Salam sehat, sobat pembaca semua. Semoga kita semua dalam keadaan bahagia. Kali ini Inspirasiana mengajak kita belajar dari dua buku yang menjadi favorit dua anggota Inspirasiana.
Apa yang bisa kita pelajari dari "Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya" serta "Tara Anak Tengger"? Mari kita baca kesan dua sahabat Inspirasiana mengenai dua buku inspiratif ini:
Belajar dari "Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya"
Pertama kali melihat buku ini dengan judul yang sangat menarik dan menggoda. Pikiran menerawang apa isinya. Setelah membaca memang langsung menjadi favorit dan inspirasi dalam menulis.
"Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya" . Itulah buku yang kemudian menjadi favorit.
Ditulis seorang guru fisika asal Inggris yang kemudian menjadi biksu di Thailand langsung di bawah bimbingan Ajahn Chah. Biksu senior yang sangat dihormati. Penulis buku ini bernama, Ajahn Brahm.
Apa yang ditulis sebenarnya hal yang sederhana yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Pengalaman-pengalaman Ajahn Brahm sendiri selama berlatih menjadi biksu di hutan atau selama pengabdian beliau di Australia.
Kisah sederhana ditulis dengan cara yang berkelas. Mudah dipahami. Yang terpenting selalu terselip makna kehidupan atau bahan renungan.
Yang paling menarik adalah saat membaca buku ini kita akan bisa dibuat tiba-tiba tertawa. Jadi, selain dapat memetik pembelajaran hidup dalam buku ini, pembaca juga akan terhibur dengan humor yang segar.
Cacing yang demikian mencintai kotorannya, sehingga enggan pergi. Merasa sudah nyaman hidup dalam kotorannya. Ketiga ada dewa yang kasihan dan mengajak mereka untuk tinggal di tempat yang nyaman, mereka, para cacing menolak. Karena merasa kotoran adalah tempat yang paling nyaman.