Mohon tunggu...
Inspirasiana
Inspirasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer Peduli Edukasi.

Kami mendukung taman baca di Soa NTT dan Boyolali. KRewards sepenuhnya untuk dukung cita-cita literasi. Untuk donasi naskah, buku, dan dana silakan hubungi: donasibukuina@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Belajar dari "Si Cacing" dan "Tara Anak Tengger"

13 Februari 2022   15:49 Diperbarui: 13 Februari 2022   17:46 732
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salam sehat, sobat pembaca semua. Semoga kita semua dalam keadaan bahagia. Kali ini Inspirasiana mengajak kita belajar dari dua buku yang menjadi favorit dua anggota Inspirasiana.

Apa yang bisa kita pelajari dari "Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya" serta "Tara Anak Tengger"? Mari kita baca kesan dua sahabat Inspirasiana mengenai dua buku inspiratif ini:

Belajar dari "Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya"

Pertama kali melihat buku ini dengan judul yang sangat menarik dan menggoda. Pikiran menerawang apa isinya. Setelah membaca memang langsung menjadi favorit dan inspirasi dalam menulis.

"Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya" . Itulah buku yang kemudian menjadi favorit.

Ulasan buku Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya - dok Inspirasiana
Ulasan buku Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya - dok Inspirasiana
Ditulis seorang guru fisika asal Inggris yang kemudian menjadi biksu di Thailand langsung di bawah bimbingan Ajahn Chah. Biksu senior yang sangat dihormati. Penulis buku ini bernama, Ajahn Brahm.

Apa yang ditulis sebenarnya hal yang sederhana yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Pengalaman-pengalaman Ajahn Brahm sendiri selama berlatih menjadi biksu di hutan atau selama pengabdian beliau di Australia.

Kisah sederhana ditulis dengan cara yang berkelas. Mudah dipahami. Yang terpenting selalu terselip makna kehidupan atau bahan renungan.

Yang paling menarik adalah saat membaca buku ini kita akan bisa dibuat tiba-tiba tertawa. Jadi, selain dapat memetik pembelajaran hidup dalam buku ini, pembaca juga akan terhibur dengan humor yang segar.

Cacing yang demikian mencintai kotorannya, sehingga enggan pergi. Merasa sudah nyaman hidup dalam kotorannya. Ketiga ada dewa yang kasihan dan mengajak mereka untuk tinggal di tempat yang nyaman, mereka, para cacing menolak. Karena merasa kotoran adalah tempat yang paling nyaman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun