Mohon tunggu...
Inspirasiana
Inspirasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer Peduli Edukasi.

Kami mendukung taman baca di Soa NTT dan Boyolali. KRewards sepenuhnya untuk dukung cita-cita literasi. Untuk donasi naskah, buku, dan dana silakan hubungi: donasibukuina@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Bersyukur atas Setiap Pencapaian, Terus Melangkah dengan Harapan Baru

27 November 2022   08:22 Diperbarui: 27 November 2022   08:21 1350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Setiap hari akan menjadi hari baru (dokpri)

Bagiku, resolusi tidak bisa langsung dibuat begitu saja ketika awal tahun yaitu bulan Januari. Semua butuh proses. Aku selalu membuat resolusi ketika hari ulang tahun, yang kebetulan terjadi di bulan November. Ketika pergantian tahun atau awal bulan Januari, disana lah saatnya aku memantapkan resolusiku. 

Resolusi tahun baru bagiku lebih pada mengambil keputusan sebagai sebuah janji untuk melakukan sesuatu di masa depan/tahun yang akan dilewati. Cukup pikirkan apa yang sudah terjadi dan apa yang ingin dicapai pada masa mendatang, dan buat komitmen melakukannya.

Tahun 2021 membuatku belajar banyak menjadi seorang pemimpin yang harus siap sedia dan selalu mampu memberikan solusi cepat dan tepat. Kegagalanku untuk mendapatkan jumlah peserta didik di tahun ajaran 2021/2022 sesuai target membuatku belajar untuk lebih tangguh dan mampu mencari solusi. 

Pelayanan meng-Gereja, yang tadinya dapat dilakukan dengan tatap muka berubah total menjadi virtual dimana itu memberikan PR tersendiri, karena aku harus memiliki usaha lebih agar menarik dan dapat diterima apa yang aku sampaikan. Hingga akhirnya di penghujung tahun 2021 aku menetapkan hati dengan 3 resolusi, yaitu:

1. Berprestasi di masa pandemi terutama dalam pekerjaan

2. Menata lingkungan sekolah yang nyaman serta asri

3. Terlibat aktif dalam pelayanan terutama pewartaan

Dari tiga resolusi tersebut pastinya bukan langsung terwujud begitu saja. Belajar dari hasil evaluasi 2021, aku harus lebih kuat dan lebih berjuang lagi, karena pandemi covid membuatku lebih siap menghadapi perubahan yang datang tiba-tiba. Sebagai pribadi yang suka tantangan, pandemi membuatku semakin bertumbuh. Aku sangat teruji dan merasa hari-hari berlalu begitu cepat. 

Bagaimana dengan Resolusi yang Aku Buat di Tahun 2022, Bagaimana dengan Evaluasi 2022?

Resolusi Pertama, “Berprestasi di masa Pandemi”

Ketika semua harus dilakukan secara online, awalnya sulit sekali untuk dapat menunjukkan eksistensi diri, sehingga aku termotivasi dengan setiap kemudahan yang ada pasti akan ada peluang disana. Sebagai seorang kepala sekolah ada penilaian mengenai kinerja kepala sekolah dari dinas yang dinilai oleh pengawas. 

Di tengah kondisi pandemi, aku harus menyiapkan sendiri setiap indikator penilaian beserta bukti fisiknya, termasuk menyiapkan presentasi sebagai penilaiannya. Setidaknya aku telah mengupayakan semaksimal mungkin untuk mendapatkan hasil dengan predikat amat baik.

Tetap berprestasi di masa pandemi (dokpri)
Tetap berprestasi di masa pandemi (dokpri)

Tahun 2022 adalah tahun ke-3 aku diberikan tanggungjawab sebagai kepala sekolah. Pastinya sebagai seorang leader aku mengupayakan untuk menjadi contoh bagi anggota komunitas. 

Ketika ada kesempatan mendaftar sebagai kepala sekolah penggerak maka aku coba mengikuti seleksi tersebut, dan Puji Tuhan setelah melewati seleksi tahap I (seleksi berkas) dan seleksi tahap 2 (wawancara dan micro teaching) akhirnya aku dinyatakan lolos sebagai kepala sekolah penggerak angkatan 2 dan menghantarkan sekolah tempatku bertugas sebagai salah satu sekolah penggerak. Jika dipertengahan tahun kemudian muncul instruksi untuk semua sekolah menerapkan kurikulum merdeka, setidaknya sekolah kami berada di level ke-3 yaitu merdeka berbagi.

Setidaknya dua hal itu yang menurutku, telah mampu aku capai, dan aku berhasil menyelesaikan tanggungjawab sebagai kepala sekolah hingga akhir periode di Juni 2022. Rasanya lega dan bangga pada diri sendiri bahwa setidaknya aku mampu menunjukkan kinerja dengan baik. Hingga kemudian aku harus dimutasi tugas di kantor wilayah. Kondisi ini tidak menyurutkan semangatku untuk tetap mengupayakan memberikan yang terbaik.

Salah satu langkah kecil yang tidak terpikirkan aku lakukan di 2022 yaitu menulis di blog milik kompas yaitu Kompasiana. Motivasi menulis di blog ini bermula ketika ada rekan dari sekolah lain menulis di media elektronik Kompasiana ini, hingga aku mulai mencoba. 

Ketika aku mulai menulis di bulan September 2022, kebetulan ada semacam kompetisi untuk berbagi pengalaman mengenai “Mengimplementasikan Kurikulum Merdeka”. Aku mencoba menulis, dan tanpa diduga tulisanku yang berjudul “Melestarikan Budaya Magelang Seni Wayang dan Tari Soreng dalam Implementasi P5” masuk dalam 5 konten terbaik. Sesuatu yang sangat tidak terduga ternyata kegemaranku menulis ketika di bangku sekolah bisa aku lakukan kembali di tahun 2022 ini.

Resolusi Kedua, “Menata Lingkungan Sekolah yang Nyaman serta Asri”

Untuk resolusi kedua ini aku buat karena aku memiliki sebuah janji bahwa aku akan menyiapkan sekolah tempatku bekerja untuk 3 tahun mendatang. Sehingga berbagai hal aku usahakan untuk kusiapkan, salah satunya aku mengupayakan penataan area sekolah menjadi taman-taman cantik untuk anak-anak berdiskusi ataupun sekedar melepas penat. 

Area taman doa yang lebih rapi dengan taman yang nyaman untuk sekedar beristirahat. Area-area panas mulai ditumbuhi dengan taman gantung dengan tanaman li kuan yu. Ketika orang tidak terlalu peduli tentang hal ini, aku berusaha untuk mencurahkan pikiranku disana. 

Pada akhirnya sekolah tempatku bekerja diminta untuk mewakili kecamatan sebagai sekolah adiwiyata. Meski demikian hingga aku meninggalkan tempat kerjaku dan bertugas di tempat baru ternyata itu tidak berlanjut.

 

Salah satu sudut taman yang asri (dokpri)
Salah satu sudut taman yang asri (dokpri)

Resolusi Ketiga, “Terlibat Aktif dalam Pelayanan Terutama Pewartaan”

Selain untuk eksistensi diri, untuk pekerjaan, maka resolusi ketigaku adalah untuk Tuhanku yaitu melalui pelayananku. Sebagai salah satu tim pelayan yang aktif dalam kegiatan Gereja, maka bidang pelayananku adalah pewartaan. 

Pewartaan yang awalnya aku bawakan secara tatap muka yang bermodal catatan saja tanpa slide presentasi otomatis tidak bisa lagi kulakukan, aku harus benar-benar menyiapkan materi dalam tayangan minimal power point. Belum lagi jika pelayanan itu ditutup dengan doa yang mengharuskan menyanyi, rasanya menjadi masalah bagiku. Ditambah lagi signal dan jaringan internet yang tidak menentu, tentu saja menjadi hambatan bagiku.

Tetap melayani menyipun secara virtual -https://youtu.be/nCWXQS_2wwU (Doc. Youtube YCCR)
Tetap melayani menyipun secara virtual -https://youtu.be/nCWXQS_2wwU (Doc. Youtube YCCR)

Akhirnya aku tetap bisa melayani meski secara online, terbukti dengan setidaknya setiap bulan ada saja pelayanan pewartaan artinya aku mampu semakin banyak berbagi. Kesempatan untuk mengisi pewartaan melalui media sosial baik Instagram maupun YouTube pun tetap bisa aku lakukan. Bahkan kesempatan untuk membuat bahan ajar pembinaan di kelompok yang lebih besar pun kudapatkan. 

Tuhan teramat baik dan terlalu baik bagiku dimana kesempatan selalu diberikan padaku hingga pada akhirnya aku harus meninggalkan ibu kota dan berpindah ke daerah di pertengahan tahun. Aku tetap bisa melakukan pelayanan di kelompok yang lain, dan terus berusaha berikan semaksimal mungkin yang dapat kuupayakan.

Berdasarkan evaluasi 2022 tersebut jika ditanya apakah sudah puas untuk pencapaiannya? Jawabku adalah ya…aku puas setidaknya aku sudah mengupayakan untuk mewujudkan dengan taget sesuai kemampuanku. 

Ada hal yang sangat tidak terduga terjadi di tahun 2022 ini, ketika ayahku tiba-tiba menderita sakit parah di bulan Mei dan ternyata beliau mengalami gagal ginjal stadium 4. Duniaku rasanya hancur, aku tidak pernah menduga itu akan terjadi pada sosok idolaku, orang yang membuatku selalu melakukan banyak hal dengan totalitas, selalu tulus tanpa mengharap balas atas setiap apa yang kulakukan. Tapi aku tahu, semua adalah rencanaNya seakan semua yang terjadi di waktu yang sangat tepat.

Aku dulu selalu punya mimpi untuk berpindah tugas, terlalu penat bekerja di Jakarta, akhirnya tawaran untuk mutasi itu datang juga, tapi ternyata aku harus dimutasi ke Sumatra dan itu sangat jauh sekali rasanya, aku tak mungkin ambil kesempatan itu meski aku mau. Akhirnya, aku mengajukan untuk mutasi ke tempat yang lebih dekat dengan tempat tinggal orang tuaku, dan disetujui oleh pimpinan. Maka, jadilah aku mutasi di daerah yang masih di pulau Jawa.

Sebuah langkah besar dan keputusan besar harus kuambil, di saat jenjang karir berada di puncak, tiba-tiba aku harus mengalami yang namanya memulai dari bawah. Hanya kekuatan dariNya yang mampu membuatku menerima kondisiku dan tetap selalu memberikan yang terbaik. Jadi buatku tahun 2022 ini sangat spesial sekali hingga aku menuliskan dalam event Inspirasiana ini.

Bagaimana dengan resolusi 2023 diriku?

Jika aku harus menuliskan resolusi 2023 maka setidaknya aku akan memfokuskan pada beberapa aspek :

Pertama, Kesehatan

Belajar dari kejadian sakit ayahku maka aku rasa tahun depan aku harus lebih memperhatikan kesehatan baik pola makan, pola tidur, dan rajin olah raga serta turunkan berat badan menjadi ideal kembali. Semoga dengan aku lebih sehat aku tetap mampu berkarya hingga lanjut usia.

Kedua, Pelayanan dan kegiatan Meng-Gereja

Memiliki relasi yang lebih dekat dengan Tuhan. Tetap terlibat dalam pelayanan dan mengembangkan diri untuk pewartaan selain itu mulai terlibat di kegiatan Gereja tempat tinggal yang baru.

Ketiga, Pekerjaan dan Profesi

Mampu terus bisa mengembangkan diri dengan mencoba hal baru sehingga dapat berbagi praktek baik dan menjadi motivator dalam pekerjaan. Harapannya tetap bisa berprestasi di bidang yang dipercayakan padaku. Jika diberi kesempatan boleh kembali bisa mengajar di sekolah.

Keempat, Diri Sendiri

Traveling ke luar Negri minimal Myanmar (satu-satunya negara Asia Tenggara yang belum ku kunjungi karena kendala pandemi) pingin naik balon udara di atas pagoda-pagoda kota Myanmar.

Setidaknya sampai saat ini itulah yang terlintas dibenakku mengenai apa yang akan aku komitmenkan di tahun 2023. Semoga apa yang aku harapkan itu berkenan padaNya. Di dalam Tuhan selalu ada harapan, karena Dia tidak akan pernah mengecewakanku.

5-rina-adityana-6381e45c34b898565e62b272.jpg
5-rina-adityana-6381e45c34b898565e62b272.jpg
Terus berproses selagi Tuhan beri kesempatan sehingga kita tak akan menyesal karena melewatkan proses tersebut. Bagiku hidup seperti biji gandum yang harus jatuh ke tanah dan menjadi mati sehingga dapat menghasilkan banyak buah sehingga bisa dimanfaatkan oleh banyak orang. Begitulah denganku meski proses jatuh ke tanah dan menjadi mati itu menyakitkan, tapi pasti akan menjadi lebih berguna untuk masa mendatang.

Mari sambut tahun 2023 dengan penuh harapan dan semangat baru.

Rina Adityana untuk Inspirasiana

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun