Mohon tunggu...
Inspirasiana
Inspirasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer Peduli Edukasi.

Kami mendukung taman baca di Soa NTT dan Boyolali. KRewards sepenuhnya untuk dukung cita-cita literasi. Untuk donasi naskah, buku, dan dana silakan hubungi: donasibukuina@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Kesejahteraan Hewan dan Kesehatan Mental Manusia, Sebuah Refleksi Menyongsong Hari Hak Asasi Hewan

14 Oktober 2022   11:45 Diperbarui: 15 Oktober 2022   07:40 373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesejahteraan Hewan dan Kesehatan Mental Manusia, Sebuah Refleksi Menyongsong Hari Hak Asasi Hewan | foto: Freepik

Indonesia memperingati Hari Hak Asasi Hewan setiap tanggal 15 Oktober. Sementara itu, Hari Hak Asasi Hewan Internasional diperingati setiap tanggal 10 Desember. [1, 2]

Peringatan Hari Hak Asasi Hewan di Indonesia berdasarkan Deklarasi Universal tentang Hak Asasi Hewan yang dilakukan oleh UNESCO di Paris pada tanggal 15 Oktober 1978. [3]

Ada beberapa pertimbangan mengapa UNESCO mendeklarasikan hak asasi hewan. Dikatakan bahwa pengabaian dan penghinaan terhadap hak-hak hewan telah terjadi dan terus berlanjut serta mengakibatkan kejahatan manusia terhadap alam dan hewan.

Genosida telah dilakukan oleh manusia terhadap hewan dan ancaman genosida terus berlanjut. Agar dapat mengakhiri ancaman genosida, maka sejak kecil manusia harus diajarkan untuk mengamati, memahami, menghormati dan mencintai hewan.

Menyongsong hari peringatan hak asasi hewan, mari sejenak menengok kesejahteraan mereka. Bukankah hewan memainkan banyak peran penting dalam kehidupan manusia di seluruh dunia?

World Society for Protection of Animals (WSPA) mencatat, hampir setengah populasi dunia terlibat dalam pertanian dan peternakan untuk dijadikan makanan, tenaga kerja dan sumber pendapatan. Jutaan orang memelihara hewan sebagai teman dan menikmati keberadaan satwa liar untuk membantu kesehatan fisik dan psikologis mereka. [4]

Hewan dan Kesehatan Fisik Manusia

WSPA menggunakan kasus rabies sebagai contoh. Menurut beberapa studi, setiap tahun di seluruh dunia, sekitar 17,4 juta orang digigit, dan lebih dari 55.000 orang meninggal karena rabies. [4, 5, 6]

Pada tanggal 3 Oktober 2022, The Weather Channel (TWC) melaporkan terjadi lonjakan rabies di India dengan lebih dari 1,45 juta kasus dilaporkan dalam tujuh bulan pertama 2022. Peningkatan mendadak ini telah menjadi perhatian semua orang. [5, 6]

Satu insiden anjing peliharaan yang menggigit anak laki-laki di dalam lift di Ghaziabad sangat mengejutkan dan memaksa semua orang untuk memikirkan langkah-langkah pencegahannya.

Menurut data yang tersedia, India melaporkan total 7.277.523 kasus gigitan hewan pada 2019, turun menjadi 4.633.493 pada 2020 dan 1.701.133 setahun kemudian. Namun, tujuh bulan pertama 2022, mencatat lebih dari 1,45 juta kasus.

Di India, sekitar 97% rabies pada manusia disebabkan gigitan anjing, diikuti oleh kucing (2%), serigala, luwak, dan lainnya (1%). Penyakit ini endemik di seluruh negeri.

Rabies adalah salah satu contoh penyakit zoonosis, yakni penyakit yang dapat ditularkan dari hewan ke manusia ataupun sebaliknya. Penularan dapat melalui 3 cara, yakni  langsung, tidak langsung dan konsumsi. [7]

Penyakit zoonosis | foto: disnakkeswan.ntbprov.go.id
Penyakit zoonosis | foto: disnakkeswan.ntbprov.go.id
Penyakit zoonosis dapat menimbulkan wabah di berbagai negara, termasuk Indonesia. Wabah yang disebabkan oleh penyakit zoonosis di Indonesia misalnya flu burung, hantavirus, demam berdarah, chikungunya, hingga rabies. [8]

WSPA meyakini bahwa peningkatan kesejahteraan hewan akan menghasilkan hewan-hewan yang sehat. Pada gilirannya, hewan-hewan yang sehat  akan mengurangi risiko penyakit zoonosis bagi manusia.

Hewan dan Kesehatan Mental Manusia

WSPA juga meyakini bahwa sikap dan perilaku terhadap hewan merupakan aspek penting dari perkembangan pribadi, sosial dan moral. Hal ini telah diakui oleh para filsuf setidaknya selama dua ratus tahun, hingga hari ini.

Mahatma Gandhi pernah berkata, “Kebesaran suatu bangsa dan kemajuan moralnya dapat dinilai dari bagaimana cara mereka memperlakukan hewan.”

Salah satu keprihatinan utama sekolah-sekolah di Afrika Selatan adalah kekerasan di antara para siswa. Kurangnya rasa hormat digeneralisasi sebagai penyebab utama.

Sebuah survei yang dilakukan di sebuah sekolah dasar di Cape Town tahun 2007 menemukan bahwa 81% dari orang tua ingin sekolah membantu mereka menangani manajemen perilaku dan disiplin di rumah.

Sementara itu, survei terhadap para siswa berusia antara 7 hingga 11 tahun menemukan pemahaman yang buruk tentang batas antara hukuman dan pelecehan dalam keluarga, termasuk hewan peliharaan keluarga.

Berdasarkan hasil survei, para guru menggunakan pendidikan Kemanusiaan untuk membantu memperkenalkan kembali rasa hormat terhadap manusia dan hewan ke dalam kehidupan anak-anak.

Program interaksi narapidana-hewan | foto: worldanimalprotection.ca
Program interaksi narapidana-hewan | foto: worldanimalprotection.ca

Contoh lain, banyak penjara di AS menjalankan program interaksi narapidana-hewan. Program ini menawarkan kesempatan, tanggung jawab, dan keterampilan kepada para narapidana untuk belajar melatih hewan.

Para narapidana yang terlibat dalam program juga mengambil program kualifikasi perawatan hewan. Program ini bermanfaat bagi anjing, narapidana, dan masyarakat pada umumnya.

Anjing pelacak dilatih dengan biaya yang sangat murah. Tercatat bahwa selama tiga tahun terakhir, sama sekali tidak ada mantan narapidana yang mengulang kembali pelanggaran mereka. Semua yang terlibat dalam program ini mendapatkan pekerjaan setelah dibebaskan.

Wasana Kata

Kesejahteraan hewan penting bagi koeksistensi manusia dan hewan. Ada saling ketergantungan antara manusia dan hewan. Pada akhirnya, merawat hewan akan bermanfaat bagi hewan, lingkungan, dan manusia. Selamat menyongsong Hari Hak Asasi Hewan.

Jakarta, 14 Oktober 2022

Siska Dewi untuk Inspirasiana

Referensi: 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun