Elemen biaya kedua: biaya waktu
Waktu adalah uang. Ya itu benar. Tapi berapa nilai waktu kita dalam Rupiah?
Saat kita bekerja sebagai karyawan atau pegawai, maka waktu kita dihargai oleh produktivitas kita yang dimonetisasi dalam bentuk upah kita dan tentu saja tidak berlebihan jika kita memakai Upah Minimum Propinsi (UMP).
Misalnya rata-rata UMP nasional di Indonesia adalah Rp. 2,5 juta per bulan. Dengan asumsi juga bahwa ada 20 hari kerja per bulan dan bahwa kita bekerja 7 jam per hari, kita dapat menghitung nilai waktu rata-rata kita yaitu sebesar Rp.17857 per jam.
Itulah nilai waktu yang kita pakai saat kita bekerja sebagai sebagai tenaga profesional atau karyawan. Namun, saat berselancar di Internet atau membaca-baca artikel Kompasiana maka tentu saja nilai waktu kita lebih rendah dari Rp. 17857 per jam tersebut.
Ekonom Perancis Yvez Crozet mengusulkan untuk mengasumsikan bahwa nilai waktu selama kegiatan rekreasi seperti berselancar di Internet sebagai 42% saja dari nilai waktu kita selama jam profesional. Dengan mempertimbangkan koreksi ini, nilai waktu kami membaca Kompasiana adalah Rp.7.500 per jam.
Hasil perhitungan
Sekarang kita memiliki semua komponen biaya yang diperlukan untuk melakukan menghitung biaya ekonomi orang yang membaca artikel kita.
Kami memperoleh total biaya listrik dengan mengalikan daya rata-rata laptop (40 watt) atau daya rata-rata telefon genggam (4 watt) dengan tarif biaya listrik rata-rata (Rp. 1444/kWh) dan durasi membaca artikel (15 detik atau 0,25 menit atau 0,0042 jam).
Seorang pembaca yang mengakses tulisan kita lewat laptop akan mengeluarkan biaya listrik sebesar sekitar Rp 243 per artikelnya. Jika menggunakan telefon genggam, maka biaya listriknya adalah sekitar Rp.25 per artikelnya.
Bagaimana dengan biaya waktu?