Hal terakhir tentu siapa pun tidak menginginkan, ya 'kan ... hehe. Bagi penulis sendiri hal-hal tersebut sudah cukup berada dalam posisi terpepet. Soalnya usia penulis sudah tidak muda lagi ... haha. Penulis lebih takut dengan daftar ketidaknyamanan tersebut ketimbang langkah-langkah yang harus dilakukan.
Pertanyaannya kemudian kalau kita merasa sangat tidak nyaman dengan daftar yang tidak enak itu, bagaimana? Ya berarti resolusinya terlalu berat. Kita harus merevisi atau mengoreksi resolusi tersebut. Bahkan, ekstrimnya, resolusi tersebut harus dihapus!
Kedua, ini sangat terkait dengan yang pertama. Di langkah kedua ini membuat daftar yang membuat kita senang atau daftar kebahagiaan kalau resolusi tercapai. Sik-asik kan? Amat mudah membuat daftar ini. Karena kita hanya membuat kebalikan dari daftar yang langkah pertama. Itu aja, kok.
Semudah itu? Iya, semudah itu. Makanya penulis senang dengan dua langkah pertama ini. Bahkan, langkah kedua ini bisa menyelamatkan satu resolusi yang sudah masuk 'kotak' alias dihapus (akibat daftar ketidaknyamanan terlalu akut) untuk kembali menjadi resolusi karena daftar yang menyenangkan yang cukup menjanjikan.
Tapi, jangan juga terlena dengan kebahagiaan yang mengakibatkan tidak realistis. Misalnya, daftar kebahagiaan kita tulis 'bisa foto bareng dengan artis Korea' karena body kita sudah ramping dan berotot. Ini bagus ... tapi lebih bagus lagi kalau buat daftar yang serealistis mungkin.
Ketiga ... sebelumnya - mungkin Anda bertanya-tanya kok langkah kedua singkat sekali? Iya, berdasarkan dari baca-baca berbagai tips ternyata membuat resolusi yang efektif itu tidak perlu terlalu repot, kok. Selain itu, karena langkah ketiga ini agak njelimet (detil). Makanya, langsung lompat langkah ketiga.
Di langkah ketiga ini kita harus membuat semua tahap menuju resolusi sedetil mungkin. Seperti contoh yang tadi sudah ada di atas. Untuk badan berotot dalam empat bulan tahun pertama, misalnya, kita harus latihan beban 30 menit setiap hari (sebulan pertama), makanan dan minuman apa saja yang boleh dan tidak boleh dimakan, tidur berapa jam sehari, dan seterusnya.
Terkait usaha sedetil ini kita perlu banyak baca lagi dari berbagai sumber agar tidak salah. Nah, karena itu langkah keempat atau yang terakhir adalah kita perlu cek-ricek ke berbagai sumber atau orang-orang yang ahli serta orangtua atau teman-teman dekat kita untuk mengoreksi atau memberi masukan.
Kenapa teman-teman dekat atau orangtua dilibatkan juga? Karena mereka biasanya tahu seberapa realistiskah daftar-daftar konsekuensi dan upaya-upaya yang kita susun untuk mencapai resolusi tersebut. Mereka bisa obyektif, sedangkan kita pasti subyektif 'kan.
Jadi, kalau boleh penulis simpulkan empat langkah yang biasanya tercecer dalam menyusun resolusi tahunan itu adalah:Â
1) Membuat daftar ketidaknyamanan bila resolusi tidak tercapai,Â