Abstract
Warna adalah elemen penting dalam pengembangan multimedia pembelajaran. Pemilihan warna dalam pengembangan multimedia pembelajaran merupakan hal penting yang turut menentukan kelayakan sebuah program paket multimedia. Penggunaan warna yang sesuai dalam multimedia pembelajaran dapat membangkitkan motivasi, perasaan, perhatian, dan kesediaan siswa dalam belajar. Oleh karena itu, pemahaman yang baik dalam pemilihan warna sangat diperlukan bagi para pengembangan multimedia pembelajaran, termasuk multimedia pembelajaran Agama Islam.
Pewarnaan terhadap unsur-unsur multimedia harus memperhatikan keserasian/keselarasan (harmoni) warna. Unsur-unsur multimedia antara lain: teks, gambar, latar belakang (background), dan symbol-simbol. Pewarnaan yang baik terhadap unsur-unsur tersebut dapat memberikan kesan yang kuat dan mempermudah mengingat bagi siswa terhadap materi-materi yang terkandung dalam multimedia pembelajaran.
Keyword: warna, pengembangan, multimedia, pembelajaran PAI
A.Pendahuluan
Warna adalah bagian dari keindahan. “Sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan”. Setiap orang secara alamiah menyukai sesuatu yang indah. Dalam mendesain produk-produk pembelajaran pewarnaan merupakan salah satu unsur yang sangat penting. Ia memberikan keindahan pada unsur-unsur visual yang ditampilkan. Pewarnaan yang sesuai dapat mendukung suatu pesan atau informasi tersampaikan dengan baik.
Warna itu seni. Setiap warna mengandung unsur-unsur estitika yang harus diperhatikan dengan seksama oleh para pengembang produk-produk pembelajaran. Pemilihan warna yang sesuai akan menjadikan desain produk-produk pembelajaran lebih komunikatif dan estetis.
Warna itu memiliki kekuatan-kekuatan di dalamnya. Pemilihan warna yang baik dalam mendesain produk pembelajaran dapat turut menbangkitkan dan menstimuli pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa. Oleh karena itu tidak setiap warna bisa dipilih begitu saja tanpa mempertimbangkan audien (siswa).
Para siswa dalam berbagai tingkatan pendidikan tentu berbeda dalam merespon warna. Respon warna siswa tingkat raudlatul athfal atau madrasah ibtidaiyah berbeda dengan siswa tingkat aliyah atau perguruan tinggi. Anak-anak RA atau MI cenderung menyukai pesan-pesan visual yang berwarna-warni.
Dengan demikian, pemahaman yang baik terhadap unsur warna dalam desain produk pembelajaran agama Islam sangat penting dan dibutuhkan oleh para pengembang. Produk pembelajaran agama Islam itu salah-satunya dapat berupa program atau software multimedia. Dalam lingkup sederhana, para pengajar yang akan mengajar materi-materi PAI dengan memanfaatkan slide-slide presentasi pun juga harus memahami unsur warna ini.
B.Sekitar warna
1.Kajian tentang warna
Warna merupakan pelengkap gambar. Warna termasuk salah satu unsur-unsur visual, di samping ada titik, garis, bidang, ruang, dan tekstur. Dalam desain visual pada umumnya, warna mewakili suasana kejiwaan pelukisnya dalam berkomunikasi. Warna juga merupakan unsur yang sangat tajam untuk menyentuh kepekaan penglihatan sehingga mampu menstimuli perasaan, perhatian dan minat seseorang.[1]
Ilmu tentang warna disebut chromatics. Teori warna sudah dikembangkan oleh Alberti (1435) dan diikuti oleh Leonardo da Vinci (1490). Teori warna mulai mendapat perhatian serius setelah dikembangkan oleh Sir Isac Newton (1704).[2] Pada awalnya teori warna dikembangkan dengan warna dasar merah, kuning dan biru (Red, Yellow, Blue atau RYB). Pencampuran warna dari warna dasar tersebut banyak dipakai oleh para pelukis, percetakan dan lain-lain
2.Pengelompokan warna
Ahli grafis Jerman (1790) menyederhanakan temuan Newton menjadi 3 (tiga) warna, yaitu warna primer, warna sekunder, dan warna tersier, dengan penjelasan sebagai berikut:[3]
a.Warna pokok (primer), adalah warna yang menjadi pedoman setiap orang untuk menggunakannya, yaitu warna merah, kuning dan biru.
b.Warna sekunder, merupakan percampuran antara warna primer:
1)Merah + biru = ungu/violet
2)Merah + kuning = oranye/jingga
3)Kuning + biru = hijau
c.Warna tersier, merupakan percampuran antara warna sekunder dengan primer:
1)Merah + ungu = merah ungu
2)Ungu + biru = ungu biru
3)Biru + hijau = hijau biru
4)Hijau + kuning = kuning hijau
5)Kuning + oranye = oranye kuning
Dari sekian banyak warna, dapat dibagi dalam beberapa bagian menurut dimensinya. Dimensi warna merupakan sifat-sifat dasar dari warna itu sendiri. Louis Prang pada 1876 membagi warna menjadi tiga dimensi, yang kemudian disebut The Prang System, yaitu:
a.Hue, adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan nama dari suatu warna, seperti merah, biru, hijau dsb.
b.Value, adalah dimensi kedua atau mengenai terang gelapnya warna. Contohnya adalah tingkatan warna dari putih hingga hitam.
c.Intensity, seringkali disebut dengan chroma, adalah dimensi yang berhubungan dengan cerah atau suramnya warna.
Selain Prang System terdapat beberapa sistem warna lain yakni, CMYK atau Process Color System, Munsell Color System, Ostwald Color System, Schopenhauer/Goethe Weighted Color System, Substractive Color System serta Additive Color/RGB Color System.
Di antara bermacam sistem warna di atas, kini yang banyak dipergunakan dalam industri media visual cetak adalah CMYK atau Process Color System yang membagi warna dasarnya menjadi Cyan, Magenta, Yellow dan Black. Sedangkan RGB Color System dipergunakan dalam industri media visual elektronika.
Ditinjau dari sisi rasa terhadap warna, menurut Eko Nugroho warna dapat dikelompokkan menjadi 4 (empat), yaitu:
a.Warna netral, adalah warna-warna yang tidak lagi memiliki kemurnian warna dengan kata lain bukan merupakan warna primer maupun skunder. Warna ini merupakan campuran ketiga komponen warna sekaligus, tetapi tidak dalam komposisi tepat sama.
b.Warna kontras, adalah warna yang berkesan berlawanan satu dengan lainnya. Warna kontras bila didapatkan dari warna yang berseberangan (memotong titik tengah segitiga) terdiri atas warna primer dan warna skunder. Tetapi tidak menutup kemungkinan pula membentuk kontras warna dengan mengolah nilai ataupun kemurnian warna. Contoh warna kontras adalah merah dengan hijau, kuning dengan ungu, dan biru dengan jingga.
c.Warna panas, adalah kelompok warna dalam rentang setengah lingkaran di dalam lingkaran warna mulai dari merah hingga kuning. Warna ini menjadi simbol, riang, semangat, marah dan sebagainya. Warna merah mengesankan jarak yang dekat. Tetapi justru barang yang mempunyai warna panas ini radiasinya kecil.
d.Warna dingin, adalah kelompok warna dalam rentang setengah lingkaran di dalam lingkaran warna mulai dari hijau hingga ungu. Warna ini menjadi simbol kelembutan, sejuk, nyaman dan sebagainya. Warna sejuk mengesankan jarak yang jauh. Tetapi justru barang yang mempunyai warna dingin ini radiasi panasnya besar.
Pengaturan warna pada layar komputer menggunakan warna dasar red (R), green (G), dan blue (B) disingkat RGB sebagai warna dasar (primer). Layar komputer menampilkan cahaya dengan menggunakan media cahaya. Layar komputer dapat mengkombinasikan cahaya red, green dan blue (RGB) menjadi lebih dari 16,7 juta tampilan warna.
3.Arti dan fungsi warna
Warna memiliki fungsi asosiasi. Artinya warna memiliki arti dan fungsi yang berpengaruh secara psikologis terhadap seseorang yang melihatnya. Secara psikologis warna memiliki efek terhadap manusia, karena selain menimbulkan sensasni juga menimbulkan rasa senang dan tidak senang sehingga pengunaan warna dalam penyajian bahan pembelajaran perlu memperhatikan faktor-faktor tersebut.[4]
FS. Breed dan Katz (dalam Pujiriyanto), melaporkan bahwa berdasarkan penelitiannya berjudul A Study in Color Preferences of School Children menunjukkan hasil sebagai berikut:[5]
Usia
L/P
Warna
Merah
Jingga
Kuning
Hijau
Biru
Ungu