Mohon tunggu...
Inspirasiana
Inspirasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer Peduli Edukasi.

Kami mendukung taman baca di Soa NTT dan Boyolali. KRewards sepenuhnya untuk dukung cita-cita literasi. Untuk donasi naskah, buku, dan dana silakan hubungi: donasibukuina@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

3 Kiat Sukses JDT di Asia, Teladan untuk Klub-klub Indonesia

8 Februari 2022   05:22 Diperbarui: 8 Februari 2022   05:34 2157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Syahrian Abimanyu saat perkuat JDT - Facebook JDT

Keseriusan JDT dalam membangun klub dalam jangka panjang membuat JDT mudah merekrut pemain domestik dan asing berbakat. JDT menjadi magnet yang mampu menarik kedatangan bakat-bakat terbaik sepak bola Malaysia.
Pemain nasional Malaysia, antara lain Safiq Rahim, Amri Yahyah, Junior Eldstal dan Gary Steven Robbat bermain bersama sederet pemain asing berkualitas seperti pemain Argentina Luciano Figueroa dan pemain Brasil Marcos Antonio.

Pemain Malaysia dan pemain asing tertarik bergabung dengan JDT  (biru-merah)- Facebook JDT
Pemain Malaysia dan pemain asing tertarik bergabung dengan JDT  (biru-merah)- Facebook JDT

Buah dari tiga kiat ini sangat luar biasa. Selain gelar juara domestik dan regional Asia, pemain JDT laris dipanggil timnas Malaysia. Bahkan pada babak dua kualifikasi Grup G Piala Dunia 2022/2023 Piala Asia di Uni Emirat Arab (UEA) Juni lalu, 13 pemain JDT masuk timnas Malaysia. 

Delapan pemain JDT bermain melawan UEA, sembilan melawan Vietnam, dan enam melawan Thailand. Saking dominannya JDT, pengamat sepak bola Malaysia memperingatkan bahwa timnas Malaysia perlu mengurangi ketergantungan pada pemain JDT.

Baru-baru ini terkuak, pemain JDT pun mendapat fasilitas dan perlakuan istimewa di timnas Malaysia yang disingkirkan Indonesia dan Vietnam dari penyisihan grup B Piala Asia. 

Hal ini menandakan, pengaruh JDT sangat kuat dan para pemain JDT juga (terlalu) dihormati di Malaysia. 

Lepas dari sedikit kontroversi di atas, JDT tetaplah teladan bagi klub manapun yang ingin bertumbuh. Termasuk klub-klub di Indonesia. 

Akhirulkalam, mari kita tidak malu belajar dari negeri jiran Malaysia. Tidak ada salahnya pula klub-klub Indonesia dan PSSI studi banding dan berkolaborasi dengan JDT. Masalahnya, cukup rendah hatikah kita? 

Salam sehat selalu dari Inspirasiana. Salut untuk saudara serumpun kita, Malaysia. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun