Mahalnya biaya layanan kesehatan mental juga menyulitkan masyarakat untuk memperoleh bantuan profesional.
Biaya konsultasi ke psikolog dan psikiater bervariasi. Di rumah sakit, biaya konsultasi psikiater bisa lebih murah, sekitar Rp 75 ribu-Rp 350.000 (belum termasuk obat). Ada pula yang bisa menghabiskan Rp 300 ribu -- Rp 500 ribu untuk sekali konsultasi selama 30-60 menit. Ini juga di luar resep obat.
Biaya yang dikeluarkan bisa lebih murah atau mahal tergantung berat ringannya penyakit, pengalaman psikolog atau psikiater yang menangani dan sebagainya.
Sayangnya, program jaminan kesehatan dari pemerintah, seperti BPJS, belum dapat men-cover kebutuhan para penderita gangguan mental.
Tapi cukupkah pemerataan fasilitas dan tenaga profesional untuk memberikan penanganan kesehatan mental yang lebih baik?Â
Jawabannya tidak.
Ketersediaan fasilitas dan tenaga profesional di bidang kesehatan mental yang memadai belum cukup untuk mewujudkan perawatan kesehatan mental bagi semua.
Di negara maju seperti Amerika Serikat penanganan kesehatan mental saja belum ideal. Padahal Amerika Serikat punya organisasi acuan psikologi bagi hampir seluruh mahasiswa psikologi di dunia, termasuk di Indonesia, yaitu American Phsycological Associations (APA).
Dibandingkan dengan Indonesia, mereka memiliki tenaga kesehatan mental profesional yang lebih banyak. Bahkan mulai tahun 2019, 9 dari 51 negara bagian telah mewajibkan pendidikan kesehatan mental. Namun masalah kesehatan mental masih belum teratasi dengan baik.Â
Hal ini dibuktikan dengan jumlah orang dewasa pengidap depresi dan tidak mendapatkan perawatan yang dibutuhkan mencapai 57,2%. Dan angka tersebut tidak menurun sejak 2011.
Hal yang ironis mengingat Amerika Serikat merupakan negara maju dengan rata-rata tingkat pendidikan dan pendapatan penduduknya yang relatif lebih tinggi. Kondisi ini seharusnya membuat mereka lebih mudah dalam mengakses layanan kesehatan mental.