Mohon tunggu...
Inspirasiana
Inspirasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer Peduli Edukasi.

Kami mendukung taman baca di Soa NTT dan Boyolali. KRewards sepenuhnya untuk dukung cita-cita literasi. Untuk donasi naskah, buku, dan dana silakan hubungi: donasibukuina@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Melewati Deru Prahara (III)

8 Oktober 2022   06:00 Diperbarui: 9 Oktober 2022   06:44 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebelum membaca lebih lanjut, silakan baca dua bagian pertama:

Melewati Deru Prahara (I)

Melewati Deru Prahara (II)

Febi menghela nafas panjang. Ia tahu, George bermaksud baik. George meninggalkannya dengan maksud memberinya kebahagiaan.

Tetapi tidak adakah jalan lain yang lebih baik? Kenapa harus perpisahan yang mereka tempuh?

Apakah George kira ia dapat merobek lembaran-lembaran kisah manis mereka yang ditulisnya selama lima tahun, semudah seorang bocah merobek bukunya? Masih adakah kebahagiaan yang akan menyapanya, jika ia melangkah sendiri menyusuri hari-hari panjang yang sepi, tanpa George?

Febi memejamkan mata. Diusapnya mukanya berulang kali. Dicobanya melupakan George barang sedetik.

Tetapi bayangan cowok terkasih itu terus saja mengusiknya. Sedang apakah George sekarang? Membenahi pakaian dan merencanakan terbang ke negerinya besok pagi-pagi?

Apakah tidak berat baginya meninggalkan bumi nusantara dan gadis yang sangat dikasihinya? Benarkah ia akan kembali ke dalam pelukan salju putih yang dingin?

Ah, Tuhan .. benarkah Engkau tidak menghendaki kami bersatu? Lalu, apa sebenarnya kehendakMu?

Baca juga: Angelia

Febi ingat, pada awal musim bunga mereka, George pernah bercerita.

Baca juga: [RTC] Rahasia Ayah

“Ketika aku mendengar Papa akan ditugaskan ke negaramu, aku sedih sekali, meski aku sudah banyak mendengar tentang keindahan negeri ini, tentang keramahan penduduknya. Tetapi, rasanya tetap ada sesuatu yang mengganjal: dapatkah aku menyesuaikan diri?”

“Tetapi nyatanya kau tidak mengalami kesulitan dalam hal itu, bukan?”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun