Saat semua orang sibuk memikirkan nasib manusia, sering terjadi kita abai bahwa kita juga perlu memikirkan nasib lingkungan sekitar kita.Â
Kita, manusia, seringkali lupa berterima kasih pada bumi yang menjadi tempat kita menjejakkan kaki. Padahal, kita hanya punya satu planet indah bernama bumi. There is no Planet B.Â
Pada 2022 ini, aku berusaha lebih cinta lingkungan dengan dua langkah sederhana untuk mencintai bumi:Â
Pertama, mengganti sikat gigi plastik dengan sikat gigi kayuÂ
Aku menyadari, sikat gigi plastik ketika sudah rusak akan menjadi sampah yang sulit terurai. Perlu waktu puluhan, bahkan ratusan tahun agar plastik bisa terurai alami.Â
Oleh karena itu, aku beralih ke sikat gigi kayu yang aku beli di sebuah lokapasar. Bentuknya memang tidak sebesar sikat gigi plastik yang biasa aku pakai. Akan tetapi, tidak masalah bagiku.Â
Pergantian ke sikat gigi kayu ini membuatku merasa lebih nyaman di hati. Setidaknya aku berperan mengurangi sampah plastik, meskipun sedikit.Â
Kedua, menghindari bepergian jarak dekat dengan kendaraan bermotor
Jika lokasi yang aku tuju hanya dekat saja, misalnya di bawah 200-an meter, aku memilih berjalan kaki. Lebih sehat dan lebih hemat. Tambah lagi, lebih ramah lingkungan.
Apalagi harga bahan bakar minyak naik. Menghindari bepergian jarak dekat dengan kendaraan bermotor adalah langkah sederhana yang berdampak nyata bagi lestarinya bumi dan udara.
Optimalisasi resolusi cinta bumi tahun depan
Tahun depan, aku ingin mengoptimalkan resolusi cinta bumi. Beberapa gagasan resolusi yang sempat terpikir olehku adalah:
Pertama, beralih dari kudapan (snack) berbungkus plastik ke bungkus alami
Kampus tempatku bernaung sedang memikirkan untuk memesan jajanan pasar berbungkus daun alih-alih kudapan berbungkus plastik dan styrofoam.Â
Resolusi ini bisa juga jadi resolusi pribadiku. Jika bisa memilih, aku akan membeli dan memakan kudapan berbungkus alami alih-alih plastik.Â
Bayangkan saja, jika satu kudapan dibungkus plastik dan dalam satu kardus kecil ada empat kudapan, berapa banyak sampah plastik yang akan dihasilkan.Â
Bukankah lebih baik membeli penganan tradisional dengan bungkus daun, kertas, atau kotak bambu yang lebih ramah lingkungan?
Kedua, mengurangi pemakaian listrik berlebihan untuk hiburan
Listrik di Indonesia sebagian besar masih dihasilkan dari batu bara. Artinya, listrik di negara kita masihlah berupa energi "kotor". Karena itu, menghemat listrik di negara kita adalah upaya cinta lingkungan yang nyata.Â
Aku ingin menghemat pemakaian listrik. Aku akan lebih banyak berkegiatan tanpa listrik sebagai pengisi waktu luang. Misalnya, berkebun dan membaca dengan penerangan sinar matahari di pagi sampai sore hari.
Semoga dua resolusi ramah lingkunganku pada tahun 2023 bisa sungguh aku wujudkan.
Salam lestari. Erbe untuk Inspirasiana.Â
NB: artikel ini adalah sekadar contoh artikel lomba blog Inspirasiana: Evaluasi dan Resolusi 2023. Silakan ikuti dengan menyimak syaratnya di sini (sila klik).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H