Sesekali ketika cuaca cerah kita bisa melihat dua gunung lainnya yang tampak seperti sedang berimpitan dengan Gunung Penanggungan.Â
Kedua gunung yang dimaksud ialah Gunung Arjuno dan Gunung Welirang. Jika sore hari bisa sambil menonton sepakbola atau bola voli. Jika musim kemarau menonton adu layang-layang jadi pilihan ketika nongkrong di selasar itu.
Siang sampai sore hari, selasar juga diramaikan oleh 'lapak' togel. Tampaknya Lapas merupakan tempat paling aman untuk berjualan togel. Tidak seperti di luar yang selalu jadi incaran razia polisi.Â
Di awal-awal kedatangan saya di Porong, di selasar itu masih diizinkan ada yang berjualan kopi seduh. Namun saat terakhir belakangan ini sudah tidak diizinkan lagi.
Tempat nongkrong kedua yang menjadi favorit saya adalah 'kebun' yakni areal pertanian yang dikelola oleh beberapa WBP. Di kebun itu bisa disaksikan aneka tanaman sayur, kolam ikan, Â juga ternak ayam dan bebek serta kambing.
Selain di selasar dan kebun, sesekali saya nongkrong di gereja. Mengobrol dengan para aktivis gereja atau jemaat yang kebetulan mampir di gereja. Mengobrol ngalor ngidul sambil minum kopi dan sesekali menghisap rokok.
Gereja ini cukup ramai setiap harinya. Yang paling mencolok adalah latihan band. Jadi saat nongkrong itu bisa sambil menikmati hiburan musik dari anak-anak band yang sedang latihan.Â
Untuk ibadah minggu, pihak Lapas memfasilitasi gereja untuk mendapatkan kunjungan rombongan jemaat gereja lain di luar Lapas secara teratur.
Tidak tepat di hari minggu memang, karena pas di hari minggu tentu sibuk dengan gereja masing-masing. Dengan begitu meski WBP yang umat Kristiani tidak begitu banyak, saat ibadah minggu tetap semarak karena kunjungan dari jemaat lain dari luar lapas itu.
Saat datang, rombongan jemaat dari luar itu biasanya (hampir) selalu membawa 'bingkisan' berupa aneka barang kebutuhan sehari-hari mulai dari peralatan mandi (handuk, sabun mandi, sikat gigi, dan pasta gigi), sabun cuci, mi instan, dan lain-lain. Barang-barang bingkisan itu sering kali dinikmati pula oleh WBP di luar jemaat gereja termasuk mereka yang beragama Islam.
Sebagaimana saat Idul Adha maka semua WBP tanpa memandang agamanya mendapatkan paket daging kurban dari masjid. Saya pun pernah menerima pemberian dari gereja berupa satu paket peralatan mandi, juga sebuah kacamata baca. Dan kacamata itulah yang sangat membantu saya ketika membuka dan membaca Kitab Suci Al Qur'an.Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!