Apakah metaverse itu maya? Ataukah metaverse itu nyata? Menurut hemat saya, metaverse itu maya sekaligus nyata dan nyata sekaligus maya.
Batas antara yang nyata dan maya menjadi kabur, bahkan seakan hilang dalam jagad metaverse.
Di balik tokoh-tokoh dan avatar gim yang dimainkan bersama bahkan secara global, misalnya, ada para pemain nyata dengan perasaan manusiawi yang nyata.Â
Mereka ini berinteraksi di dalam dunia game yang seolah maya, tetapi juga sekaligus nyata! Waktu, tenaga, dan dana dihabiskan di dunia maya/nyata ini. Solidaritas dan interaksi manusiawi pun bisa tumbuh di dalam realita maya/nyata dunia game.Â
Tak heran, E-sports menjadi tren baru untuk bermain, bersosialisasi, dan mencari pendapatan. Para gamer dan youtuber gim dan topik uang kripto menjadi idola baru, menggeser para artis dan atlet.
Perkembangan metaverse ke depan
Raksasa teknologi yang sebelumnya dikenal sebagai Facebook telah melakukan investasi signifikan dalam realitas virtual, termasuk akuisisi Oculus pada 2014.Â
Meta menjadi payung aneka merek dagang seperti Facebook, Instagram, dan WhatsApp. Mark Zuckerberg membayangkan dunia virtual di mana avatar digital terhubung melalui pekerjaan, perjalanan, atau hiburan menggunakan headset VR.
Zuckerberg percaya bahwa metaverse akan bisa menggantikan internet seperti yang kita kenal saat ini.Â
"Platform dan media berikutnya akan menjadi lebih imersif dan mewujudkan internet di mana Anda berada dalam pengalaman, tidak hanya melihatnya. Kami menyebutnya metaverse," kata CEO Meta Mark Zuckerberg beberapa waktu lalu setelah mengungkapkan penjenamaan ulang Facebook Inc.
Tim Sweeney, CEO perusahaan Fortnite, mengatakan, "Bukan rahasia lagi bahwa Epic berinvestasi dalam membangun metaverse."Â