Jadi, apa yang bisa kita lakukan untuk mengatasi masalah ini?Â
Kondisi yang begitu timpang antara jumlah tenaga profesional kesehatan mental dengan pasien membuat beban seorang psikolog dan psikiater lebih berat.
Seperti halnya penyakit fisik, ada pula pertolongan pertama yang dapat kita lakukan terhadap penderita penyakit mental. Langkah ini bisa diterapkan untuk orang-orang terdekat.
Yang pertama perlu kita perhatikan adalah apakah ada orang terdekat yang menunjukkan tanda-tanda stres berkepanjangan, depresi atau bahkan punya pikiran untuk bunuh diri (suicidal thought).Â
Jika ada, kita bisa mendekati secara aktif dengan menanyakan keadaannya dan mendengarkan permasalahannya tanpa menghakimi. Hargai dan berikan validasi atas pandangannya mengenai masalah yang ia hadapi.
Tapi kita juga harus menghormati dan tidak memaksanya untuk bercerita jika ia belum siap. Tidak perlu memaksakan bantuan kepadanya jika belum mau atau merasa belum butuh.Â
Kalau ia merasa butuh bantuan profesional, kita bisa mendukungnya dengan memberikan informasi bermanfaat seputar pengobatan kesehatan jiwa dan bila ia perlu ditemani, luangkan sedikit waktu untuk menemaninya berobat.
Jangan pula bersikap menggurui apalagi membanding-bandingkan masalahnya dengan masalah kita atau orang lain. Hal itu hanya akan membuatnya lebih terpuruk.
Dan yang juga tidak kalah penting adalah kita tetap harus menjaga keselamatan diri kita sendiri. Jika ia punya kecenderungan untuk menyakiti orang lain, kita tentu harus lebih hati-hati.Â
Kita juga tidak perlu memaksakan diri untuk mendengarkan ceritanya saat kondisi jiwa dan emosional kita sedang tidak baik-baik saja. Kita bisa tawarkan padanya untuk cerita di lain waktu ketika kondisi jiwa dan emosional kita sudah lebih baik.
Wasana Kata