Mohon tunggu...
Inspirasiana
Inspirasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer Peduli Edukasi.

Kami mendukung taman baca di Soa NTT dan Boyolali. KRewards sepenuhnya untuk dukung cita-cita literasi. Untuk donasi naskah, buku, dan dana silakan hubungi: donasibukuina@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Wawancara Eksklusif dengan Bu Roselina Tjiptadinata

21 November 2021   11:43 Diperbarui: 21 November 2021   20:29 564
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ibu Roselina dan Pak Tjiptadinata di Kota Maratea, Italia | Foto milik Roselina Tjiptadinata

Jika kita berbicara tentang Pak Tjip, maka Bunda Rose tentu teringat. Dua sejoli yang aktif di Kompasiana. Siapa yang tidak kenal?

Penulis sendiri terheran-heran. Bagaimana bisa sepasang suami istri punya hobi yang sama. Mau dikepoin, tapi mereka tinggal di Australia. Ongkosnya mahal tak karuan.

Sekilas dilihat pencapaian Bu Rose masih kalah jauh dari Pak Tjip. Beliau baru memproduksi 987 artikel sejak 2013. Mungkin saja, karena Bunda Rose sibuk nyapu, ngepel, masak, sementara Pak Tjip hanya ongkang-ongkang kaki menyalurkan hobinya.

Aih, teori konspirasi.

Jadilah penulis menghubungi beliau. Iseng saja, tersebab Ayahanda Tjiptadinata sudah pernah diwawancarai. Tidak komplit rasanya jika Bunda Rose tidak membeberkan rahasianya.

Lagipula jika kita tidak mendengarkan langsung dari Bunda Rose, kita mungkin tidak memahami isi pikiran dan hati kedua sejoli ini. Tidak komplit rasanya.

Yuk kita mulai!

Selamat Pagi Bunda, sejujurnya jarang ada seseorang yang seusia Bunda tapi masih aktif menulis. Selain itu, Bunda tulisannya juga bagus dan enak dibaca. Sejak kapan ya Bunda mulai menulis?

RT: Bunda sewaktu di SMA Don Bosco sudah aktif menulis di Majalah Gema Don Bosco. Saat itu Bunda sebagai staf redaksi. Pemred nya kebetulan Papa Tjip. Jadi, begitu melihat Papa Tjip rajin menulis, Bunda jadi ikut-ikutan.

Nah, hobi ini masih berlanjut sampai sekarang. Pak Tjip rajin menulis, Bunda juga. Gimana ya rasanya menjadi pasangan suami istri yang punya hobi yang sama? Apakah itu adalah hal yang menggembirakan atau justru sebaliknya?

RT: Sejak menikah kami sudah sepakat untuk saling mendukung da menyamakan hobi. Misalnya, Papa Tjip dulu tidak hobi berenang. Tapi, setelah menikah kami selalu berenang bersama. Sama-sama menekuni hobi sungguh sebuah kebahagiaan tersendiri.

Pertanyaan kepo berlanjut lagi: Apakah Pak Tjip pernah dijewer gegara terlalu sering menulis?

RT: Pak Tjip kapan tahu menulis dan kapan waktu untuk keluarga. Kami sudah bersama 56 tahun. Jadi sudah tahu persis sifat masing-masing.

Selama ini Bunda dikenal sering membuat tulisan yang berseri dan panjang mengenai perjalanan hidup. Bagaimana cara Bunda mengingat semuanya ya?

RT: Pedomannya adalah membuka album foto. Dan menulis berdasarkan daya ingat semata. Karena itu ada bagian yang tercecer.

Apa yang Bunda rasakan selama menulis dan berbagi?

RT: Bunda senang, karena ternyata banyak yang membaca dan memberi dukungan.

Kami sering melihat tulisan Bunda bertenger pada kolom Nilai Tertinggi. Tentunya ini adalah upaya yang tidak biasa. Selain Bunda dicintai, Bunda juga rajin menyapa. Bagaimana sih resepnya?

RT: Tujuan menulis selain dari mencegah kepikunan, juga menjalin hubungan persahabatan.

Jadi, menurut Bunda menyapa sesama Kompasianers itu kewajiban atau hobi ya?

RT: Menurut Bunda, saling menyapa adalah tata krama. Kita bernaung di bawah satu atap, aneh rasanya kalau cuman menulis dan diam.

Bagaimana Bunda membagi waktu antara menulis dan kewajiban sehari-hari?

RT: Bunda selalu menomor satukan kewajiban sebagai isteri. Saat Pak Tjip menulis atau membaca, maka Bunda memanfaatkan waktu untuk menulis. Malam tiba giliran menjawab komentar, setelah makan malam. Sabtu Minggu offline karena bersih-bersih rumah dan mengerjakan berbagai urusan rumah tangga.

Banyak yang menjadikan Bunda panutan. Baik dalam contoh kehidupan sehari-hari, maupun sebagai penulis di Kompasiana. Adakah pesan Bunda kepada teman-teman?

RT: Pesan Bunda, mari kita rawat hubungan persahabatan dengan saling menghargai.

Bagaimana Bunda melihat dan menyikapi noise-voice yang sedang berlangung di Kompasiana?

RT: Beda pendapat adalah wajar dalam satu organisasi. Yang Bunda sayangkan adalah ribut masalah K-Reward.

Seperti pada pertanyaan kepada Pak Tjip. Apakah Bunda punya saran untuk Admin Kompasiana?

RT: Saran Bunda: Sebelum melakukan perubahan aturan, alangkah baiknya bila diumumkan terlebih dahulu. Hal ini demi mencegah terciptanya hubungan harmonis antara Admin dan Penulis.

Nah, mumpung K-Awards sedang hangat-hangatnya. Pertanyaan, Bunda kan rajin menulis. Tapi, selama ini tidak pernah masuk nominee?

RT: Karena tujuan awal menulis memang tidak terpikirkan untuk mendapatkan apa-apa. Jadi saya sama sekali tidak kecewa.

Nominee K-Award 2020 dan 2021 ini minim kaum wanita. Apakah Bunda punya tanggapan?

RT: Mungkin Admin punya pertimbangan tersendiri ya.

Nah, ini  tentang pengalaman Pak Tjip sewaktu menjadi Kompasianer of The Year. Waktu itu kan Pak Tjip terpilih pada tahun 2014. Bocorin dong rahasianya. Apakah Pak Tjip jingkrak-jingkrak kegirangan? Hehehe

RT: Sifat Pak Tjip kalem, tidak suka berisik. Waktu namanya dipanggil Pak Tjip hanya tersenyum. Bunda tentu ikut senang.

Seandainya Bunda Rose terpilih jadi Kompasianer of The Year 2021, bagaimana perasaanya, Bun?

RT: Itu layaknya mimpi kejatuhan rembulan kali. Hehehe.

Apa harapan Bunda tentang Kompasiana sekarang dan ke depan nantinya?

RT: Harapan Bunda agar hubungan antara Admin dan Penulis bisa lebih fleksibel. Sehingga bila ada masalah, dapat diselesaikan secara kekeluargaan.

Terakhir, Bun. Apakah rindu tanah air? Apa yang paling dirindukan ya?

RT: Rindu kampung halaman dan sanak keluarga, serta teman-teman semuanya.

**

Nah inilah rangkaian wawancara singkat Tim Inspirasiana kepada Bunda Roselina Tjiptadinata. Kamu, kamu, kamu, dan kamu bisa punya tanggapannya tersendiri.

Namun, meskipun opini ini bersifat tendensius, penulis sangat berharap Bunda Rose bisa terpilih sebagai Kompasianer of The Year tahun 2021. Bukannya mendiskreditkan calon lainnya, namun kenyataan berbicara.

Bunda rajin menulis. Ia melakukannya tanpa pamrih. Rajin menyapa, dan memberikan suasana hangat di hati. Dan yang terpenting, beliau telah menjadi sosok penyejuk, menjadi sosok perimbangan noise-voice yang sesuai dengan tema 13 tahun Kompasiana.

Akhir kata, kami dari Inspirasiana mengucapkan selamat kepada Pak Tjip dan terutama Bunda Rose atas terpilihnya menjadi Kompasianer of The YES 2021.

**

Acek Rudy for Inspirasiana

Tulisan ini berhak cipta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun