“Sekarang, setelah aku menjelaskan semuanya kepadamu, aku merasa mendapatkan kembali kedamaian itu. Lima tahun kita melangkah bersama, Febi. Adalah sangat bodoh jika sekarang kita harus menyerah hanya karena sesuatu hal yang tidak pasti.”
Febi membiarkan saja ketika George mengecup keningnya dengan lembut. Lima tahun melangkah di sisi George, tidak sedikit prahara dan kerikil yang menghalangi jalan mereka.
Prahara-prahara itulah yang menempa mereka untuk semakin tabah, semakin dewasa. Itu pula yang meyakinkannya untuk tetap berjalan bersama George, melewati deru prahara, melalui lorong-lorong yang panjang dan entah di mana ujungnya.
Meski Rh mereka tidak sama, meski paman Pedro belum menemukan jalan untuk menolong mereka. Tetapi, bukankah mukjizat selalu mungkin terjadi jika Tuhan menghendaki?
Tamat
Siska Dewi untuk Inspirasiana
Cerpen ini telah dimuat di Album Cerpen “Anita Cemerlang” edisi 159, 18 April 1985
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H