Dalam kehidupan sehari-hari, kita selalu dihadapkan kepada pilihan. Begitupun dalam melakukan perjalanan wisata.
Kita bisa melakukan perjalanan sendiri ataupun ikut agen perjalanan. Kalau memutuskan untuk ikut agen perjalanan, masih ada pilihan juga yang harus kita tentukan, memilih private tour atau open trip.
Untuk perjalanan ke luar negeri, yang ikut agen perjalanan, sudah umum memilih open trip. Tetapi untuk perjalanan domestik biasanya orang lebih memilih private tour.
Jika memilih private tour, maka perlu mengumpulkan beberapa orang terlebih dahulu, baru menghubungi agen perjalanan untuk dibuatkan rencana perjalanannya. Ini merupakan pilihan yang sering saya lakukan dulu.
Sekarang saya lebih memilih ikut open trip. Alasannya, untuk mengumpulkan teman-teman dalam jumlah yang ditentukan, sangat sulit dan butuh waktu yang sangat lama.
Sebagai contoh, pada waktu ingin ke Derawan, butuh waktu lama untuk mencari teman-teman yang ingin ikut dan pada akhirnya tidak jadi karena terbentur jadwal antara satu dengan yang lainnya pada saat menentukan tanggal keberangkatan. Akhirnya saya bilang ke Indri, sobat setiaku dalam melakukan perjalanan wisata bahari, mendingan kita berdua ikut open trip saja, daripada tidak jalan-jalan.
Berawal dari ikut open trip ke Derawan yang berjalan dengan sukses dan lancar, walaupun ternyata kami dititipkan ke guide lain sewaktu menjelajahi lautan untuk memburu Paus dan saat ke Labuan Cermin, tetapi itu tidak mengurangi keceriaan kami dalam melakukan perjalanan tersebut. Catatan perjalanan tersebut bisa baca di sini (Serunya Berburu "Whaleshark" di Lautan Lepas!)
Sukses ikut open trip ke Derawan, maka saat ke Raja Ampat dan Sumba, kami memilih ikut open trip lagi. Tetapi khusus untuk private tour yang jumlah anggotanya tidak perlu terlalu banyak peserta, kami masih tetap memilih private tour, yaitu saat ke Maluku dan Rote.
Apa sih kelebihan dan kekurangan open trip?
Pertama, Menghemat Biaya
Saat ikut open trip, maka biaya yang dibayarkan pasti jauh lebih murah. Sebagai pembanding, saat ke Rote, apabila kami ikut open trip maka untuk perjalanan 4D3N harga tripnya Rp 2.900.000,- tetapi kalau private tour, maka kami harus merogoh kocek Rp 4.750.000,-.
Apabila kita jalan sendiri, untuk wisata bahari yang memerlukan sewa kapal, maka seandainya jalan sendiri biaya yang dikeluarkan tentunya lebih mahal. Sebagai contoh, saat menyewa kapal ke pulau Rubiah dan sekitarnya untuk 8 jam, kami harus merogoh kantong Rp 1.000.000,- dan membayar upah guide Rp 350.000,- serta dokumentasi bawah laut Rp 200.000,- .
Kedua, Mendapat Teman Baru
Dengan ikut open trip, kita akan bertemu dengan teman baru yang kemungkinan memiliki minat wisata yang sama. Mana tahu, teman baru yang kita kenal tersebut bisa menjadi sahabat kita dalam melakukan perjalanan wisata berikutnya.
Saat melakukan wisata ke Derawan, kami mendapatkan seorang teman yang seminat dalam melakukan wisata keliling wilayah Timur Indonesia. Jadi saat ke Maluku, mbak Elsa, teman yang kami kenal di Derawan pun ikut serta. Saat ingin ke Rote, tadinya mbak Elsa juga ingin ikut, sayang suaminya kena covid, jadi butuh dia untuk menjaganya.
Begitupun saat ikut open trip ke Raja Ampat, kami mendapatkan tiga teman yang memiliki minat wisata yang sama, dimana setelah Raja Ampat, kami masih melakukan trip bersama ke Sumba, Sabang dan Pahawang. Kami pun berteman sampai sekarang. Saat Covid-19 agak mereda, kami pun berkumpul untuk sekedar menikmati makan siang bersama.
Minusnya, bila bertemu teman yang tidak menyenangkan, perjalanan jadi terasa tidak nyaman.
Ketiga, Praktis
Dengan ikut open trip maka semua itenary sudah diatur. Kita hanya bawa diri saja. Sudah tidak perlu memusingkan akomodasi, transportasi dan destinasi yang akan dituju. Cukup mempersiapkan diri untuk menikmati trip-nya.
Oya, walaupun ikut open trip, kita juga bisa meminta penginapan yang kita “ingini”, tentu saja dengan tambahan biaya. Saat ikut open trip, kami minta menginap di Raja Ampat Dive Resort, punyanya Nadine Chandrawinata. Untuk itu kami harus menambah Rp 500.000,-/orang/malam.
Dengan semakin menjamurnya travel agent untuk open trip maka perlu seksama memilih agen perjalanan tersebut. Selama ikut open trip, beruntung saya belum pernah menemukan kendala yang berarti, kecuali sewaktu ingin ikut open trip ke Labuan Bajo Februari silam.
Rencana perjalanannya adalah tanggal 26 Februari 2022. Tetapi sampai tanggal 25 Februari 2022 tiket pesawat masih belum dikirim.
Akhirnya, perjalanan dipindahkan ke tanggal 27 Februari 2022 dengan alasan tiket mahal untuk tanggal 26 Februari. Padahal sejak awal kami sudah membayar DP.
Karena kecelakaan mobil, saya tidak jadi berangkat. Temanku yang berangkat mengalami kendala karena ternyata hari Nyepi mereka terpaksa tinggal di Bali (akibat penundaan keberangkatan tersebut).
Temanku yang lain juga menginfokan pernah ikut open trip ke Krakatau, tinggalnya di homestay. Dan ternyata 1 kamar buat cewek semua, isinya 20 orang, tidurnya dempet-dempetan😊
Jadi, pilihlah agen perjalanan yang terpercaya untuk melakukan perjalananmu. Pastikan itu dari review pesertanya.
Selain itu, tergantung juga keberuntunganmu, karena untuk peserta open trip, terkadang pesertanya merupakan kumpulan dari beberapa agen perjalanan, sehingga nasiblah yang menentukan apakah agen perjalananmu yang membawa tripnya atau dari agen perjalanan lain. Saat ke Pahawang, dari 13 orang peserta, ternyata agen perjalanannya beda-beda 😉
Semoga bermanfaat.
Selamat menikmati akhir pekan.
Serpong, 29 Oktober 2022
Rosmani untuk Inspirasiana
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI