Mohon tunggu...
Inspirasiana
Inspirasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer Peduli Edukasi.

Kami mendukung taman baca di Soa NTT dan Boyolali. KRewards sepenuhnya untuk dukung cita-cita literasi. Untuk donasi naskah, buku, dan dana silakan hubungi: donasibukuina@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Alasan Tersenyum

20 Juni 2022   09:14 Diperbarui: 20 Juni 2022   09:19 330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kenapa kau tersenyum?" 

"Mengingat kebersamaan tadi siang dengan teman-teman kantor," aku mengutarakan alasan tersenyumku tetiba tanpa mengajaknya. 

"Andai saja ya," dia melanjutkan dengan pernyataan yang tak selesai. 

"Andai apa? Kau bicara tapi ga lengkap." 

'"Andai aku bisa membaca pikiranmu jadi tak perlu bertanya apa alasan kau tiba-tiba tersenyum begitu," katanya lagi, kini gantian dia yang tersenyum. 

Aku hanya geleng-geleng kepala. "Lain kali kalau lihat tiba-tiba aku tersenyum, kamu temanin senyum aja. Biar orang yang lihat ga anggap aku sedang senyum sendiri, oke?" 

"Mana bisa begitu. Bukankah aku selalu menjadi orang itu? Melihatmu senyum-senyum sendiri. Tak ada orang lain yang lihat kebiasaanmu itu. Aku tidak mau temanin kamu senyum-senyum sendiri," apa dia sedang merajuk padaku? Astaga, entahlah. 

"Ya udah kalau ga mau temanin senyum-senyum lain kali. Biar aja aku senyum-senyum sendiri." 

"Memang ada ya kejadian yang lucu tadi siang?" Dia bertanya lagi karena penasaran. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun