Setiap saat aku berada di rumah sakit untuk menemanimu, bahkan lebih banyak waktu ketimbang istri dan kedua anakmu.
Setelah waktu yang panjang dan keadaanmu membaik, kuputuskan untuk pulang sejenak.
Wow, ternyata ini musim ceri berbuah!
Ah, aku sampai melupakan waktunya. Mungkin aku terlalu larut dengan permasalahanku sendiri, yaa. Konyol.
Hmm, rasanya senang sekali melihat mata angsa yang marah itu memenuhi pohon. Yeah, meski pohon yang dulu kita tempati sudah digantikan pohon-pohon lainnya.
Aku memetik beberapa dan mencicipinya. Manis sekali.
"Bu, silahkan ikut dengan kami. Anda sudah ditunggu," seseorang menyapaku, dan meyakinkan mengapa aku mesti naik ke mobil di belakangnya.
Ternyata kami berhenti di sebuah hotel di dekat desa kita. Sekelompok orang menyambutku dan mengarahkan ke sebuah kamar.
"Surpriiiiise!" kau bersuara.
Aku sumringah dan menumpahkan air mata, karena ternyata kau berada di balik semua ini, Kak.
"Jangan menangis atau wajahmu akan terlihat sembab nanti. Kau akan segera dirias karena pernikahanmu dengan Fay akan segera dilanjutkan. Tapi maaf, kakak harus dengan kursi roda ini, ya."