Tanpa berpikir panjang saya jawab, "Oke saya mau di situ."Â
Waktu menunjukkan pukul 5 sore ketika saya "digiring" dari ruang penyidik menuju rutan dimaksud.Â
Pintu lift terbuka di Lobby Gedung Kejati, ketika belasan wartawan media cetak, media elektronik dan media online sudah bergerombol di depan pintu lift.Â
Kepada para wartawan itu saya "dipamerkan" mungkin untuk menunjukkan bahwa kejaksaan telah bekerja.
Tidak lebih dari lima menit berjalan dari lobby Gedung Kejati ke Gedung Rutan karena Rutan itu berada di dalam area kantor Kejati.Â
Konon ini adalah Cabang Rutan pertama yang berada di lingkungan Kejaksaan di seluruh wilayah Indonesia. Meski pada setiap Kejaksaan Negeri umumnya terdapat ruang tahanan statusnya bukan sebagai Rutan namun hanya sebatas sebagai ruang tahanan sementara.Â
Oh ya perlu diketahui, rutan dan lapas adalah lembaga di bawah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia (Kemenkumham RI).
Setelah proses penyerahan tahanan kepada pihak rutan, saya kemudian ditempatkan di sebuah ruangan (kamar) paling depan di lantai 2 gedung rutan itu. Sebuah kamar berlantai keramik berukuran 5x3m itu berpintukan jeruji besi. Â Tentu saja, dilengkapi kamar mandi/toilet berukuran 2x1,5m dengan bak air, kloset duduk dan shower.Â
Sebuah kasur busa ukuran single bed membuat saya bisa tidur nyaman meski tanpa bantal dan sprei.
Rutan ini berupa gedung berlantai 2 dengan luas tiap lantainya 20x12m. Ukuran yang relatif sangat kecil jika dibandingkan dengan Rutan Kelas 2 apalagi dibandingkan dengan rutan lain yang penghuninya bisa ribuan orang.Â
Di lantai 2 Â tempat saya "berkamar" terdapat 2 kamar ukuran 5x3m, 2 kamar ukuran 6x5m, sebuah ruangan bersama ukuran 6x5m.Â