.
Dalam hal ini, pebisnis harus pintar-pintar dalam mendekorasi fasilitas, memperkuat kualitas layanan dan jasa, serta harus bisa mengupgrade inovasi makanan dan minuman yang disajikan agar tidak tertinggal dari bisnis yang serupa.
Berkaitan dengan fasilitas, yang perlu diperhatikan bukan hanya tersedianya/ kelengkapan peralatan makan saja. Bahkan dalam hal ini, gaya dapur, warna dari suatu peralatan makan dan masak, cat ruangan, warna meja dan kursi penting untuk diperhatikan.
Warna memengaruhi konsumen, tidak hanya melalui kesadaran langsung, tetapi juga melalui alam bawah sadar. Warna dan makanan dapat meningkatkan hubungan emosional setiap orang terhadap selera (hlm. 45)
Jika sudah beres masalah fasilitas dan lain-lain, maka dari faktor internal juga tidak kalah penting. Faktor internal dalam hal ini merupakan mindset, pengaturan kerja, serta cara kerja karyawan.
Dalam hal ini perlu dibentuk SOP/ Standart Operational Procedure agar segala aktivitas, tindakan, dan proses yang menjadi tanggung jawab masing-masing pekerja dapat dilaksanakan secara konsisten, efektif, sesuai standar, dan sistematis.
Kecanggihan teknologi saat ini tidak boleh dilupakan. Maka, akan sangat lebih baik jika seorang pebisnis restoran tidak hanya menggunakan cara manual atau berupa buku menu untuk konsumen dalam memesan menu makanan.
Cara lain yang dapat digunakan dan tentu dapat mempermudah konsumen adalah menyediakan QR Code yang dapat diakses seluruh konsumen untuk melihat dan memesan menu makanan dan minuman.
Tidak boleh dilupakan, sistem manajemen terkait keamanan bisnis ini, serta studi kelayakan bisnis resto akan sangat memengaruhi kelancaran dan perkembangan bisnis restoran kedepannya.
Buku dengan sampul rupa-rupi makanan ini menarik untuk dibaca. Judul buku ini bisa dibilang menarik karena menyebutkan “minim risiko” pada kata bisnis dan resto, yang pada kenyataannya masalah dan risiko bisnis ini sangatlah kompleks.
Tentu pemberian judul semacam ini akan menambah ketertarikan pembaca, apalagi pembaca dengan minat yang tinggi di bidang kuliner, khususnya restoran, ide yang cemerlang! Buku ini juga kaya pemaparan yang sangat membantu pebisnis pemula/ yang masih ingin membangun bisnis restoran.
Selain itu, contoh-contoh nyata sebagai hasil wawancara (restoran Parara) yang disajikan dalam buku ini tentu memberi kesan, bahwa alternatif-alternatif yang ditawarkan oleh penulis adalah riil dan wajib dicoba (bukan sekadar teori-teori saja tanpa adanya bukti dari survei.)
Minimnya, cara penulisan kalimat, paragraf masih perlu diperhatikan. Semua kata/ kalimat yang berasal dari bahasa asing wajib dicetak miring. Tanda titik dan koma juga tidak beraturan yang mengakibatkan makna ganda/ agak sulit dipahami.
Walaupun bukan buku bertema sastra atau ilmiah, bukan berarti buku ini tidak harus memperhatikan tata bahasa dan cara penulisannya bukan?
Terakhir, untuk para pembaca, pebisnis pemula, serta orang yang memiliki niat untuk membuka bisnis ini jangan ragu untuk memulai suatu bisnis restoran. Ingat! Ide dapat berasal dari inovasi produk makanan dan minuman yang sudah ada yang dibungkus sehingga memiliki nilai yang berbeda.
Identitas Buku:
Judul: Bisnis Resto Minim Resiko
Penulis: Dr. Zulkifli Harahap, MM Par., CHE, Dr. Dino Leonandri, MM, CHA, Enos Julvita, S. ST. Par, MM, dan Samuel Hamonangan, S. ST. Par., M. Par.
ISBN: 978-623-6548-48-6
Tahun: 2021
Penerbit: Inteligensia Media
Ukuran; Tebal: 15, 5 cm x 23 cm; viii+156 hlm.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H