Try Sutrisno dan negara Indonesia baru memetik hasil pembinaan itu pada periode kedua jabatan Try Sutrisno sebagai Ketum PBSI, yakni pada tahun 1989-1993.Â
Prestasi paling gemilang tentunya adalah medali emas Olimpiade Barcelona 1992 yang diraih Alan Budikusuma dan Susy Susanti, yang kemudian menikah.
Sebelum itu, atlet bulu tangkis Indonesia berhasil merebut Piala Sudirman di Jakarta pada 1989. Susi Susanti si permata asal Tasikmalaya berhasil menjuarai tunggal putri All England 1990, 1991, dan 1993. Â
Prestasi bulu tangkis Indonesia memang mengalami pasang-surut, namun boleh dibilang sangatlah membanggakan dari masa ke masa. Terkini, harapan baru bulu tangkis muncul antara lain dalam diri Bilqis Prasista dan Syabda Perkasa.
PSSI tidak perlu malu belajar pada suksesnya Pelatnas PBSI Cipayung dalam membina calon atlet nasional. Proses itu perlu waktu. Pelatih sekaliber Shin Tae yong jangan disalahkan semena-mena ketika belum berhasil membawa Indonesia juara.Â
Tidak heran, ketika dikritik warganet setelah "hanya" membawa medali perunggu untuk timnas Indonesia, STY menjawab bahwa sebaiknya warganet mengusulkan training center pada PSSI.
Warganet kita rupanya sepakat dengan STY. Karena itu, gelombang tagar training center pun memenuhi akun medsos PSSI hingga detik ini.Â
Tulisan ini bukan bermaksud menyudutkan PSSI atau pihak mana pun. Justru tulisan ini adalah motivasi bagi PSSI yang menariknya juga sedang diketuai oleh mantan petinggi militer, yang tentu sangat cinta tanah air dan sangat kompeten dalam organisasi dan komando.Â
Tentu saja, yang terhormat Bapak Mochamad Iriawan tidak bisa bekerja sendirian. Beliau memerlukan kerja sama apik dengan para exco PSSI yang budiman, serta seluruh pemangku kepentingan sepak bola Indonesia.
Â
Para pengusaha, selebritas, dan seluruh rakyat Indonesia pun kiranya sangat siap mendukung jika PSSI ingin mendirikan training center PSSI. Jadi, masalahnya bukan pada dana atau dukungan negara.Â