Hercules adalah jenis pesawat angkut cukup penting bagi Indonesia. TNI AU punya pesawat Hercules pertama kali pada tahun 1960, dengan jumlah tidak kurang dari 34 buah. Hercules ini tiba dari AS dalam beberapa gelombang :
(1) Gelombang I (Tahun 1960-1961-an) sebanyak 8 buah C-130B & 2 buah KC-130B (tanker) dengan no. reg. A-1301 – A-1310 (saat itu no reg masih menggunakan huruf T yaitu T-1301 - T-1310). 10 Pesawat ini pernah menggalami berbagai penugasan operasi, diantaranya Operasi Trikora dan operasi Dwikora
(2) Gelombang II (Tahun 1974-1975) sebanyak 3 buah C-130B dengan no. reg. A-1311, A-1312 dan A-1313. Ketiga Pesawat ini merupakan hibah dari pemerintah AS melalui USAF sebagai ungkapan terima kasih AS atas persahabatan dengan Indonesia. Bahkan 3 pesawat ini pernah digunakan USAF dalam perang Vietnam.
(3) Gelombang III (Tahun 1980-an) :
- Sebanyak 3 buah C-130H no. reg A-1315, A-1316 dan A-1323
- Sebanyak 1 buah C-130H/MP(Maritime Patrol) no. reg A-1322
- Sebanyak 7 buah C-130HS no. reg A-1317, A-1318, A-1319, A-1320, A-1321, A-1324 dan A-1341 (VIP/VVIP)
- Sebanyak 1 buah L-100-30 No reg A-1314 (versi penumpang).
C-130 Hercules A-1314 ini merupakan jenis VIP/VVIP bersama A-1341 yang biasa dipakai para pejabat negara maupun pejabat militer dan tergabung dalam Skadron Udara 17 VIP/VVIP.
(4) Gelombang IV (Tahun 90-an) sebanyak 5 buah L-100-30 yang merupakan hasil hibah dari maskapai Merpati Nusantara Airlines sebanyak 2 buah dan Pelita Air Service sebanyak 3 buah dengan no. reg A-1325 (yang jatuh di Magetan), A-1326, A-1327, A-1328 dan no. reg A-1329
(5) Gelombang V (Tahun 2013-2014) hasil hibah dari RAAF (Royal Australian Air Force) yang saat ini dioperasikan oleh Skadron Udara 32/Angkut Berat yang bermarkas di Lanud Abdulrahman Saleh, Malang
- Sebanyak 1 unit pesawat C-130H no.reg A-1330 buatan 1978 ex. A97-006 RAAF (November 2013)
- Sebanyak 1 unit pesawat C-130H no.reg A-1331 buatan 1978 ex. A97-009 RAAF (Juli 2014)
- Sebanyak 1 unit pesawat C-130H no.reg A-1332 buatan 1978 ex. A97-003 RAAF (Desember 2014)
(6) Simulator C-130H= A-132X
Dari sekian Hercules milik TNI AU, ada beberapa hercules yang mengalami musibah :
1. Hercules C-130B No. reg A-1307 (Sept 1964). Hercules ini hilang di perbatasan Kalimantan - Malaysia dalam menjalankan tugas Operasi Dwikora saat konfrontasi dengan Malaysia dengan misi melakukan penerjunan sebanyak 47 orang Pasukan Gerak Tjepat (PGT (sekarang Korps Paskhas)
2. Hercules C-130B No. reg A-1306 (Sept 1965), hancur dan terbakar habis setelah mendarat darurat di Long Bawang, Kalimantan Tengah karena salah tembak oleh pasukan darat kita sendiri karena pesawat datang yang biasanya dari arah pergerakan lawan tanpa koordinasi dengan pasukan di darat dalam misi mendukung operasi Dwikora. Untungnya seluruh awak dan pasukan penerjun selamat.
3. Hercules C-130H/MP (Maritime Patrol) No. reg A-1322 (Nov 1985) jatuh di Medan, Sumatera Utara,
4. Hercules C-130HS No. reg A-1324 (5 Oct 1991), jatuh di Condet Jakarta Timur ketika mengangkut pasukan usai mengikuti upacara HUT ABRI. Sebanyak 133 orang penumpang yang sebagian besar adalah anggota TNI, gugur dalam musibah tersebut.
5. Hercules L-100-30 No. reg A-1329 (20 Des 2001) di Lhoksumawe, Nangroe Aceh Darusalam mengalami masalah usai menjalankan tugas membawa personel dan perbekalan. Dalam musibah tersbut tidak ada korban jiwa dan semunaya selamat.
6. Hercules C-130B no.reg A-1302 (May 2009) gagal mendarat dengan sempurna (hard landing) di Wamena, Papua.
7. Hercules L-100-30 No. reg A-1325 (20 May 2009) jatuh di Maospati, Magetan, Jawa Timur dalam misi Penerbangan Angkutan Udara Militer (PAUM) dengan membawa penumpang keluarga TNI-AU dan penumpang sipil. Lebih dari 100 orang menjadi korban dalam kecelakaan tersebut. Penyebab masih belum diketahui.
8. Hercules L-130B No.reg A-1310 (30 Juni 2015), jatuh di sekitar Lanud Soewondo Medan lagi-lagi dalam misi PAUM. Penyebabnya masih belum diketahui.
Beberapa media menyebut bahwa Hercules milik TNI AU masih tersisa sekitar 20-an pesawat yang dioperasikan di 3 Skadron Udara TNI AU, yakni Skadron Udara 17/Kereta Kencana-VIP/VVIP Lanud Halim Perdanakusumah (sebanyak 2 pesawat A-1314 & A-1341, Skadron Udara 31/Angkut Berat Lanud Halim Perdanakusumah dan Skadron Udara 32/Angkut Berat Lanud Abdulrachman Saleh).
Dari jumlah itu, terakhir terhitung adalah sewaktu Latihan Gabungan (Latgab) Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) TNI bulan April 2014 lalu, yang bisa terbang hanya sekitar 12 hingga 15 pesawat. Sedangkan untuk pesawat C-130B Hercules A-1301 saat ini digunakan sebagai tempat simulasi untuk latihan terjun Koprs Pasukan Khas (Korpaskhas) TNI-AU. Keberadaan pesawat tersebut sekarang berada di Lanud Sulaeman, Bandung.Â
Melihat komposisi seperti ini, tampaknya Indonesia memang perlu lebih memperhatikan alutsista. Tak hanya anggaran alutsistanya tetapi bagaimana pengelolaan anggaran itu.
Kabinet dan pemerintahan Jokowi memang harus bekerja keras membereskan banyak masalah ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H