Mohon tunggu...
Inspirasiana
Inspirasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer Peduli Edukasi.

Kami mendukung taman baca di Soa NTT dan Boyolali. KRewards sepenuhnya untuk dukung cita-cita literasi. Untuk donasi naskah, buku, dan dana silakan hubungi: donasibukuina@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sepotong Kisah Lama (III)

4 Oktober 2022   06:00 Diperbarui: 4 Oktober 2022   06:22 348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Jadi, dia juga tahu tentang kita?”

“Tentu saja dia harus tahu. Setidaknya itu akan mengurangi rasa berdosanya padamu.”

“Kau tidak keberatan dia datang ke rumah dan berbicara empat mata denganku?”

Polosnya pertanyaan itu! Ferry tersenyum menepuk pundak gadisnya, nona kecilnya yang terkasih.

“Kenapa harus keberatan? Aku percaya padamu, juga pada Jo. Calon pendeta bukan playboy yang patut dicemburui. Gadisku bukan gadis yang mudah goyah yang setiap saat harus diawasi.”

***

Sepotong kisah lama | Ilustrasi oleh Yoanna Yudith
Sepotong kisah lama | Ilustrasi oleh Yoanna Yudith

“Jo!” Dada Vava terlonjak ketika didengarnya suara mama dari ruang depan.

Jadi, akhirnya dia betul-betul datang. Sekadar ingin meminta maaf pada seorang teman lama yang pernah disakitinya?

Atau ingin mengumpulkan kembali puing-puing kenangan lama? Ah, Vava tak mengharapkan kemungkinan terakhir itu.

“Vava,” suara mama disusul ketukan di pintu. “Lihat siapa yang datang.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun