Keseriusan JDT dalam membangun klub dalam jangka panjang membuat JDT mudah merekrut pemain domestik dan asing berbakat. JDT menjadi magnet yang mampu menarik kedatangan bakat-bakat terbaik sepak bola Malaysia.
Pemain nasional Malaysia, antara lain Safiq Rahim, Amri Yahyah, Junior Eldstal dan Gary Steven Robbat bermain bersama sederet pemain asing berkualitas seperti pemain Argentina Luciano Figueroa dan pemain Brasil Marcos Antonio.
Buah dari tiga kiat ini sangat luar biasa. Selain gelar juara domestik dan regional Asia, pemain JDT laris dipanggil timnas Malaysia. Bahkan pada babak dua kualifikasi Grup G Piala Dunia 2022/2023 Piala Asia di Uni Emirat Arab (UEA) Juni lalu, 13 pemain JDT masuk timnas Malaysia.Â
Delapan pemain JDT bermain melawan UEA, sembilan melawan Vietnam, dan enam melawan Thailand. Saking dominannya JDT, pengamat sepak bola Malaysia memperingatkan bahwa timnas Malaysia perlu mengurangi ketergantungan pada pemain JDT.
Baru-baru ini terkuak, pemain JDT pun mendapat fasilitas dan perlakuan istimewa di timnas Malaysia yang disingkirkan Indonesia dan Vietnam dari penyisihan grup B Piala Asia.Â
Hal ini menandakan, pengaruh JDT sangat kuat dan para pemain JDT juga (terlalu) dihormati di Malaysia.Â
Lepas dari sedikit kontroversi di atas, JDT tetaplah teladan bagi klub manapun yang ingin bertumbuh. Termasuk klub-klub di Indonesia.Â
Akhirulkalam, mari kita tidak malu belajar dari negeri jiran Malaysia. Tidak ada salahnya pula klub-klub Indonesia dan PSSI studi banding dan berkolaborasi dengan JDT. Masalahnya, cukup rendah hatikah kita?Â
Salam sehat selalu dari Inspirasiana. Salut untuk saudara serumpun kita, Malaysia.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H