Mohon tunggu...
Inspirasiana
Inspirasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer Peduli Edukasi.

Kami mendukung taman baca di Soa NTT dan Boyolali. KRewards sepenuhnya untuk dukung cita-cita literasi. Untuk donasi naskah, buku, dan dana silakan hubungi: donasibukuina@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Pada Suatu Hari Sabtu

23 Oktober 2022   11:45 Diperbarui: 23 Oktober 2022   11:53 439
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pada suatu hari Sabtu | sumber foto: user18526052 on Freepik

Tomo ingat, kedua orangtuanya menyambut tetangga baru mereka dengan hangat. Setelah itu, tidak jarang jika istri Luki harus pergi sementara anaknya belum pulang sekolah, dia menitipkan kunci rumah kepada orangtua Tomo.

Dengan berlalunya waktu, beberapa tetangga yang berusia lanjut, meninggal dunia. Demikian juga kedua orangtua Tomo. Anak-anak mereka yang sibuk mendaki tangga karier, pergi pagi pulang malam, sehingga terlalu lelah untuk bersosialisasi. Pengurus RT berganti, kerja bakti di akhir pekan pun tiada lagi.

Banyak tetangga lama sudah pindah rumah. Para tetangga baru tidak merasa perlu memperkenalkan diri. Jadilah sesama tetangga tidak saling mengenal.

Setelah menikah dengan Tomo, Bella pun tidak merasa perlu berkenalan dengan para tetangga secara langsung. Toh, masing-masing sibuk dengan urusan sendiri-sendiri.

Untuk memudahkan pengumuman dari RT, pengurus RT berinisiatif membuat WAG. Tidak perlu lagi pertemuan tatap muka, bukan?

***

Menjelang tidur, Tomo memeriksa WAG RT. Ia terkejut melihat foto yang di-posting istrinya beberapa jam sebelumnya serta komentar para tetangga.

Tante Ika: “Itu tadi saya, Bella, tetangga sebelah kiri rumahmu! Tante Mona yang rumahnya di jalan utama kompleks, meninggal pagi ini. Tadi saya mau ikut doa bersama di rumahnya. Sampai di tengah jalan, saya baru sadar kalau berangkat kepagian. Awalnya, saya mau pulang. Tetapi setelah dipikir-pikir, tanggung juga. Saya putuskan mampir ke rumah Tante Lyn di belakang rumahmu, biar bisa berangkat bareng. Itu sebabnya kamu lihat saya jalan keluar, terus balik lagi lewat di depan rumahmu, dan berbelok ke arah rumah Tante Lyn.”

Luki: “Pak RT, sekadar usul, sepertinya kita perlu buat acara temu muka warga, biar saling kenal … emoticon tertawa terbahak-bahak.”

Tomo merasakan sensasi panas menjalar ke seluruh wajahnya. Ia yakin, wajahnya berwarna seperti kepiting rebus pada saat itu.

Tomo meraih ponsel dan bergegas membuka pintu kamar, “Bella! Kamu tahu, foto siapa yang tadi kamu kirim ke WAG RT?!”

Jakarta, 23 Oktober 2022

Siska Dewi untuk Inspirasiana

Cerita ini hanya fiktif belaka, kesamaan nama, tokoh dan tempat hanyalah kebetulan semata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun